Mulai Kencan

1K 93 9
                                    

Akhir-akhir ini Nanon sering menghabiskan waktu bersama Perth di perpustakaan ketika sedang mengerjakan skripsi dan Perth yang mengerjakan tugas kuliahnya. Terkadang Cimon juga ikut bergabung jika ia tak ada mata kuliah sama sekali atau ketika anak itu membolos. Tidak banyak hal yang bisa mereka perbincangkan karena kepribadian mereka yang kurang lebih mirip. Nanon yang cuek dan acuh serta Perth yang pendiam tapi misterius. Mungkin hanya Cimon yang berisik di antara mereka berdua jika sedang berkumpul.

Nanon baru keluar dari perpustakaan bersama dengan Perth ketika ia melihat keramaian di depan gerbang kampusnya. Perpustakaan kampus memang terletak di bagian depan, jadi langsung bisa melihat ke arah gerbang depannya. Hanya saja tak bisa terlihat dengan jelas objek yang menjadi penyebab kerumunan tersebut.

Apa ada artis datang? Atau ada perkelahian super epik hingga menjadi ramai begitu?

Mereka berdua melihat ke arah kerumunan mahasiswa dan mahasiswi dengan tatapan sama-sama tidak perduli. Terlalu lelah untuk mencari tahu ada apa di sana. Sudah cukup dengan urusan kuliah mereka masing masing, jangan di tambah dengan masalah lainnya lagi.

"Mau melihat?" tawar Perth datar.

Anak itu menguap dengan santainya, "Tidak. Aku lapar," tolaknya malas.

Perth mengangguk, "Oke, aku juga lapar. Kau ada shift hari ini?"

"Hanya malam. Jadi, aku punya banyak waktu untuk istirahat," jawabnya.

"Mau makan siang di tempat lain selain kantin? Aku yang bayar," ucap Perth lagi.

Belum sempat Nanon menjawab, ponselnya berdering. Ia mengambil benda itu dari saku celananya dan mendapati nama Pawat tertera di sana.

Menghela nafas dan menggeser ikon hijau di benda itu.

"Ya?"

"Hey, aku menunggumu dari tadi tapi kau malah selingkuh.?"

Huh? Nanon mengerjap bingung dan melihat layar ponselnya untuk memastikan panggilan itu benar-benar dari Pawat. Lalu kembali menempelkan ponselnya lagi ke telinga.

"Apa maksudmu?"

Tak ada jawaban.

"Hya, orang itu berjalan ke arah kita bukan?" tanya Perth bingung sembari menyenggol lengan Nanon.

Nanon melihat ke arah yang di maksud dan mendapati sesosok pria dengan setelan kantor berjalan ke arah mereka. Awalnya ia tidak mengenali sosok itu karena menggunakan kacamata hitam, lalu ketika semakin dekat dan kacamatanya di lepas, Nanon kaget karena mendapati Pawat berdiri di sama sembari memegang ponselnya.

"Aku menunggu dari tadi," ucap Pawat tanpa melihat ke arah Perth sama sekali.

"Wait, keramaian itu ulahmu?" tanya Nanon.

Pawat melihat ke arah para mahasiswa yang masih berkumpul di dekat mobilnya. Mereka menatap ke arahnya dengan tatapan penasaran.

Pria itu mengendikkan bahunya santai, "Bukan salahku. Aku hanya berdiri di samping mobil untuk menunggumu. Tiba tiba saja mereka sudah mengerumuniku begitu. Pesonaku memang luar biasa."

Nanon hanya berdecak menghadapi kenarsisan Pawat, ia bersedekap dan menatap pria itu seperti meminta penjelasan.

"Jadi, ada apa?"

"Apa lagi? Aku datang menjemput kekasihku. Salah?" balas Pawat.

"Kekasih my ass," gumam Nanon pelan lalu melihat ke arah Perth yang hanya diam sedari tadi, "Sepertinya kita tak bisa makan siang bersama hari ini," ucapnya.

Perth mengangguk, "Tak apa. Masih ada hari esok."

Ucapan Perth membuat Pawat langsung refleks melihat ke arahnya dengan tatapan tajam. Sementara yang di tatap hanya melihat tak perduli sebelum pergi dari tempat itu. Setelah Perth pergi,Nanon menatap Pawat.

I Hate You, But I Love You Sir. (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang