sikembar

10 4 0
                                    

"woiiii Vianaaaaaaaa!!! Ngape Lo gak bangunin gueeee!!!! Ini mah auto terlambat" Teriak Re keluar dari kamarnya masih dengan baju tidur hello Kitty pink yang ia kenakan, dirinya mencari keberadaan kembaran nya itu,dan sesuai dugaan kembarannya sedang menyantap roti panggang sebagai sarapan pagi ini dan sudah lengkap dengan seragam sekolah nya.

Viana,merasa namanya dipanggil,namun ia tetap melanjutkan sarapannya,malas untuk menjawab panggilan,karena sudah tau siapa yang memanggil nya.

"Woi viannaaa Nieraa!!!!budek lo?!!"bentak Re setelah didepan Vian yang sedang menyantap makanan nya itu.

"Apa?"tanya Vian dengan wajah datarnya.

"Apa apa nyadong!!? Taulah!!Lo ngape gak bangunin gueeeeeeeee!!!!!!!" Ujar Re dengan wajah emosinya, karena pertanyaannya diabaikan oleh kembarannya itu, udah wajahnya ngenekkin banget.

"Sadar diri.gue bangunin,Lo gak bangun bangun" jawab Vian cuek.
"Lo kalau bangunin yang tegas!!! Cubit kek apa kek,biar gue bangun,siram air juga boleh,kalo gini gimana jadinya bestiiuuu?!!!"

Krik ..krik..krik..

Tadak ada respon sama sekali dari Vian,ingin rasanya Re nelen gelas didepannya,tapi niatnya hilang saat mendapati sandwich keju di depannya, alih alih Re malah duduk dan mengambil sandwich dengan tangannya,namun telat, Vian lebih cepat mengambil piring berisi sandwich itu,manjauhkan dari manusia yang belum mandi itu.

"Woi ngape diambil!bawa sini!"
"Jorok" balas Vian dengan wajah jijik.
"Yaelah..sini! Biarin kan bukan elu,ntar gue malah telat ke sekolah,ini kan menghemat waktu,buru sini"

Vian mengembalikan piring isi sandwich ketempatnya kembali,ia malas mendengar suara kembarannya itu, karena Re tipe orang kaya batu,susah banget buat di nasehatin.

Selesai makan,Vian mencuci piring selelai ia pakai, kembali ke tempat duduknya untuk mengambil tas dan jaket kulitnya untuk berangkat ke sekolah,ia tak memperdulikan Kakak nya yang sedang makan dengan baju tidurnya itu.

"Lo berangkat dulu,ntar gw nyusul"ujar Re disela sela makan nya.

Tidak ada respon yang keluar dari mulut Vian,dua langsung pergi menuju pintu rumah.

"Yeekkk!sialan tuh bocah!awas aja lo! nanti malem gue nge reog dikamar Lo!"Gerutu Re sambil mengigit sandwich nya keras keras.

Beginilah keseharian nya dengan kembarannya itu, tidak ada akur akur nya, karena sang adik tidak pernah suka berbicara banyak,tapi ia masih bersyukur masih diberi seseorang yang bisa nemenin dirinya, begitupun sebaliknya Vian bersyukur karena masih ada Re yang masih disampingnya.Orang tua mereka meninggal 3 tahun lalu, mereka hidup dengan pembantu rumah nya,dan ada Abangnya yang biayayai semua keperluan mereka berdua.Tapi Abang nya tidak tinggal bersama mereka, pasalnya sudah menikah dan memiliki rumah sendiri, sebenarnya mereka diajak tinggal bareng,tapi menolak, karena rumah ini penuh dengan kenangan kedua orangtuanya.

©©©©©©

"Oi Vian,kakak lo nggak berangkat?"tanya Astrid teman sekelasnya.

Re dan Vian memang satu sekolah dan satu kelas, sebenarnya beda kelas, tapi Re merengek kepada kepala sekolah agar satu kelas dengan Vian kembarannya itu, dengan alasan kalau Vian yang meminta agar sama sama satu kelas. Heleh... padahal murni Re sendiri yang tidak mau pisah dari Vian wkwk,bukan karena apa,cuman Re kasihan kepada adiknya itu, takut Vian dibully karena terlalu diam.

"Telat" ujar Vian seadanya, matanya masih menatap layar ponselnya.

"Wahh parah sih,dia minta mati cepet kali ya,udh tau ini ada mapel nya Bu gendis"ujar Astrid dengan wajah seperti orang ketakutan,mendapat anggukan dari Salwa teman satunya itu. Mereka memang teman dekat Re dan Vian, tapi jika dengan Vian..ya.. gitulah tau sendiri,dia tak suka banyak ngomong seperti mereka bertiga termasuk kakaknya,Re.

"Yee..Lo kaya gak tau aja,si Reog kan punya nyawa 8, nyolong punya kucing"ujar Salwa ngawur,sambil mengipas ngipaskan wajahnya dengan buku LKS.

"Punya kucing aja bangga, punya Dugong dong..baru keren"balas Astrid tak mau kalah dengan pujian Salwa untuk Re.

"Wahhh.. sinting nya mengalir sampai jauh ya bund"ujar Astrid dengan gelak tawa yang cukup keras, begitupun dengan Salwa yang membalas dengan tawanya tak kalah keras.

Vian, dirinya hanya diam mendengar percakapan unfaedah dari kedua temannya itu, gajelas amat jadi orang batin Vian,sambil menggeleng gelengan kepalanya.

Obrolan gajelas Astrid dengan Salwa berhenti ketika bel masuk berbunyi. Dan... keadaan kelas menjadi sangat horor karena akan ada penghuni masuk kedalam kelas mereka,Bu Gendis guru fisika dengan tampang mirip hantu soduko wkwkw.

-------©©©©©©--------

hai..hai..hai...
Ciee udh mampir di cerita ke 3 Cha 😭 makasihh yakkk:)wkwk gjlasss.

Vote and comen kalian janlupa 🤸
Kan semangat ku..kalau tidak ada itu..ya aku lesu:(

Yok lah ditunggu ya comen kalian:)Cha bakalan lanjutin cerita ini kalo disuruh:(kalo nggak ada yg nyuruh...ya mandiri deh, Cha bakal tetep lanjutin

Bye bye janlup emot 🦄 ini yaa:)






ReVianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang