"Gabisa anjing! Gabisa kalo harus begini terus!" pekik Yedam kesal dikursinya itu, ngerasa marah sendiri atas apa yang baru aja terjadi.
"Sekarang lu udah berani sampe nyelakain Jeongwoo anjing?! Cepet ngaku lah, siapa sih ini pelakunya?!" sambungnya lagi, udah bener-bener muak sama semua kejadian janggal yang menimpa kelasnya akhir-akhir ini.
"Lo ya?!" pekik Yedam, ngarahin telunjuknya kearah Jihoon,
"Atau lo?!" sambungnya lagi, bener-bener random sekarang nunjuk kearah Mashiho disebelahnya.
Tapi semuanya masih diem, ngga ada sama sekali yang mencoba buat buka suara. Semuanya masih shock atas kejadian yang menimpa Jeongwoo beberapa jam lalu.
"Ahh siapa sih bangsat?!" pekik Yedam, ngacak rambutnya sendiri, frustasi.
"Udah, tenang!" sergah Doyoung tegas. Mencoba buat ngambil alih kendali suasana yang kacau ini.
Mereka sekarang udah ada diarea asrama, ngga lagi pake kostum tapi udah rapi dengan seragam sekolah.
Padahal ini udah malem banget tapi mereka masih duduk melingkar disini, niatnya mau ngomongin masalah hantu dan Jeongwoo yang sekarang harus dirawat dirumah sakit.
"Sekarang udah ngga ada lagi yang bisa ngelak, pasti pelaku selama ini ya salah satu diantara kita yang ada disini" kata Doyoung, memperjelas.
Karena jelas cuma mereka semua yang ada disana tadi, cuma mereka lah yang ada didalam rumah hantu itu.
"Y-yang pasti bukan gue. Hantu ngga mungkin bawa garem kemana-mana, mereka takut sama garem" sergah Hyunsuk, sambil ngeluarin garem dari sakunya yang dia simpen didalem kantong kain yang selalu dia bawa kemana-mana.
Semua orang natap kearahnya, dalam hati mengiyakan perkataan Hyunsuk.
Sedangkan Junkyu jujur aja ngga peduli sama semua ini. Yang ada dipikirannya sekarang adalah gimana keadaan Jeongwoo dirumah sakit sana. Dia ngga punya tenaga lagi buat mikirin yang lain setelah menyaksikan sendiri sahabatnya itu ngga sadarkan diri tadi.
"Bukan gue juga. Gue ini youtuber. Kalo gue setan ngga mungkin ada yang bisa nonton gue" kata Junghwan selanjutnya, ikut membela diri.
"Gue apalagi, lebih ngga mungkin. Gue ini ketua kelas, sering berurusan sama guru juga, jelas gue manusia" bela Doyoung yang ngga ketinggalan mem-validasi dirinya sendiri, mengeluarkan dirinya sendiri dari semua tuduhan yang ada.
Dan semua alesan yang mereka sampaikan emang masuk akal, semuanya kembali diem, bener-bener clueless akan siapa sebenernya 'impostor' diantara mereka.
"Gue udah 100% manusia. Kalo bukan, mana mungkin gua punya ayang" ucap Junkyu ikut-ikutan bersuara, kembali menunjukkan sisi bucinnya yang biasa. Iseng aja sebenernya dia, niatnya mau mencairkan suasana.
Tapi bukannya protes akan sifat bucin Junkyu yang ngga tau tempat seperti biasa, malah tiba-tiba Yedam dan beberapa mata temen-temennya itu balik menatap kearah dia dengan sorot curiga,
"Tapi emang ada ya, yang pernah liat pacarnya si Junkyu?" tanya Yedam selanjutnya, bikin sebagian temen-temen yang tadinya ngga peduli sama omongan Junkyu, sekarang jadi ikut-ikutan natap kearah Junkyu, curiga.
"Lo selalu terang-terangan bucinin pacar lo itu, tapi ngga pernah sama sekali nyebut namanya siapa, sekolahnya dimana, bahkan fotonya juga ngga pernah lo publish," sambung Yedam, menyilang tangan didadanya,
"Kita semua ngga pernah tuh ngeliat 'pacar' yang sering lu bucinin itu," tambahnya lagi, memicingkan matanya, natap dengan sorot mengintimidasi kearah Junkyu yang duduk tepat diseberangnya itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
違う [ Chigau ]
Horror"junkyu gue gamau pergi, mau disini sama lo, sama kalian, ngga boleh ya?" "emangnya ada perbedaan yang bisa lebih jauh dari yang kita alamin, ru?"