Thirteenth

2.3K 238 41
                                    

Jay bergerak gelisah dalam duduknya, Jungwon sama sekali tak mau bersuara sejak mereka menaiki mobil untuk pulang.

"Jungwon, kamu percaya sama aku kan? A-aku gak pernah ngelakuin itu sama siapapun, apalagi Sunghoon"

Jungwon tak merespon apapun, pandangannya fokus ke jalanan.

Entah apa yang ia pikirkan, Jay hanya ingin Jungwon mempercayainya. Setidaknya untuk hal ini.

Jungwon menepikan mobilnya di jalanan sepi.

"Jay, aku mati-matian nahan nafsu supaya gak nyentuh kamu sampai hari pernikahan kita nanti. Tapi kalo ternyata kamu udah gak suci lagi..."

Pandangan Jay mulai mengembun.

"Jungwon~ Aku mohon, percaya sama aku. Kamu tau kan aku orangnya kaya gimana? Aku gak mungkin gegabah sampai ngasih sesuatu yang aku jaga untuk suami aku nanti. Jungwon, aku mohon. Kali ini aja, aku mohon percaya sama aku"

Jungwon menolehkan kepalanya, menatap wajah Jay yang menatapnya memelas.

Tapi...

"Turun" ucap Jungwon dingin.

Setetes air bening lolos dari mata Jay, ia menggeleng pelan.

"Jungwon, jangan kaya gini. Aku–"

"Aku gak akan ngulang omongan aku lagi, jadi turun sekarang sebelum aku yang seret paksa kamu keluar"

Jay semakin menggelengkan kepalanya ribut, "Jangan Jungwon, jangan tinggalin aku disini. Aku mohon percaya sama aku"

Brak

Jungwon keluar dari mobil dan menyeret Jay keluar dari mobil.

"Jungwon, aku mohon percaya sama aku! Jungwon!"

Sret

"Aw!"

Jungwon menghempaskan tangan Jay yang menahan lengannya, "Diam disini sampai aku kembali dan jemput kamu lagi"

"Tunggu! Jungwon! Jungwon jangan pergi! Jungwon! Jungwooon!" Jay mengetuk ribut kaca mobil Jungwon, tapi Jungwon tetap menjalankan mobilnya. Tak menghiraukan Jay yang berlari mengejarnya hingga terjatuh.

"Jungwon... Jangan tinggalin aku..." tangis Jay pecah seketika.

Rasa perih mendera lututnya yang bergesekan dengan aspal kasar, telapak tangannya juga terluka karena terjatuh.

Jay memaksakan diri untuk bangkit dan duduk di halte tua yang entah masih digunakan atau tidak. Banyak lumut dan rerumputan liar yang menghiasi halte itu.

Jay memeluk tubuhnya sendiri. Ia hanya memakai kemeja tipis dan celana pendek. Ponsel dan dompetnya tertinggal di mobil Jungwon. Jay benar-benar tak membawa apapun selain dirinya sendiri.

Waktu terus berlalu, tapi Jungwon tak kunjung datang menjemputnya.

"Jungwon, kamu akan jemput aku kan? Kamu gak akan buang aku disini kan?" Gumamnya lirih.

"Kak Jay?" Seorang pemotor berhenti didepan halte.

Jay refleks berdiri, "D-daniel? Kamu ngapain disini?"

Daniel menyimpan helm nya dan menghampiri Jay.

"Daniel yang harusnya nanya, Kak. Kakak ngapain disini? Kakak sendirian? Kak Jungwon kemana? Ini jauh banget loh dari apartemen kalian"

Jay menggulirkan matanya, "A-a... Eum... Kakak eung... Tersesat?"

Daniel mengernyit mendengar jawaban ragu dari Jay, pasti ada yang tidak beres dengan hubungan kakaknya dengan Jay. Walaupun tak pernah tinggal serumah, tapi Daniel sedikit paham dengan karakter Jungwon yang sekarang.

"Kakak jangan bohong, pasti Kak Jungwon ninggalin Kakak disini kan?" Melihat Jay yang hanya diam saja, Daniel menyimpulkan kalau perkiraannya memang benar.

"Hah ya udah, daripada Kakak disini mending ikut ke kosan aku aja, gimana?"

Jay mendongak menatap Daniel, "Daniel ngekos?"

Daniel mengangguk, "Iya, mau ya?"

Jay menundukkan kepalanya, menggerakkan kakinya abstrak.

"Jungwon nyuruh Kakak nunggu sampe dia balik lagi" ucap Jay dengan bibir mengerucut.

Daniel menghela nafas, "Kak, ini udah jam 3 pagi. Aku aja gak akan keluar kalo gak disuruh beli bubur sama temen kos. Dingin, Kak. Kakak bisa hipotermia loh kalo kelamaan diluar dengan pakaian Kakak sekarang. Jadi Kakak ikut Daniel dulu aja ya? Nanti Daniel anterin Kakak pulang, gimana?"

Setelah bujukan Daniel yang kesekian, Jay akhirnya mau ikut dengannya ke kosan.

"Sebentar, Kakak pake ini dulu" Daniel melepas jaket kulitnya dan menyampirkannya pada bahu Jay.

"Pegangan ya, Kak" Jay menurut dan memegang sisi kaos hitam yang dipakai Daniel.

"Daniel jalan sekarang ya, Kak"

Jay hanya mengangguk, menyandarkan tubuh lelahnya pada punggung tegap Daniel.








Annyeong!!!
Maaf bgt buat yg berekspektasi bakalan ada adegan ninaninu:)

Toxic nya Jungwon disini lebih ke fisik sama posesif yang sulit dikendalikan sih, bukan yang apa-apa nganu apa-apa nganu ya hehe

Seeeee youuuu guyysss~~~

Toxic Relationship; Wonjay✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang