HM || 10

378 27 0
                                    

******

“Bang, jadi kapan nih kamu mau ngelamar Jasmine?” tanya Arman, suaminya Hesti. Kini ada Arman, Hesti, Hanin dan Hazim tak lupa juga si bungsu, Alda. Mereka tengah makan siang bersama karena merupakan hari libur makanya semua lengkap.

“Uhuk!!” Hazim terbatuk mendengar pertanyaan sang ayah, kapan dia mengatakan ingin melamar Jasmine.

“Kok Ayah tiba-tiba nanya gitu? Emang Kak Hazim bilang sama Ayah kalau dia mau ngelamar Jasmine?” tanya Hanin menatap ayah dan kakak laki-lakinya itu secara bergantian.

“Kak Hazim ternyata diam-diam menghanyutkan juga ya?” goda Alda.

“Bener kamu mau ngelamar Jasmine, Haz?” tanya Hesti.

“Nggaklah, kata siapa? Ayah suka bercanda kalau ngomong, kapan aku bilang kalau mau ngelamar Jasmine?”

“Terus cincin dikamar Abang itu punya siapa coba?” tanya Arman, tempo hari ia tak sengaja menemukan sebuah kotak kecil yang berisi cincin berlian putih.

“Itu---”

“Udahlah Kak, bilang aja kali kalau mau ngelamar Jasmine. Sebelum Jasmine benar-benar lupain Kak Hazim, masa cewek secantik dia disia-siain gitu aja. Kalau aku jadi cowok, udah aku cintai sepenuh hati dan jiwaku. Iya nggak Kak Hanin?”

“Iya Dek, kalau aja Harris udah gede, udah Kakak jadiin Jasmine sebagai menantu Kakak,” timpal Hanin.

“Kalian apa-apa sih?”

“Nak, apa tidak ada sedikitpun rasa kamu untuk Jasmine?” tanya Hesti membuat Hazim terdiam.

“Jasmine itu anak baik, Bunda sudah mengenal dia dari dia kecil. Sifatnya sudah kita semua tahu, dia juga berasal dari keluarga baik-baik. Bunda berharap kalau Jasmine yang menjadi pasangan hidup kamu nanti.”

“Pikirkan baik-baik, Nak. Tanyakan pada hati kecil kamu, kalaupun tidak ada rasa kamu untuk dia, Bunda juga nggak bisa maksa.” Hazim masih terdiam.

***

Gimana move on nya, lancar?”

“Suka oleng tiba-tiba kalau deket dia,” jawab Jasmine.

“Berarti lo harus berjuang sekali lagi.”

Masa iya sekali lagi, waktu 10 tahun itu sangat lama bestie. Rasanya gue nggak sanggup jika harus mengulang waktu itu lagi sekarang,ucap Jasmine.

Iya sih.

“Nah, makanya itu.”

“Udah, nggak usah sedih ya bestie. Ingat, kalau jodoh tidak akan kemana tapi kalau tidak berjodoh, yaudah.”

Iya tahu kok.

“Udah dulu ya, ini suami gue baru pulang kerja. Gue mau ngurus dia dulu, dadah.”

Dadah.

***

“Loh ngapain ke sini?” tanya Jasmine tanpa basa-basi.

H A Z M I N E  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang