"Prada Wake up! It's 7!"
"Gausah teriak-teriak Cesa."
"You better wake up now then."
Prada mengerang malas. Namun tak hayal ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Namun, tak lama setelahnya ia kembali keluar.
"Kenapa keluar lagi?"
"Lupa baju sama handuk."
"Astaga Prada!" Cesa mengusap rambutnya kesal sambil menyerahkan baju dan handuk Prada. Sementara Prada hanya berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Emang lo gak kerja?" tanya Cesa sambil memberikan handuk tersebut.
"Kerja. Jam 9."
"Oh?"
"Lo?"
"Gue ada meeting jam 8, jadi harus segera sampai kantor. Gue duluan gak papa?"
"Oke," jawab Prada sambil kembali memasuki kamar mandi dengan membawa handuk yang di bawakan Cesa.
Cesa segera mengambilkan pakaian Prada dan meletakannya di kasur. Lalu dengan cepat ia menyisir rambutnya. Tak lupa menggunakan make up sebisanya dan menggunakan sepatunya. Melihat kembali jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh empatpuluh menit. Dengan cepat ia mengambil tasnya dan berjalan mengetuk pintu kamar mandi.
"PRADA?"
"YA?"
"GUE BERANGKAT. BYE!"
"HATI-HATI JANGAN NGEBUT!"
Cesa tak menjawab langsung berlari keluar dari apartemen tersebut. Ia menaiki lift yang akan membawanya ke basement dimana ia memarkir mobilnya. Sebenarnya bukan mobil Cesa, milik Prada.
Ia keluar dari lift begitu sampai di basement dan berjalan menuju mobil yang akan di kendarainya. Untunglah ia menginap di tempat Prada, ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia harus berangkat dari rumahnya. Jarak rumah dengan kantornya memakan waktu kurang lebih satu jam jika tidak macet sedangkan jika dari apartemen Prada atau Yuda hanya memakan waktu paling lama tigapuluh menit saja.
Cesa sebenarnya sudah merencakan menyewa apartemen di salah satu gedung yang ada di lingkup elit tersebut, namun Yuda menolak dengan alasan Cesa bisa menginap dengannya. Moving together. Tapi kakaknya tidak mengizinkannya alhasil ia lebih sering menginap di tempat Prada.
Perjalanan kali ini hanya membutuhkan waktu duapuluh menit. Tidak begitu macet meskipun hari senin, thanks God for that. Cesa sampai di kantor pukul tujuh lebih empatpuluh delapan menit. Cukup bagus ia tidak telat setelah hampor setengah jam berkutat dengan lalu lintas.
"Mbak Cesa!"
"Gimana Gin? Belum mulai kan rapatnya?" taanya Cesa sambil memberikan tas dan barang bawaannya yang lain kepada Gina, personal assistant-nya.
"Belum mbak, tapi mas Danang udah di dalam."
"Oke, aku bawa iPad aja, yang lain kamu taruh di ruanganku ya."
"Siap mbak!"
Setelah itu Cesa berjalan dengan cepat ke ruang meeting. Tepat setelah ia masuk, klien yang mereka tunggu datamg. Dengan sangat berpengalaman, Cesa mempersiapkan bahan yang sudah ia siapkan sebelum Prada mengganggu semalam.
Hampir dua jam membahas tentang produk yang klien yang akan mereka iklankan, akhirnya kesepakatan tercapai. Projek baru untuk team Cesa. Ini adalah kabar yang mungkin terdengar biasa, pengalaman bekerja Cesa selama empat tahun mengabdi ke perusahaan ini bukanlah omong kosong belaka.