Atas kejadian yang baru aja dia liat tadi, saat ini Junkyu masih diem membeku. Otaknya masih ngga bisa dan seakan ngga mau buat mencerna apa yang baru aja dia liat didepan matanya itu, secara langsung.
Maksudnya... itu tadi apa? Junkyu sama sekali ngga lagi halusinasi, ngga sama sekali makan apapun yang bisa bikin dia mabuk.
Tapi, yang tadi.. kok bisa?
Dan tepat ketika denger Haruto nangis dipelukannya, Junkyu kemudian tersentak dan kembali kepada kesadarannya.
"Ru gue... g-gue kayanya harus pergi, g-gue harus.."
Junkyu blank. Dia kebingungan. Dia masih gabisa mikir apa-apa buat saat ini.
Dan bukannya melepas Junkyu, Haruto malah semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh tegap sobatnya itu,
"Junkyu please, gue takut" lirihnya, semakin menenggelamkan wajah basahnya dibahu lebar sang sahabat,
Dan Junkyu kembali diam. Pikirannya yang dari tadi kosong seketika kacau. Semua pemikiran-pemikiran jelek dan kebingungannya bersatu, semuanya berputar sampe bikin Junkyu gapunya lagi kata yang bisa dia ungkapkan saat ini. Bahkan cuma buat bertanya kebenarannya ke Haruto pun Junkyu ngga sanggup.
Junkyu kembali memutar memorinya, dimana dia sempet terlibat percakapan tempo hari sama Jihoon,
Kalo misal ini semua emang ulah hantu, atau makhluk lain apapun selain manusia, dan salah satunya emang temen baik kita, lu jangan terlalu benci ya? lu sendiri yang bilang, kita temen, sampai kapanpun bakal jadi temen, iya kan?
Ngga, tapi Haruto bukan. Dia bukan hantu, atau makhluk lain apapun itu, bukan. Junkyu yakin dia manusia. Haruto itu manusia biasa aja sama kaya Junkyu, Jihoon, Jeongwoo juga yang lainnya. Buktinya Junkyu lagi peluk dia sekarang, kan?
Iya, Haruto bukan hantu, mana mungkin, batin Junkyu.
Jadi, dia kembali bales ngeratin pelukannya ke cowok manis didekapannya itu,
"Kok nangis sih, Ru. Sakit banget ya lukanya? maaf ya" ujar Junkyu yang mulai tenang dan balik ke pikiran rasionalnya, ngelus pelan surai Haruto yang masih sesegukan dipelukannya itu,
Dan jelas sikap sobatnya yang keliatan fine-fine aja itu bikin Haruto cukup kaget.
Junkyu.. ngga liat itu? ngga liat lukanya yang terobati sendiri tadi?
Haruto seketika ngelepas pelukan itu, menatap Junkyu dengan wajah kaget sekaligus heran miliknya,
Dan Junkyu yang mendapati wajah basah itu lagi natap kearah dia pun cuma ngasih senyum tipisnya aja. Tangannya bergerak buat ngehapus jejak air yang turun dari mata indah sahabatnya itu,
"Junkyu lo—"
"Gapapa kok, itu diistirahatin juga nanti sembuh lukanya. Gue ga liat apa-apa, jadi sekarang tidur, ya? mau disini aja? mau gue temenin?" tawar Junkyu lembut, ngusap pelan pipi yang baru banget dia sadari, kerasa sangat dingin ditangannya itu.
Tapi ngga, Haruto itu manusia. Junkyu masih yakin seratus persen.
Mungkin aja Haruto punya metabolisme atau imun atau apapun yang terlalu tinggi dibadannya bikin lukanya cepet ngobatin dirinya sendiri, kan? iya, bisa aja.
Karna didunia ini ngga ada yang ngga mungkin.
Setidaknya, begitu lah pikir Junkyu. Begitulah keyakinan dan pikiran Junkyu bekerja buat saat ini.
Dan dari situ aja Haruto ngerti, Junkyu pasti terlalu kaget.
Jadi, Haruto cuma nurut aja ketika Junkyu bawa dia buat tidur diatas kasur itu. Dengan cowok koala yang bergerak memeluknya itu, Haruto masih bisa menghela napasnya lega atas respon yang Junkyu berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
違う [ Chigau ]
Horror"junkyu gue gamau pergi, mau disini sama lo, sama kalian, ngga boleh ya?" "emangnya ada perbedaan yang bisa lebih jauh dari yang kita alamin, ru?"