HM || 20

325 30 0
                                    

******

“Tante Hesti ngapain diluar malam-malam gini?” tanya Jeno ketika melihat Hesti berdiri di depan rumahnya seperti sedang menunggu seseorang.

“Eh, kamu Jen. Ini, Tante lagi nunggu Hazim pulang, dia tadi keluar bentar mau ketemu temennya tapi sampai sekarang masih belum pulang juga,” ucap Hesti.

“Kok Tante kayak khawatir gitu? Bukannya Hazim udah biasa ya pulang malam gini?”

“Tante cuman khawatir, Jen. Dia keluar dalam keadaan suasana hatinya yang sedang tidak baik, Tante takut dia kenapa-napa dijalan.”

“Tante doain aja supaya Hazim baik-baik aja dan selamat sampai pulang, mending Tante masuk terus nunggu di dalam aja. Ini udah malam, nanti Tante sakit gara-gara kedinginan. Palingan bentar lagi Hazim pulang,” ucap Jeno.

“Semoga aja, Jen.”

Hesti masuk ke dalam rumahnya, angin malam memang terasa sangat dingin bahkan Jeno saja merasa tidak sanggup jika berada diluar lama-lama.

“Semoga loh baik-baik aja, Haz. Jangan pernah lakuin hal bodoh ketika lo sedang kecewa,” gumam Jeno lalu masuk ke dalam rumahnya.

***

“Apa Tan? Kecelakaan? Dimana?” heboh Jeno setelah menerima telepon dari seseorang.

“Dari siapa Bang? Siapa yang kecelakaan?” tanya Jasmine kepo.

“Oke, aku ke sana sekarang sama Jasmine juga,” balas Jeno lalu menutup teleponnya.

“Kita harus kerumah sakit sekarang,” ajak Jeno. Ini sudah sangat malam, kedua orang tuanya saja sudah tidur begitu juga dengan Jevan. Hanya dua orang ini saja yang masih belum tidur.

“Kerumah sakit? Ngapain? Siapa yang kecelakaan tadi Bang?” tanya Jasmine.

“Tadi yang nelpon Tante Hesti, dia ngasih tahu kalau Hazim kecelakaan dan sekarang mereka lagi menuju rumah sakit, dia ditelepon oleh orang yang bawa Hazim ke rumah sakit,” jelas Jeno.

“Astaghfirullah Kak Haz,” lirih Jasmine sendu.

“Kamu ambil jaket dulu sekarang, kita perginya pakai motor aja biar cepat,” titah Jeno yang langsung diangguki oleh Jasmine.

Jasmine berlari menuju kamarnya untuk mengambil jaket setelah itu ia kembali ke bawah untuk menunggu Jeno turun.

Setelah Jeno turun juga, mereka langsung bergegas menuju rumah sakit. Jeno mengendarai motornya dengan kecepatan sedang membelah jalan raya, Jasmine tak bersuara sama sekali. Ia begitu khawatir pada Hazim, meskipun ia sudah melupakan cintanya untuk laki-laki itu bukan berarti ia membencinya. Ia tetap menyayangi Hazim seperti dulu tak akan berubah sama sekali.

Drrrt... Drrrrttt...

Jasmine merasakan ponselnya bergetar, ia dengan buru-buru mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya.

“Hallo Tante, ada apa?”

“Jasmine, kamu bisa ke sini nggak? Haidar masuk rumah sakit sayang. Dia tiba-tiba jatuh pingsan gitu tadi, sekarang tante sama om sudah ada di rumah sakit, nak.”

“Aku ke sana sekarang, Tante dirumah sakit mana?”

“Rumah sakit Jaya utama.”

H A Z M I N E  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang