#12 The Day

890 60 7
                                    

Happy monday! uwu

.

.

.

.

.





Beberapa hari lalu. 


Dum dum dum tess!



"Huwahh!! Selesai juga!!!"

Supra, sang pemain drum langsung melempar stick drum-nya begitu lagu selesai dimainkan. Begitu juga dengan para pemain bass, gitar dan vokalis. Mereka bersorak kegirangan saat lagu yang telah mereka latih akhirnya mulai mendekati kesempurnaan.

Ngomong ngomong soal band, untuk saat ini Halilintar adalah anggota tertua yang masih aktif di band tersebut. Band itu bernama Honey Butter Cupcake, yang sebenarnya adalah nama sepihak yang diputuskan Gempa. Halilintar sendiri tak dapat protes karena malas berdebat dengan Gempa. Ia tau, perdebatan dengan Gempa itu tak akan ada habisnya.

Band itu beranggotakan 5 orang. Halilintar sebagai pemain gitar listrik, Theo dan Glacier pemain bass, Supra drummer dan Cindy vokalis. Dari awal band itu terbentuk, hanya Halilintar yang tinggal disana dari awal sampai akhir, sedangkan empat lainnya merupakan junior pengganti para anggota yang telah lulus.

"Yaudah! Karena udah malam dan perkembangan kalian cukup memuaskan- kita istirahat dan lanjut besok!" ujar Gempa memberi komando bak seorang ketua. Sedangkan ketua yang sebenarnya hanya duduk diam mendengarkan karena energinya sudah habis digunakan saat latihan.

Tak hanya Halilintar, semua anggota turut terkulai lemas di lantai keramik itu. Bagaimana tidak?? Mereka berlatih selama lebih dari 8 jam setiap hari tanpa istirahat, hingga rasanya mereka ingin mengutuki Gempa yang bisanya hanya memerintah dan mengoreksi kesalahan mereka.

"Aku mau beli makan dulu- kalian..diem disini!" Gempa bangkit dari duduknya dan hendak berjalan keluar untuk membeli makanan, saat Halilintar tiba-tiba memanggilnya. 

"T-tunggu gem!"

Langkah Gempa terhenti, ia berbalik dan bertemu pandang dengan Halilintar yang tau-tau sudah berdiri di belakangnya. 

"event 2U sudah dekat, dan kami juga udah berkembang baik kan? bolehkah aku meminta ponselku kembali?" pinta Halilintar, menadahkan tangannya di hadapan Gempa. 

Gempa berdecih "kau pikir semudah itu, hm? katakan itu saat kalian sudah bisa membawakan semua lagu itu dengan sempurna!" tegasnya. 

"Gem.. kumohon.." Halilintar berkata pelan, raut sedih terlihat jelas di wajahnya "aku cuma mau ngabarin Solar.. sebentar aja" 

Melihat raut sedih Halilintar, sebenarnya Gempa juga tak tega. Sahabatnya itu jarang sekali menunjukan wajah sedihnya, terakhir kali saat hubungannya tak baik dengan Solar setahun lalu. 

Tapi.. 

"Gem--" 

"kau bisa kabari pacarmu beberapa hari lagi, dia pasti ngerti kok" Gempa menjawab dingin, kemudian langsung berbalik dan keluar dari rumahnya. Ia tidak ingin melihat wajah sedih Halilintar itu. Bagaimanapun juga, ia akan berpegang pada prinsipnya bahwa pemusik tidak boleh kehilangan fokus. 

Sepeninggalan Gempa, Halilintar dan para anggota lainnya hanya diam di ruangan itu. Tidak ada suara obrolan yang terdengar, hanya isakan lirih Halilintar dan Supra yang menenangkannya. 

Still 2Gether (SolHali) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang