⚠️ Warning +21
Laura seorang Remaja yang berkebutuhan khusus karna tuli, hidupnya yang terlahir sebagai yatim piatu membuatnya tumbuh di satu panti asuhan sebagai tempat tinggal, namun Dua hari yang lalu tepat di hari ulangtahun nya yang ke delapan belas ia di adobsi oleh seorang pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya, seorang Duda yang gagal dua kali menjaga rumah tangganya, Ayah angkatnya Frans.
Dengan beralasan bahwa pria itu memiliki penyakit dan hidup sebatang kara, Frans memilih Laura sebagai anaknya ahli waris yang akan menerima seluruh kekayaannya jika ia telah tiada kelak.
Laura masih belum bisa menyesuaikan dirinya, selalu berusaha hormat pada Ayah angkatnya, namun siapa sangka ada sesuatu di balik itu semua Rumah mewah yang di huni hanya dengan mereka berdua menjadi saksi bisu hal yang tidak di anjurkan sebagaimana mestinya.
"Apa yang kau lakukan, Laura?" Tanya Frans berdiri tepat di samping putri angkatnya.
Gadis dengan rambut bergelombang itu menoleh, menunduk sesaat dan mengambil jarak dari wastafel.
"Aku baru saja membersihkan beberapa peralatan dapur, Ayah," Jawab Laura menautkan kedua tangannya yang masih basah.
"Tidak perlu melakukannya, akan ada petugas yang akan mengerjakan tugas itu," Tegas Frans menyentuh pundak Laura.
Frans segera memejamkan mata dan melepaskan Laura, pria itu tersenyum lembut, segera Laura membalas senyuman itu.
Dengan gaun putih lekuk tubuh Laura nyaris membuat Frans tersengat nafsu, segera pria itu berlutut dan mengumpati dirinya sendiri.
"Apa ayah mengatakan sesuatu?" Tanya Laura menunduk, gadis itu menyampirkan salah satu anak rambutnya yang bergelombang.
"Tidak, Ayah akan segera ke kantor jadi bersiaplah kita akan sarapan bersama," Jawab Frans dengan sabar mengeja ucapannya berbicara pada Laura.
"Baiklah," Laura mengangguk patuh dan segera berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Frans menyisir rambutnya cukup frustasi mengamati tubuh Laura yang berisi dalam artian sangat seksi, meski terbalut gaun tidur yang tertutup tetap saja sangat luar biasa menggoda.
Sudah cukup lama Laura belum juga tiba di ruang makan, pelayan yang bertugas membuat sarapan bahkan sudah pergi dan akan kembali lagi sebelum jam makan siang.
Di kamarnya Laura kesulitan mencari mini CICnya (Alat bantu Tuna rungu), ia telah menyiapkan baju yang akan ia kenakan tetapi ia tetap mencarinya, sebelum mandi tadi memang ia belum mengenakannya.
Gadis yang hanya melilitkan sehelai handuk pada tubuhnya itu akhirnya bernafas lega, kotak Mini CICnya telah ia temukan, dengan sesegera mungkin Laura melepas handuknya dan mulai mengenakan dalamannya.
Tepat sebelum meraih bajunya pintu kamar terbuka, Frans yang sebelumnya panik terhanyut dengan objek yang ia dapati, Laura yang tampak sangat ranum hanya dengan mengenakan satu set dalaman berhasil meruntuhkan segala yang pria itu pertahankan.
Laura yang menegakkan tubuhnya mematung malu mendapati ayah angkatnya berdiri di depan pintu dengan terus menelisik tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Ayah, sejak kapan berada di sana?" Tanya Laura panik, meraih handuknya untuk terlilit berantakan menutupi lekuk tubuhnya, Frans melangkah tanpa ragu memasuki kamar Laura lebih dalam lagi, mengamati putri angkatnya semakin panik menggunakan alat bantu pendengaran nya.
Kali ini Laura mengigit bibir bawahnya semakin malu dan panik karna alat yang ia genggam terjatuh begitu saja dan handuknya yang merosot hingga pinggangnya.