20

2K 133 5
                                    

Semua alat bantu medis yang terpasang ditubuh Haechan telah dilepaskan, dan dengan terpaksa dokter menyatakan kalau Haechan telah tiada.

Jelas itu membuat semua orang yang mengenal Haechan sangat terpukul dengan berita ini. Teman, sahabat, atau hanya sekedar orang yang kenal jauh dengan Haechan, semuanya terpuruk mendengar kabar Haechan telah tiada. Terutama keluarga Seo, dan juga keluarga Jung yang memang sudah mengenal Haechan sedari kecil. Bahkan mereka sudah menganggap Haechan sebagai bagian dari keluarga mereka

Hari ini adalah hari upacara pemakaman untuk Haechan. Tampak tubuh itu terbaring diatas peti matinya, wajahnya yang cantik tampak pias dengan bibir yang pasi dan mata yang tertutup.

Tak ada orang yang tidak menangis disana, terutama para sahabat Haechan dan juga keluarganya

"Hiks...... Haechan-ah kenapa kau jahat sekali Hiks...... Kau tidak ingin melihat keponakan mu? Bahkan dia belum lahir" Jaemin terus meracau disamping peti mati Haechan, hampir ambruk kalau saja tubuhnya tidak di tahan oleh sang suami yang sama kehilangannya dengan Jaemin

"Kenapa kau harus pergi Chan, hiks...... Bukankah kita sudah berjanji untuk terus bersama sampai tua? Hiks...... Kita masih muda, bahkan aku lebih tua dirimu. Kenapa kau harus pergi meninggalkan kami semua Haechan kenapa?" awalnya Renjun adalah orang yang bisa dibilang paling tenang saat mendengar kabar Haechan. Walaupun dia juga sama hancurnya dengan orang lain, tapi dia berusaha terlihat tegar di hadapan orang lain agar suasana tak semakin runyam. Tapi setelah melihat tubuh sahabatnya itu terbaring diatas peti mati, Renjun goyah. Dia tak kuat melihat kondisi Haechan dan menangis histeris juga

Lucas dekap tubuh calon istrinya itu, mengusap kepalanya dengan lembut dan mengecup pelipisnya agar sang empunya sedikit lebih tenang

Sedangkan disisi lain, para suami sedang menenangkan istri mereka masing-masing. Ten sudah dua kali pingsan, walaupun dia sudah bilang kalau dirinya telah ikhlas melepaskan Haechan. Tapi tetap saja, dia selalu tak kuasa menahan rasa sakit didalam hatinya kalau melihat raga sang anak yang terbujur kaku diatas peti mati

Taeyong pun sama, sedari tadi. Tak lepasnya tubuhnya dari dekapan sang suami karna sudah beberapa kali ambruk saat dia berusaha untuk mendekat pada peti mati calon menantu sekaligus keponakan kesayangannya itu

Mark? Dia sudah seperti orang gila yang lumpuh. Setelah mengamuk, tadi Mark dipindahkan kedalam sebuah kamar yang ada di gedung itu. Tubuhnya seolah mati rasa, dia bahkan terus terlentang sambil terus meraung dan meminta agar Haechan kembali

Hendery mendekat pada peti mati sang adik, dengan Xiaojun yang mengikuti dibelakangnya sembari menggendong seorang bayi. Adik kesayangannya ini sudah pergi, pergi untuk selama-lamanya. Hendery condongkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada wajah sang adik dan mencium keningnya sangat lama. Menangis diatasnya

"Hend, sudah. Tidak baik kau menangis diatas wajah Haechan langsung, Haechan tidak akan suka melihatmu seperti ini" ujar Xiaojun berusaha menenangkan sang suami, walaupun diapun sama terpuruk nya seperti Hendery. Namun dia berusaha tegar dan menguatkan suaminya. Dia tahu seberapa dekat dan sayangnya Hendery pada Haechan, bahkan kalau ada tawaran untuk menukar posisi Haechan saat ini. Sepertinya Hendery akan langsung menukarkan posisinya dengan Haechan tanpa pikir panjang asalkan sang adik bisa hidup dan sehat kembali seperti sedia kala



Brakk



Suara pintu terbuka dengan sangat keras membuat semua orang mengalihkan atensinya pada sumber suara, bahkan Hendery yang masih mencium kening Haechan pun kembali menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah sumber suara. Terlihat Mark yang baru saja membuat suara keras itu berdiri diambang pintu kamar dengan pakaian yang sangat berantakan, wajah yang kalau dan rambut yang sudah seperti sarang burung

Mark berjalan dengan tergesa, mendekati peti mati dan tersenyum manis setelah mendapati wajah kekasihnya. Dia dorong tubuh Hendery yang masih dekat dengan peti mati dengan kuat, membuat Hendery sedikit terhuyung

"Sayang, kok tidurnya disini sih? Udah capek banget ya, gasabaran banget sih pengen tidurnya" Mark terbahak-bahak, membuat semua orang yang ada disana menatapnya heran

"Mark, apa yang kau lakukan" tanya Jaehyun saat melihat Mark mencondongkan tubuh nya dan mulai menggendong Haechan

Mark tidak menjawab, dia angkat tubuh Haechan. Menggendongnya dan membawanya pergi dari sana membuat semua orang yang ada disana seketika panik

"Mark Jung, apa yang kau lakukan"

Jaehyun, Johnny dan juga Jeno langsung mengejar Mark yang berlari sembari menggendong Haechan masuk kedalam kamar yang tadi dia tempati. Menguncinya dari dalam setelah berhasil meletakkan tubuh Haechan diatas kasur

Mark berjalan menaiki kasur dan berbaring disamping Haechan, memeluknya dengan erat seperti orang ketakutan

"T-tenang saja sayang, aku sudah melindungi mu dari orang-orang jahat yang akan membakar mu. Mereka semua gila telah menganggapmu mati, padahal kau masih hidup" ucap Mark masih dengan memeluk Haechan dan menyembunyikan wajahnya ditekuk leher milik Haechan

Ceritanya disini kalo ada yang meninggal tuh Dikremasi gitu

"Mark buka!!! Apa yang kau lakukan, kau sudah gila" teriak Jaehyun dari luar sembari terus menggedor pintu

"Hyung!! Keluar lah, kau tidak kasihan pada Haechan? Kasihan Haechan Hyung dia sudah tenang" Jeno ikut berteriak, berharap Mark mau membukakan pintu dan  mengembalikan Haechan

Sementara Mark, dia terus mengeratkan pelukannta. Semakin menyembunyikan wajahnya di tekuk leher Haechan dan tubuhnya semakin bergetar hebat ketakutan

"Tak ada gunanya kita berteriak Jae, lebih baik kita dobrak saja" usul Johnny

"Ide bagus John" jawab Jaehyun

"Dalam itungan ke tiga"

"Satu"

"Dua"

"Tiga"


Gedubrakk


Pintu berhasil dibuka setelah didobrak oleh tiga orang bertubuh atletis itu

Namun mereka bertiga langsung melotot kalau melihat Haechan sedang berbaring dengan Mark yang memeluknya erat dengan tubuh yang gemetar, namun sepertinya Mark sudah pulas karna Tangan Haechan yang bergerak mengelus lembut kepala Mark sembari tersenyum dan menatap lekat wajahnya yang sedikit terlihat karna kebanyakan tersembunyi di tekuk lehernya

Haechan menoleh saat tiba-tiba pintu kamar terbuka, menampakkan 3 pria gagah kesayangan Haechan sedang berdiri diambang pintu dengan wajah terkejut setengah mati dan tak lupa mata mereka yang membulat sempurna

Lantas Haechan tersenyum kearah mereka dan menempelkan satu jari telunjuknya di depan bibir, kode untuk mereka supaya tidak berisik agar Mark tidak terbangun dari tidur pulsanya

Setelah melihat itu. Johnny, Jaehyun dan Jeno langsung ambruk begitu saja diambang pintu tak sadarkan diri, membuat para istri mereka panik dan langsung berlarian menghampiri mereka






_______________________

Tbc

Dominan Gagal [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang