1-AWAL

367 71 41
                                    

Happy reading

*******

Pagi yang cerah menyertai hari Jum'at berkah ini. Trio Dergasa tengah siap-siap di kendaraan masing-masing untuk berangkat ke tujuannya. Fanya dan Fasya pergi ke sekolah yang sama mengendarai motor milik Fasya. Sedangkan Fazil, cowo itu ke kampus mengendarai mobil sportnya yang berwarna hitam.

"Hati-hati di jalan, ya" ucap kedua orang tua trio Dergasa yang akan berangkat ke kantor.

Fasya yang sudah berada di atas motor dengan helm full face nya itu membuka kaca helm. Begitu juga Fazil, kaca mobil milik cowo itu masih terbuka lebar. Dan Fanya, cewe itu masih sibuk dengan tali sepatu nya di dekat motor Fasya.

"Kalian juga.." balas trio itu serempak. Hal sepele seperti itu, pasti selalu di inginkan oleh setiap anak.

"Kalian simulasi jadi siput atau gimana sih, lama banget. Gue duluan ah. Byee" Fazil melajukan mobil keluar dari pagar.

"Woy cebol!" Panggil Fasya agak keras.

"Apaan" jawab Fanya santai, masih sibuk dengan tali sepatu.

"Buruan bol. Dari tadi nali sepatu lama banget" ketus Fasya.

"Lo sama kak azil, gak ada bedanya" ucap Fanya lalu berdiri. "Sama-sama gak sabaran" sambung Fanya penuh penekanan.

Zaki dan Khalista yang menyaksikan itu pun, hanya bisa menggeleng dan tersenyum. Tiada hari tanpa perdebatan di antara ketiga anaknya.

"Pake helm, Lo" suruh Fasya seraya menutup kaca helm lalu menyalakan mesin motor.

"Ogah!, Nanti sia-sia tataan rambut saya" Fanya berucap mengikuti logat bicara sang ayah. Dia mulai naik di jok belakang motor  Fasya dengan brutal. Hal itu hampir membuat keseimbangan motor Fasya roboh.

"Anjir!" Fasya mengumpat saat motornya tergoyahkan akibat ulah adiknya. "Santai bol, santaii" lanjut Fasya.

"Kenyih!" Celetuk Fanya.

"Kenyih apaan?" Kepala Fasya menghadap samping agar dapat mendengar dengan jelas suara Fanya.

"Kata temen gue, orang Jawa, kenyih itu bawel. Ah, buruan berangkat telat nih!" Fanya memukul helm Fasya.

"Sialan, Lo!. Lama-lama gue jadiin kuyang Lo, bol". Fasya mulai melajukan motornya.

"Daaa..bundaa..ayahh..." Ucap kedua Dergasa itu bersamaan dengan antusias.

"Daaaa".

***

Sejak saat mereka sampai di halaman sekolah, banyak pasang mata yang melihatnya. Bahkan ada yang nyinyirin duo dergasa itu.

"Kurang kerjaan banget dah" ucap Fanya yang tengah berjalan dengan Fasya menuju kelas masing-masing. Sebelum masuk di koridor, kelas mereka memang searah.

"Gak usah di ladeni" tutur Fasya pada sang adik yang sejak tadi merasa risih di perhatikan oleh orang-orang.

Di salah satu rombongan cewe-cewe, mereka pada nyinyirin duo dergasa yang tengah berjalan bareng.

"Anak baru, sok-sok an jalan bareng sama idaman gue"

"Malah dia setiap hari boncengan"

"Wah, kurang ajar tuh cewe"

"Kayaknya ada yang haus bullying ini"

"Berani rebut, berani ribut"

Yang di maksut mereka adalah Fanya. Ya, memang Fanya belom mempublikan hubungan sedarah nya dengan Fasya. Dia mengira, itu hanya hal kecil, tidak perlu di umbar. Lama-kelamaan pasti mereka akan tau siapa dirinya.

BELOVED (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang