27: "Tidak Sama"

35 8 0
                                        

"Masih mau ke sana?" tanya Jeffrian kepada Joan setelah Desta menjelaskan bagaimana hubungan antara Nadhif dan Yera. "Lo denger apa kata Desta, ibaratnya Nadhif sama Yera itu, serupa kayak lo sama kembarannya," jelas Jeffrian.

Malam ini laki-laki bertubuh tinggi itu tidak dapat menahan amarahnya. Dia ingin menarik tangan Joan keluar dari kerumunan dan mengatakan, sudahi saja hubungan itu.

"Gak enak, Jep, ini baju dari Nadhif dan gak mungkin aku gak nyamperin Yera. Apalagi aku orang pertama yang dia kasih undangan."

"Ck, terserah," decak Jeffrian. "Cepetan, gue gak mau bohong sama ayah lo. Gak hidup lo aja yang mau gue urus," sambungnya dan Desta yang mendengar hanya bisa diam melihat sepasang manusia di depannya.

Mereka tetap membiarkan Joan pergi dan Desta sesekali melirik Jeffrian yang terlihat menyeramkan. Seperti akan memakannya saja.

"Lo suka sama Joan?" Desta tidak bisa menahan rasa penasarannya dan dia dibuat menyesal karena tatapan sama yang dilemparkan Jeffrian kepadanya. "Nanya doang, gak mungkin kalau temen semarah itu," sambungnya untuk meluruskan pertanyaan agar Jeffrian tidak marah.

"Kalau lo kayak gitu, berarti lo suka dia?" Jeffrian malah melemparkan pertanyaan, tetapi dengan ekspresi yang sudah berubah.

"Ha?"

Terkejut? Tentu saja, siapa pula yang tidak takut dengan perubahana wajah ala psikopat seperti itu.

"Yang gue tanyakan tadi tandanya suka?" Jeffrian mengulang pertanyaannya.

"Masa lo nanya sama gue, lo yang punya perasaan loh."

Mata Jeffrian tidak lepas dari punggung Joan yang berjalan menuju keramaian di depannya. "Kalau buat sekarang gue gak mau suka sama dia," gumamnya pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Desta.

Tidak tahu apa yang akan dikatakan lagi, Desta izin untuk bergabung dengan temannya yang lain karena percuma dia berada di sana jika fokus Jeffrian tertuju kepada Joan.

🐣HIRAETH🐣

Ada rasa sesal datang di acara yang sangat meriah ini. Joan merasa tidak dianggap, bahkan saat dia menghampiri Angga dan Hana, mereka malah diam ketika Joan datang dan hanya memperlihatkan senyum masing-masing. Terasa aneh, bahkan temannya pun bersikap sama kepadanya.

Sejak tadi, Jian pun tidak terlihat. Entah ke mana dia pergi karena masalahnya Alby bersama dengan Nadhif dan Yera.

Semua sibuk dengan temannya masing-masing, ditambah lagi ketika acara sudah dimulai dan untungnya Jian datang ketika Joan meneleponnya.

"Dari mana? Kenapa itu mata?" tanya Joan.

"Tadi abis dari toilet, pada sibuk kaliannya. Lo juga sama si Jeff, gak enak ganggunya. Si Hana juga sibuk sama Angga."

Joan mengangguk sambil tersenyum, bahkan dia pun diabaikan saat berada di sana. Seakan menjadi obat nyamuk.

"Biarin aja dah, selagi masih bisa bahagia, gak apa-apa. Masing-masing kita punya bahagia sendiri," ucapnya pasrah. "Itu mata kenapa? Belum dijawab, loh."

Jian melihat pantulan matanya dari layar ponsel, lalu menggelengkan kepala. "Tiba-tiba aja, weh, gak tau kenapa ini mata gue!" jawabnya histeris, lalu melempar senyum ketika Joan menatapnya tajam. "Gak apa-apa, Jo. Mungkin karena soflen aja kali," jawabnya.

Tidak lama setelah itu, Hana ikut bergabung dengan kedua temannya karena Angga pergi bersama dengan Jayden menemani Alby dan Nadhif untuk meramaikan acara.

"Gue mau pulang cepat, gak enak sama si Jep. Dia gak nyaman gitu kayaknya," bisik Joan kepada Jian dan tatapan mereka serentak mengarah kepada Jeffrian yang ada di belakang dekat pintu masuk.

HIRAETH - Ryujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang