Xyra sedang duduk di kursi bersama rekan kerjanya. Saat tidak berkuliah seperti saat ini Xyra akan membantu usaha Ayu. Xyra suka suasana di tempat kerjanya karena menurutnya banyak pembelajaran yang dirinya tidak bisa dapatkan baik di bangku sekolah atau perkuliahan.
Ibaratnya saat sekolah dan kuliah itu ilmu teori yang di dapat tapi saat terjun ke dunia kerja seperti saat ini kita bisa mendapatkan ilmu praktek dengan banyaknya teori yang sebelumnya sudah kita pelajari tapi sayangnya tidak bisa diterapkan.
Usaha UMKM Ayu ini terkenal akan pemberdayaan anak-anak muda yang putus sekolah dan kebingungan mencari pekerjaan karena pendidikan yang mereka miliki tidak memenuhi target pasar dalam mencari kandidat pekerja.
Xyra suka berada di lingkungan kerjanya karena menurut perempuan itu selain memberikan pelajaran mengenai dunia kerja juga membuat dirinya bersyukur akan hidup yang sedang dijalani.
Berada di lingkungan dengan banyaknya manusia yang tentunya memiliki masalah berbeda dan kehidupan yang berbeda pastinya membuat kita bisa belajar dan mengambil sisi positifnya.
Banyak sifat Xyra yang perlahan berubah karena berada di tempat kerjanya, Xyra yang dulunya keras kepala, egois perlahan mulai menerima perbedaan pendapat dari lawan bicaranya.
Meeting akhir bulan menjadi agenda rutin karena saat ini Xyra berada di divisi pemasaran dimana awalnya perempuan itu menduduki divisi administrasi. Perkuliahan Xyra yang reguler membuat perempuan itu jelas tidak bisa memegang administrasi yang memiliki pekerjaan harus berkomunikasi dengan pelanggan dengan cara fast respon.
Satu persatu divisi pemasaran akan menyampaikan kendala dan permasalahan yang dialami selama satu bulan terakhir ini. Koordinator juga akan merangkum semua kendala dari divisi marketing yang akan di sampaikan ke owner-Tio.
Sebelum menutup meeting ini, koordinasi meminta satu persatu anak untuk menyampaikan pendapat mengenai "apa yang akan dilakukan dengan adanya kendala yang dialami". Setelahnya owner akan memberikan masukan dan saran yang bisa dilakukan oleh divisi pemasaran.
Meeting berakhir dengan kesepakatan bersama untuk planning bulan depan. Suasana yang awalnya serius kini kembali mencair. Tio dan Ayu yang awalnya bergabung meeting di ruangan pemasaran sudah keluar dari ruangan. Salah satu faktor yang membuat suasana sesak menjadi lega.
Suasana ini mungkin saja akan Xyra rindukan suatu saat ini, teman-teman yang sangat support dan sangat kekeluargaan. Canda tawa dari guyonan receh yang selalu menghiasi ruangan dan gibahan tak bermutu yang setiap hari selalu ada saja topiknya.
"Ngelamun aja Ra"
Xyra menoleh dan melihat Zada yang baru saja duduk di sofa sebelahnya "Ah, engga" ujarnya dengan terkekeh "Gue bersyukur kenal mereka, banyak pelajaran dari pertemuan ini"
Zada menganggukkan kepalanya "Hidup terus berjalan ya, takdir membuat kita bertemu tapi suatu saat takdir juga yang memisahkan kita"
kali ini Xyra yang menganggukkan kepalanya, setuju akan apa yang diucapkan Zada. "Desi kok belum kerja juga" tanya Xyra karena rekan kerjanya itu sudah izin cukup lama
Zada menatap Xyra dan tersenyum
Xyra merasa aneh dengan senyum Zada, banyak argumen yang tiba-tiba muncul di kepala Xyra
Zada beranjak dari kursinya, dengan cepat Xyra menahan Zada.
Zada menaikkan alisnya, lagi, Xyra menghela nafas "Ada yang terjadi sama Desy?" tanyanya
"Maybe, ya"
"Lo ada waktu senggang?, gue mau ngobrol" ajak Xyra
"Nanti malam gue sengangg"
"Oke, pulang kerja kita ngobrol"
Zada menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar dari ruangan. ruangan ini rame tapi seakan hening karena pikiran Xyra yang tiba-tiba memunculkan banyak opini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xyra
Short StoryNamanya Xyra, gadis yang semasa sekolah dulu memiliki ambisi yang kuat untuk menjadi nomor satu. Keambisan Xyra sirna setelah memasuki dunia perkuliahan. Faktor lain hilangnya rasa ambis itu juga karena masalah yang menimpa dirinya.