#14 2gether with you

1.5K 79 8
                                    

Suasana di lapangan pertandingan sepak bola kian memanas begitu babak kedua dan terakhir dimulai. 

Waktu pertandingan yang berlangsung selama 90 menit, dan dibagi menjadi dua babak itu kini hanya tersisa lima menit. Pertandingan yang sengit dibawah sinar matahari yang bersinar cerah itu benar-benar menarik perhatian siapapun yang melihatnya. 

Kedua tim berjuang melancarkan serangan demi serangan, mencetak goal demi goal. Dan kini mereka terjebak dalam kondisi skor yang seri, yaitu 3-3. 

Terlihat jelas bahwa kedua tim telah berlatih sangat keras dari cara mereka bermain. Bahkan kedua coach dari masing-masing tim pun terlihat bangga dengan kerja keras setiap anggota yang berusaha mempertahankan posisi mereka. 

"Blaze Adhnan!!! Semangat!!!!" Ice, dari pinggir lapangan berteriak lantang. Menyemangati sang kekasih.

Blaze yang tengah memegang kendali bola pun langsung berkobar semangatnya begitu mendengar teriakan semangat itu. Ia berlari menggiring bola menuju gawang lawan dan dengan sigap mengopernya pada seniornya yang berdiri lebih dekat dengan gawang lawan.

Namun ditengah sorak sorai dan permainan yang sengit itu, sesuatu yang tak terduga pun terjadi. 

Senior Blaze, yang kini berlari menggiring bola hasil operan Blaze ke arah gawang lawan tiba-tiba saja dicurangi oleh salah satu anggota tim lawan yang menyandung kakinya dengan kasar hingga membuatnya langsung terjatuh. 

Jeritan pilu dari senior itu pun menggema. Seluruh anggota tim berlari menghampirinya dengan panik, demikian juga dengan para pemandu sorak dan penonton yang menyaksikan secara langsung tindak kecurangan itu. 

"kak!!" 

Blaze berlari menghampiri seniornya, membantunya bangun dengan perasaan was was. Pasalnya, jeritan kesakitan dari seniornya itu terdengar cukup keras sehingga dapat dipastikan sandungan yang diterimanya itu tak main main. 

Entah disebut beruntung atau tidak, senior Blaze itu terjatuh tepat di area pinalti yang artinya tendangan pinalti akan dilakukan. Namun dengan kondisi seniornya yang terluka, tentu saja ia khawatir. Terlebih lagi ia malah dipercayakan oleh seniornya dan anggota tim yang lainnya untuk melakukan tendangan pinalti itu.

Kini waktu pertandingan hanya tersisa satu menit. Blaze sudah berdiri dengan bola di kakinya di dalam area pinalti yang menghadap pada gawang lawan. Kiper lawan pun telah bersiap di tempatnya. 

Semua anggota timnya dan tim lawan berada di belakangnya. Memperhatikan dan memberi dukungan dari dalam. Suasana lapangan yang tadinya ramai, kini mendadak hening. Suara sorak sorai dari para pemandu sorak dan penonton sudah tidak ada lagi. Semuanya menyaksikan momen penentuan ini dengan nafas tertahan. 

Jika Blaze berhasil mencetak gol, maka secara otomatis tim sepak bola Universitas Pulau Rintis akan menang. Namun jika Blaze gagal, maka akan diperlukan waktu ekstra untuk bermain babak tambahan. 

Menarik nafas panjang , Blaze pun mundur beberapa langkah. Wasit telah mengangkat peluitnya dan bersiap membunyikannya. Tiupan Peluit yang akan menjadi penentuan dari momen bersejarah ini. 

Apakah Universitas Pulau Rintis akan membawa pulang kemenangan, atau malah harus menerima kekalahan yang menyedihkan? 

Blaze seperti dapat mendengar detak jantungnya sendiri ditengah kesunyian itu. Suara tiupan peluit pun terdengar begitu keras di telinganya. Diambang rasa bimbang dan takut, keberanian dalam dirinya mendorongnya untuk berlari dan menendang bola di depannya.







***





🎶"Ada saat saat dimana kita bingung melihat orang di sekeliling, 

Still 2Gether (SolHali) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang