Dia Benar-Benar Gila!

1.1K 88 12
                                    

Nanon termenung sepanjang hari ini. Ia benar-benar kehilangan fokus dan tidak memperhatikan laptopnya sama sekali. Pikirannya berkelana kembali mengingat kejadian kemarin saat pesta pantai. Berusaha untuk mengabaikan sebenarnya, tapi otaknya tak mau diajak bekerja sama.

Sial sekali.

Ia sampai tak sadar jika Cimon memperhatikannya sedari tadi.

"Ada apa denganmu?" tanya Cimon setelah lelah memperhatikan tingkah Nanon dari tadi. Ia menatap Nanon yang seperti orang linglung dan tidak seperti biasanya.

"Ha?"

Tuh, di tanya saja malah seperti orang bingung.

Cimon memutar matanya malas sembari menghela nafas, "Aku bertanya padamu, Nanon. Kau kenapa? Ini pertama kalinya aku melihatmu tidak fokus mengerjakan skripsimu."

Nanon berdengung sejenak dan menggeleng, "Aku tidak apa-apa."

"Meh, siapa yang coba kau bohongi?" cibir Nanon.

"Aku tidak bohong, Cimon. Aku sedang sibuk memikirkan skripsiku," kilah Nanon berbohong.

"Temanku, sedari tadi tanganmu hanya diam di atas tombol keyboard tanpa bergerak sama sekali. Aku bertaruh kau tidak mengetik apapun sejak 2 jam yang lalu."

Ucapan Cimon membuat Nanon melotot syok dan memperhatikan layar laptopnya yang memang belum ada apapun di sana selain yang terakhir kali ia ketik kemarin. Nanon datang ke perpustakaan sekitar jam 10 dan sekarang sudah jam 12 siang.

Dia benar-benar tidak melakukan apapun selama 2 jam?

Woah! Seperti bukan dirinya yang suka membuang-buang waktu begini. Semua itu hanya karena ia sibuk memikirkan kejadian kemarin.

Tanpa sadar Nanon mendesis kesal.

"Jadi, ada apa?" tanya Cimon lagi.

Nanon tak mengatakan apapun, ia merapikan barang-barangnya dengan cepat dan memutuskan untuk pulang saja hari ini. Sepertinya ia kurang istirahat hingga tidak fokus begini.

"Tidak ada. Aku pulang, kau makan siang sendiri tak apa, kan?"

"Hya! Teganya meninggalkanku!" pekik Cimon.

Sssttt!

Suara keras Cimon tanpa sadar mengganggu hingga mendapat teguran dari penjaga perpustakaannya. Anak itu tersenyum kaku dan menundukkan kepalanya tanda permintaan maaf. Kemudian ia melirik Nanon yang bersiap akan pergi.

"Aish! Nanon!" panggilnya dengan suara yang ia usahakan pelan. Berdiri dan ikut mengejar  Nanon dari belakang.

Nanon sendiri berjalan terlampau cepat menuruni tangga perpustakaan. Terlalu cepat hingga ia tersandung kakinya sendiri dan akan jatuh jika saja pinggangnya tak di tahan dari belakang oleh seseorang.

"Astaga! Nanon hati-hati!"

Anak itu menoleh dan mendapat Perth di sana.

"Ah, terima kasih," ucap Nanon yang masih kaget.

"Hya! Nanon! Kau baik-baik saja?" Cimon berteriak kaget dan menghampiri dengan cepat.

"Iya, jangan cemas."

"Serius! Kau kenapa, sih?"

Nanon menggeleng pelan, "Tidak apa apa."

"Tidak mungkin tidak apa-apa, Nanon! Aku tidak sebodoh itu!"

Perth yang bingung dengan pembicaraan mereka menatap dengan sebelah alis naik, "Apa terjadi sesuatu?"

Cimon mendesis sebal, "Jangan tanya aku. Tanya dia!" ucapnya sambil menunjuk Nanon.

I Hate You, But I Love You Sir. (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang