-Kais POV-
Pada tengah malam ini, akan ada pertarungan dan kali ini giliran ku yang bermain. Banyak yang datang untuk menyaksikan pertarunganku, mereka ketagihan dan membutuhkan pertunjukkan yang seru lagi, artinya banyak orang yang datang menonton, banyak juga uang yang di pertaruhkan pada pilihan fighter mereka.
Dan itu sangat bagus untukku. Alasanku bertarung hanyalah demi uang dan pelampiasan akan penyesalan yang selalu menghantuiku. Sebuah mimpi buruk namun mimpi ini adalah nyata, bukan sekedar mimpi. Meski aku berharap lebih baik mimpi yang tidak nyata.
Bertarung hal yang sudah biasa aku lakukan. Aku mati rasa, emotionless, sudah sejak aku kecil. Aku belajar untuk menyembunyikan perasaanku, melatih diriku untuk menjadi kuat, physically and emotionally.
Aku hidup dan tumbuh besar melihat bahwa dunia ini memberikan kesakitan dan penderitaan. Di dunia ini, memakan atau termakan, aku bertarung untuk bertahan dan tidak akan membiarkan diriku di kalahkan. Luka dan memori pahit memberikanku kekuatan. Mataku tidak pernah lepas dari mangsaku hingga berhasil aku tumbangkan.
Begitulah cara main diriku saat bertarung. Di hidupku tidak ada yang berarti, itu sudah sirna sangat lama. Aku sangat tau, aku tidak pantas mendapatkan cinta di dunia ini, bahkan cinta yang di berikan oleh satu-satunya orang yang menyayangiku, diambil begitu saja oleh kekejaman orang yang paling aku benci.
Aku membenci diriku yang memiliki kesamaan pada orang itu. Mata, wajah, sifat dan semuanya mencerminkan dirinya. Kenapa aku tidak mirip saja dengan mama? Akan lebih bagus dari pada pria bajingan itu.
"Red."
Aku mendongak untuk melihat orang yang memanggilku. Dia lah yang mengundangku ke pertanding di arena nya karena banyak penontonnya yang ingin menyaksikan diriku membrutal habis musuhku.
"Thank you, sudah mau bergabung malam ini."
Aku mengalihkan mataku kembali melilitkan kain panjang berwarna merah di satu tanganku yang lainnya. Dia bernama Victor, yang mengadakan arena pertarungan illegal di sebuah gedung terbengkalai yang ia jadikan tempat acara, tempat dimana aku berada sekarang.
"I can't say no to the money, " ucapku datar.
"Tonight, you will make some big money. Trust me."
Aku meliriknya tajam sekilas lalu balik fokus pada tanganku, memastikan kain nyaman di tanganku dan melindungi saat aku melayangkan tinju demi tinjuan dengan leluasa.
"I don't trust you or anyone, " ucapku menahan amarah. "Except my brothers, " lanjutku.
Benar, aku tidak dapat mempercayai orang lain selain saudara-saudaraku yang ada di Semper Fi. Awalnya mereka hanyalah orang asing, bahkan saat aku mulai bergabung ke dalam geng mereka, aku tidak langsung mempercayai siapapun, alasanku menerima tawaran masuk ke geng adalah aku pikir akan menyenangkan dan menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Checkmate, Bad Boy [ SOON ]
Romansa[Semper Fi #3] Kalea Moore adalah gadis yang kuat, ceria, polos, dan baik meski dirinya mengalami siksaan dari ayahnya. Ia terpaksa bekerja sebagai pelayan di club untuk mencukupi kebutuhan yang kurang hingga saat dirinya hampir mengalami pelecehan...