Eleventh

2.4K 265 42
                                    

Jungwon tersenyum emang melihat Jay yang memakan sarapannya dengan tenang.

Tangannya terulur untuk mengusak rambut Jay, namun hal itu justru membuat Jay tersentak dan ketakutan.

"Jay, angkat kepala kamu" pinta Jungwon dengan lembut.

"Jay, kamu gak denger aku ngomong?"

Tanpa menunggu lagi, Jay langsung mendongakkan kepalanya walau tak menatap Jungwon.

"Hari ini aku ada schedule ke luar kota, pulangnya mungkin tengah malam nanti atau mungkin besok pagi. Kamu dirumah seharian gapapa kan?"

Jay mengangguk, "Iya, gapapa"

Jungwon menghela nafas, Jay yang ketakutan sangat tidak menarik dimatanya. Ia lebih suka Jay yang manja dan suka merengek.

Jungwon meletakkan sumpitnya lalu berdiri dan berjalan memutari meja, menghampiri Jay yang duduk didepannya.

"Sini" Jungwon menarik pelan bahu Jay untuk berdiri.

Grep

"Eum~ Sayangnya Jungwon jangan nunduk terus dong, nanti aku gak bisa liat wajah cantiknya~"

Jay hanya diam menikmati pelukan hangat Jungwon. Matanya terpejam saat tangan besar Jungwon mulai membelai kepala belakangnya.

Jungwon menarik kedua tangan Jay untuk dikalungkan dilehernya, dan menyamankan kedua tangannya sendiri di pinggang Jay.

Jungwon menyatukan kening mereka. Menggoyangkan tubuhnya seakan sedang berdansa ringan walau tanpa iringan musik.

"Kita udah lama gak makan diluar kan sayang? Besok, aku akan libur setelah pulang dinas. Kamu mau kan makan diluar sama aku?" Tatapan Jungwon melembut.

Jay mengangguk, namun tak lama ia tersentak.

"I-ya! Aku– aku mau kok" jawabnya cepat.

Jungwon tersenyum, lalu mengecup kening Jay sedikit lama hingga Jay memejamkan matanya.

Grep

Tubuh ramping Jay kembali Jungwon peluk, sangat pelan seakan takut menyakiti Jay. Lama mereka saling berpelukan sampai Jay merasa aman lagi dalam pelukan Jungwon, rasa takutnya semakin berkurang dan berkurang.

Namun sayangnya, dering ponsel Jungwon membuat pelukan mereka harus terlepas.

"Inget kata aku, jangan bukain pintu selain untuk aku. Kamu ngerti kan Jay?"

"Iya aku ngerti. Kamu... Hati-hati dijalan ya?" Cicit Jay takut-takut.

Jungwon tersenyum dan mengangguk.

Chup

"Aku berangkat sekarang ya" ucap Jungwon setelah mencium singkat bibir Jay.

Jay melambaikan tangannya saat Jungwon memasuki lift, lalu kembali ke dalam setelah pintu lift tertutup.

Jay melakukan aktivitasnya seperti biasa, mandi, beres-beres, mencuci baju, menyetrika dan menyiapkan bahan untuk masak makan siangnya.

Ting nong

Tangannya berhenti memotong tomat, ia menatap ragu pintu masuk itu. Membiarkan sampai suara bel itu berhenti.

"Ah permisi? Apa ada orang? Saya Nicholas, tetangga baru dilantai atas. Saya cuma mau ngasih kue buatan saya hehe, sebagai salam perkenalan"

Walaupun ragu, Jay tetap melangkahkan kakinya mendekati pintu. Lalu mengintip lewat lubang pintu.

Di sana ada seorang lelaki yang sedang hamil, cukup besar. Mungkin sudah memasuki bulan ke-tujuh.

Cklek

"Oh halo?" Sapanya riang.

Jay membalas membungkukkan tubuhnya.

"Ini, saya lagi belajar bikin kue. Eum semoga rasanya gak seburuk penampilannya ya?" Ujar Nicholas canggung.

"Ah iya gapapa, terima kasih"

Mata Jay tertuju pada perut buncit berisi janin itu.

"Usianya udah 32 Minggu, dan jenis kelaminnya laki-laki. Saya cuma berharap kalau dia nanti akan mirip ayahnya, biar tinggi dan ganteng haha"

"Eh kamu juga cantik, pasti nanti anaknya juga akan ganteng dan cantik"

"Ahaha makasih loh"

Nicholas kembali ke apartemennya setelah berpamitan dengan Jay, ia bilang masih banyak kotak kue yang harus ia bagikan pada semua penghuni gedung. Pengantin baru memang harus ramah pada tetangga, apalagi sekarang sedang mengandung.

Jay pun kembali masuk dengan sekotak kue coklat ditangannya.

"Eum rasanya gak terlalu buruk"















Dimana ada Jay, disitu ada Nichol 😆👍
Jgn bosen kalo Nemu Nikol okeyyyy~~

Next?

Toxic Relationship; Wonjay✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang