PART 5 - Escape

2K 359 99
                                    

Hulaaaaa ....
Apa kabar???
Kaget ya, aku update, ahahaha...
Kita pemanasan dulu yaa!
Enjoy 💕

I just need time
Snapping one, two
Where are you?
You're still in my heart.
Snapping three, four
Don't need you here any more
Get out of my heart.
~ Snap – Rosa Linn ~
***


Menjelang sore, ternyata cuaca di Phuket tidak bersahabat. Hujan lebat disertai angin kencang menerjang pulau kecil, tempat dimana resort yang Sherina tempati berada. Untuk mengurangi potensi yang dapat membahayakan para tamu dan pekerja mereka, akhirnya pihak resort mengeluarkan kebijakan dan peringatan kepada para tamu untuk tidak keluar dari area bangunan resort dan tetap berada di bangunan utama.

Jadi, disinilah Sherina, Nick dan para tamu lainnya berada. Di restoran bangunan utama resort, berusaha menikmati sajian afternoon tea seraya berbincang dan berusaha menghubungi sanak saudara. Walau, nyatanya sia-sia. Karena, sialnya jaringan sinyal di pulau tersebut pun terganggu karena badai yang menerjang. Untung saja aliran listrik masih tersedia. Jika tidak, Sherina pasti akan benar menyesali keputusannya yang kabur untuk menghindari Axelle Lewis ke Phuket. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Niat hati pergi berlibur ingin menenangkan diri karena patah hati malah terjebak dalam bencana.

Sherina mendengkus geli menertawakan keadaannya saat ini. Sial sekali nasibnya.

"Kamu benar sendirian kesini, Sher?" Suara dari Nick yang duduk di sebelah Sherina menyadarkan gadis itu kembali dari lamunannya.

Sherina menoleh ke arah Nick. Dia mengembuskan nafasnya kasar. "Ya Tuhan, Nick! Kamu sudah bertanya kepadaku lima kali hari ini," ketusnya. "Aku sen.di.ri.an!" Dia memberikan penekanan, ditambah raut wajah kesal yang dirinya perlihatkan. "Kenapa sih nanya-nanya terus? Kamu nggak percaya kalau aku benar sendirian disini?" Dia bertanya balik.

Nick terkekeh dengan respon yang Sherina berikan kepadanya. Kemudian dia mengangguk. "Tentu saja!" jawabnya tanpa ragu. "Sekarang, siapa yang akan percaya jika Sherina Arthur mampu lepas dari pengawasan Axelle Lewis?" Dia memberikan tatapan meledek dengan dua alis yang terangkat ke atas.

"Kamu lihat sendiri kemarin malam, saat kita sedang asyik berbincang di Onyx tiba-tiba saja Axelle datang begitu saja. Bahkan, aku hampir saja masuk rumah sakit karena harus menerima bogem mentah dari bos besar kita itu." Nick mengusap area di sebelah bibirnya yang memang terlihat sedikit memar. Membuat Sherina meringis tak enak hati melihatnya.

"Ma─maaf ya, Nick," ucapnya. "Gara-gara aku, wajahmu jadi kena pukul."

Nick menggelengkan kepala. "Tenang saja, Sher! I'm fine," sahutnya. "Tapi, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu, Sher." Nick menatap Sherina dengan kedua mata memicing penasaran.

"Apa?" Sherina penasaran.

"Sebenarnya, apa hubunganmu dengan Axelle Lewis?" Wajah Nick terlihat begitu serius. "Maksudku, well ... kami semua tahu jika kamu memang Sherina Arthur, anak dari taipan berkuasa Daniel Arthur. Tapi, kenapa harus Axelle yang jadi mentormu? Dan, kenapa dia seperti seorang laki-laki posesif yang terlalu over protective menjagamu?" Nick lalu berdehem rikuh.

"You know, Axelle terlihat begitu tak professional saat bersamamu, Sher. Sekian lama aku bekerja bersama seorang Axelle Lewis, belum pernah aku melihatnya meledak. Sebenarnya, sebelum ditempatkan di Bangkok, aku pernah bekerja di kantor pusat di Jakarta. Jadi, kurang lebih aku mengetahui bagaiamana tabiat bos besar kita itu."

"Axelle selalu terlihat tenang tapi menghanyutkan. Tatapannya dingin, hingga membuatmu menggigil. Ucapannya tajam, tapi selalu dalam irama yang terkendali. Tapi kemarin malam, fiuh! Boom!" Kedua tangan Nick terbuka menirukan sebuah bom yang jatuh meledak. Terlihat menggelikan namun tak membuat Sherina tertawa. Kedua iris Tosca miliknya membeliak mendengar penuturan seniornya tersebut. Namun, sesaat kemudian dia mendengkus malas.

Loving The Naughty (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang