Kue Blueberry Yang Tidak "Manis" - Episode 1 - Dewa Pengecap Rasa

516 32 8
                                    

[Kazuha × Scaramouche]
Plot setting: Modern AU, Fork × Cake Settings (little different)

Cuaca hari ini cukup bagus. Langit biru dengan matahari yang tidak bersinar terik, cahayanya hangat, disertai selimut angin siang dengan aroma dedaunan di taman kampus. Di salah satu ranting tebal pohon trembesi, duduk seorang mahasiwa surai putih dengan sedikit merah di satu tempat rambutnya. Ia duduk dengan menaikan satu kaki untuk bertumpu di pohon, dan satu kakinya bergelantungan. Tangannya pun tak lupa di gunakan untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Di bawah sana, mahasiswa jurusan sejarah, yang sepertinya calon peneliti sejarah Teyvat di masa depan, berjalan di area batuan untuk pejalan kaki, melewati pohon besar itu sambil menatapnya sekilas. Ini entah sudah ke berapa kali anak ini menatap pohon itu setiap lewat.

Surai putih juga selalu mengamatinya dari atas pohon. Ia berpikir, mungkin siswa itu ingin ke pohon ini, tapi sungkan karena ada anak seni yang duduk di hadapan pohon trembesi ini sambil mengusap buku sketsa mereka dengan pensil batang.

Langit menjelang senja, warnanya tercampur seperti warna dalam palet cat minyak, pelan-pelan menjadi warna merah jingga. Matahari mengumpat di belakang awan jingga, angin sore mulai bertiup.

Kali ini surai putih —— Kaedehara Kazuha, mahasiswa jurusan musik, seperti biasa duduk di atas pohon trembesi itu untuk mengistirahatkan jiwanya.

Angin sore, serta desiran pohon, membuat suasana menjadi lebih tenang. Apalagi letak pohon ini jauh dari lapangan gedung kampus, suara bincang-bincang para mahasiswa meredup, di ganti dengan nyanyian para daun dengan angin, benar-benar surga untuk orang yang butuh mengisi energinya kembali.

Kazuha kali ini mendapati mahasiswa itu lagi, dia berhenti di pohon itu cukup lama. Mungkin karena sudah sore, ia akhirnya melangkah masuk ke padang rumput, lalu berjalan beberapa langkah menatap pohon itu.

Kazuha menatap mahasiswa itu, ia mendapati dirinya ternotis oleh siswa itu. "Kenapa kau selalu diatas?", siswa surai ungu itu membuka mulut setelah sekian lama melewati pohon ini.

Kazuha tidak langsung turun, "Di sini sejuk. Dan aku suka tempat tinggi."

Karena tempat tinggi bisa mendengar angin berbicara.

Kazuha memiliki kemampuan supernatural, yaitu bisa mendengar suara sekecil apapun, sejauh apapun itu.

Surai ungu itu berkacak pinggang, "Ku akui, pengintaianmu itu kelas teri.", ia mendongak menatap Kazuha, "Kau kira aku tak tahu keberadaanmu?"

Kazuha turun dari atas, merapikan sedikit bajunya yang berantakan, "Kukira pengintaian-ku cukup profesional."

"Kalau ada baiknya, kau boleh coba cari kemampuan menyembunyikan diri agar tembus pandang. Layak setan."

"Aku setenar itu kah?"

Mahasiswa fakultas kesenian memang hampir semua terkenal. Dari paras, kemampuan mereka, sangat di agungkan oleh para lawan jenis mereka di fakultas lain.

Apalagi mahasiswa yang terkenal bisa berseruling dengan daun saja, semua orang tahu saat Kazuha menempatkan dirinya di kampus tempat surai ungu ini berkuliah.

Para siswa di sepanjang koridor heboh, mereka bertukar pertanyaan untuk memastikan tujuan anak kesenian ini datang ke kampus anak sejarah.

Teyvat Buddies Daily Lifes (New Vers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang