Kalau ada orang single terus-terusan dalam jangka waktu yang tidak dimaklumi masyarakat, pasti disebutnya kena karma.
Karena memiliki standar terlalu tinggi.
Tidak masuk akal.
Tidak realistis dengan keadaan yang di depan mata.
"Kriteriamu turunin lah, jangan tinggi-tinggi. Mau sampe Refal Hady tiba-tiba DM kamu dan ngemis cintamu?"
Abangku yang super sinting memang telah mendeklarasikan dirinya menjadi musuhku. Hanya karena aku menghambatnya untuk menikah.
"Dewa nggak akan nikah sebelum Nini ... minimal punya pacar yang dikenalin ke Ibu. Bisa dipahami, ya?"
Undang-Undang yang berlaku di rumah ini. Yang menambah tingkat kesensian Abang terhadapku. Karena boro-boro menikah, mengenalkan lelaki dewasa pada mereka saja aku belum pernah.
Dialognya setiap pagi saat menyapaku adalah: "Udah dituruin kriteriamu?"
Benar-benar setiap pagi dengan kosa kata dan nada yang sama.
Rasanya, aku ingin sekali menjelaskan panjang lebar pada orang-orang. Bahwa kriteriaku tidak pernah tinggi.
Lihatlah Angkasa.
Selain nilainya tidak pernah bagus di sekolah, dia juga perokok aktif dan pakaiannya tidak pernah rapi. Oh, badboy disukai karena biasanya tampan dan menantang? Tidak dengan Angkasa-ku. Badannya berisi, bukan yang tinggi tegap. Dia juga tidak tampan karena terbukti, dia tidak memiliki banyak perempuan yang menggilainya.
Dia biasa saja secara fisik.
Malah menurutku jelek.
Mungkin ketampanannya hanya 3% dari kekasih bayanganku, Refal Hady. Itu pun aku agak maksa memberi peresentase segitu.
Sikapnya?
Biasa aja. Seharusnya.
Jadi, dari mana kriteriaku itu tinggi? Tidak. Kriteriaku tidak tinggi, hanya sulit.
Ya, karena aku maunya Angkasa. Atau minimal, yang sama plek seperti dia.
Sekarang pertanyaannya, di mana aku menemukannya?
Karena di luar sana, ada banyak yang lebih atau kurang. Tidak ada fotokopi Angkasa.
Dan aku tidak mau.
Aku hanya mau Angkasa, my forever favorite person.
KAMU SEDANG MEMBACA
my forever favorite person
ChickLitKalau orang single terus-terusan dalam jangka waktu yang tidak dimaklumi masyarakat, pasti disebutnya kena karma. Karena memiliki standar terlalu tinggi. Tidak masuk akal. Padahal, standar priaku sama sekali tidak tinggi. Hanya ... sulit. Karen...