7

1.8K 148 3
                                    

Bab 7 ; Jogging pagi

Jeongwoo nyesel nurut sama perintah pacar gemesnya buat jemput dia jam 6 pagi harus udah ke rumahnya, pas di jenguk ke kamarnya malah masih molor dia.

"Kalau masih tidur gini aku mending pulang" Ucap Jeongwoo sambil nahan kesel karena Haruto ngga bangun bangun daritadi dan malah peluk lengan kerasnya buat dijadiin guling.

"Jangan... Aku masih ngantuk Jewu, besok aja ya?" Tanya Haruto dengan mata yang masih tertutup.

"Kamu yang suruh aku buat jemput jam 6 pagi malah kamu masih tidur. Aku juga masih ngantuk sebenernya tapi aku rela jemput kamu on time biar ngga ngambek, Haru" Haruto membuka matanya pelan karena mendengar suara Jeongwoo yang udah ketahuan lagi nahan emosi.

Tangan lentik Haruto mengelus lengan keras Jeongwoo membuat helaan napas berat Jeongwoo terdengar di telinga Haruto.

"Jangan marah sama Ruru...." Ucap Haruto pelan tapi masih bisa didengar Jeongwoo.

"Aku ngga marah, aku emosi"

"Sama aja Jewu lagi marah" Jeongwoo memijat pangkal hidungnya, kepalanya jadi pusing karena tingkah Haruto yang bikin gemes!

"Hm"

Haruto mendongak ke atas untuk melihat muka pacar gantengnya, dia duduk di kasur pelan dan mendekati Jeongwoo membuat Jeongwoo kaget dengan kelakuan tak terduga dari Haruto.

"Maaf...." Ucap Haruto lirih. Tangannya memeluk leher Jeongwoo dan tubuhnya naik ke atas pangkuan Jeongwoo. Mukanya dia sembunyikan di leher Jeongwoo dan hidungnya menggesek pelan membuat Jeongwoo meremas sprei kasur Haruto dengan kuat.

Tangan kanan Jeongwoo melingkar indah di pinggang ramping Haruto biar Haruto ngga jatuh ke lantai.

"Aku maafin tapi harus jadi jogging pagi" Haruto mengangguk semangat, mukanya mendongak dan mengecup hidung mancung Jeongwoo membuat Jeongwoo terkekeh gemas.

"Oke! Aku siap siap dulu ya, kamu keluar dari kamar ku cepet!" Ucap Haruto, Jeongwoo tertawa kecil, dia mengangkat tubuh kecil Haruto buat turun dari pangkuannya.

"Pakai hoodie, biar ngga dilirik yang lain" Haruto mengangguk. Jeongwoo segera pergi dari kamar luas Haruto dan Haruto segera masuk kamar mandi buat cuci muka.

-oOo-

"Mama pesen sama aku, kamu harus minum susu biar ngga lemes" Ucap Jeongwoo di dapur dan Haruto mendekati pacarnya setelah itu peluk badan kekar Jeongwoo dari belakang, menyembunyikan mukanya di pundak lebar Jeongwoo.

"Mual kalau minum susu" Adu Haruto. Akhir akhir ini dia sering mual kalau minum susu yang biasanya dia minum pagi hari.

"Kamu belum makan makanya mual. Aku bikinin roti habis itu minum susunya" Kepala Jeongwoo menoleh sedikit ke belakang dan mengecup kepala Haruto lembut.

"Iya mas Jewu"

"Haru..."

Haruto melepaskan pelukannya dan terkikik geli, ia duduk di ruang makan dan Jeongwoo menyiapkan dua piring roti di meja makan.

"Hehehe, lucu sih kalau di panggil mas"

Jeongwoo mengusak rambut halus Haruto. "Iya, dihabisin makanannya dek" Ucap Jeongwoo membuat keduanya tertawa.

-oOo-

Setelah sarapan mereka berdua jogging di taman dekat rumah Haruto, banyak orang yang jogging pagi di taman karena tempatnya asri dan juga ngga banyak kendaraan yang lewat.

"Kalau capek bilang, biar aku gendong ya anak kecil?" Ucap Jeongwoo membuat Haruto yang baru pemanasan langsung noleh ke arah Jeongwoo.

"Aku bukan anak kecil dan stop panggil aku anak kecil!" Gertak Haruto. Penampilan dia persis kayak anak kecil sekarang, hoodie kebesaran bikin badan dia menciut di dalam hoodie.

"Oke oke" Jeongwoo ngalah tapi dia bakalan tetep panggil Haruto anak kecil, dalam batin.

"Ayo mulai" Ajak Haruto semangat padahal tadi ngerayu Jeongwoo buat besok aja joggingnya.

Mereka berdua jogging dengan langkah kaki yang sama dan Haruto yang menjadi menciut membuat pengunjung taman gemas.

"Kayak anak sama bapak ya" Ucap salah satu pengunjung taman yang bikin Jeongwoo pengen ketawa tapi dia tahan.

Sudah lima kali mereka muterin taman dan bikin kaki Haruto capek banget, kalau Jeongwoo masih keliatan kuat, malah dia selalu ninggalin Haruto yang lagi atur napasnya tiba tiba sesak.

"Tung- tungguin Jewu!" Ucap Haruto saat melihat Jeongwoo mendahuluinya.

Jeongwoo menoleh ke belakang dan melihat Haruto yang berhenti di tepi membuat Jeongwoo menghampiri pacarnya panik.

"Haru Kenapa? asma kamu kambuh?" Ucap Jeongwoo panik, Haruto mengangguk lemah dengan cepat Jeongwoo mengambil Inhaler dikantung celananya, karena dia selalu membawa alat itu untuk jaga jaga kalau Haruto sesak napas tiba tiba.

"Kamu hirup" Haruto menghirup inhaler dibantu Jeongwoo yang memencet ujung alat itu dengan teratur, menjeda sedikit untuk Haruto bernapas.

"Uughh.... hahh"

Jeongwoo mengelus punggung sempit Haruto lembut, Haruto masih mengatur napasnya yang mulai sedikit normal lagi.

"Aku gendong" Ucap Jeongwoo. Haruto ngga mampu ngelak lagi karena ucapan Jeongwoo udah mutlak buat dia.

Dengan enteng Jeongwoo menggendong badan Haruto di belakang punggungnya, tangan Haruto memeluk leher Jeongwoo dan kepalanya di taruh ke pundak lebar Jeongwoo.

Keduanya menjadi perhatian di taman, ada pengunjung yang memotret mereka dan ada pengunjung yang sedikit khawatir karena wajah Haruto keliatan pucat.

"Kita pulang ya, habis itu istirahat" Tanya Jeongwoo lembut. Haruto hanya menganggukkan kepalanya lemas.

"Makasih ya Jewu, Haru sayang banget sama Jewu. Kalau Jewu pergi Haru bakalan nangis terus kesepian, mama soalnya kerja terus sih" Ucap Haruto dengan polos, sesekali dia menghirup wangi maskulin dari ceruk leher Jeongwoo.

Jeongwoo terkekeh gemas, pacarnya ini emang gemes banget kalau lagi kayak gini tapi disisi lain dia juga sedih kalau Haruto udah kayak gini.

"Aku juga sayang kamu, Haru harus nurut aku sama mama juga ya. Aku ngga bakalan tinggalin kamu karena aku ngga mau liat kamu nangis, ru" Haruto tersenyum manis dia memajukan mukanya dan mencium pipi Jeongwoo lama membuat Jeongwoo ngga bisa tahan senyumannya.

Tolong inget tempat ya, masih di tempat umum lho :)

END

Lama ngga update cerita ini yaa, aku malah update book baru hehehe

Sewindu; Jeongharu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang