Zona Baru

44 6 0
                                    

Pernah gak sih kalian berfikir. Di saat akan pindah rumah, bahkan sampai sekolah-pun ikut pindah. Apa akan langsung mendapatkan tetangga rumah yang baik dan punya banyak teman sama seperti dulu? Kalau iya, itulah yang aku pikirkan sekarang ini.

Papa telah di pindahkan bekerja oleh kantornya ke cabang yang baru. Mama juga terpaksa harus berhenti dari pekerjaannya. Jadi orang tua ku memutuskan untuk pindah rumah sekaligus membawa ku ke kota baru. Beberapa hari ini aku sampai stres, bahkan gak bisa tidur karena terus menerus memikirkan hal ini. Bagaimana rumah baru dan sekolah baru ku nanti. Bagaimana teman-teman baru dan orang di sekeliling ku nantinya.

Hufft, sejujur-nya aku paling gak bisa berkenalan dengan orang baru apalagi langsung akrab dengan orang asing. Mungkin karena aku sangat introvert, jadi sangat susah sekali untuk ku melakukan itu semua. Butuh waktu dan proses juga lebih tepat-nya.

Semua barang seisi rumah sudah ter-packing rapih. Sedari tadi Papa terlihat sibuk memindahkan dan menaruh semua barang-barang ke dalam mobil truk yang dibantu sopir. Mama terlihat ikut sibuk beberes yang juga dibantu oleh Tante Lea, adik dari Mama.

Karena aku sudah packing semua barang-barang ku lebih dulu, jadi aku hanya duduk di kursi taman. Berdiam diri sembari menunggu Papa dan Mama selesai membereskan semuanya. Tiba-tiba saja ada suara motor datang, lalu berhenti di depan pagar rumah. ternyata beberapa temanteman ku datang, untuk bertemu sekaligus mengucapkan selamat tinggal pada ku. Jujur sedih banget.

••••••••••

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Barang sudah berada di dalam truk, sebagian di masukkan ke dalam mobil. Kami langsung bergegas pergi menuju kota baru dengan jarak tempuh yang sangat jauh. Kurang lebih memakan waktu 7 jam perjalanan. Papa dan Mama terlihat senang, terpancar dari wajah mereka. Beda dengan aku yang hanya terdiam dengan pindahan rumah yang sangat mendadak ini. Di tambah aku sangat kesal dengan pacar ku.

Lebih tepat-nya sih MANTAN PACAR. Yang memutus-kan ku begitu saja secara sepihak. Dengan alasan gak mau ldr-an dengan ku. Padahal lusa nanti hubungan kami sudah genap 2 tahun. Parahnya lagi, tadi teman ku bilang kalau mantan pacar ku itu pacaran dengan teman sebangku ku. Ini konyol memang. Sedih, kesal, marah dan juga benci karena telah di khianati. Aku rasa Tuhan sayang pada ku dan beliau sudah menyiapkan semua ini pada ku. Jadi, aku gak boleh lemah, galau ataupun patah hati karena cowok brengsek seperti dia. Aku harus move on dan melupakan semuanya. Ya, aku harus keluar dari zona ini.

Langit kini telah berganti. Cerah menjadi gelap-nya malam. Jalanan ramai lalu lalang kendaraan, kini menjadi sepi. Sedari tadi pandangan ku hanya fokus ke arah jalan dari jendela mobil. Sesekali melamun dari khayalan yang belum tentu akan jadi kenyataan.

Terdengar suara Mama yang memanggil, sekaligus menghentikan lamunan ku ini.

"Rasha, kamu jangan bengong aja. Nanti kesambet loh!"

Yup, nama ku Rasha. Rasha Pradipta. Di bulan Juli nanti usiaku genap 17 tahun dan aku siswa SMK kelas 11 di pertengahan semester ini. Gak ada yang spesial dari ku, hanya siswa introvert yang selalu menghabiskan waktu untuk belajar dan menyendiri. Terkadang aku ingin seperti teman-teman ku yang selalu bermain menghabiskan waktu diluar dengan teman satu sirkel-nya, selain di sekolah.

Tapi mau bagaimana lagi, jangankan pergi main, kadang tugas kelompok aja aku harus izin sama Mamah. Meski hanya berjarak dua rumah saja dari rumah teman ku, aku harus meminta izin. Entahlah, apa karena aku ini anak tunggal. Jadi orang tua ku begitu protektif.

Tentang orientasi seksual ku, aku Gay. Bisa di sebut juga dengan sebutan Homoseksual.

Aku mulai menyadarinya pada saat aku kelas 1 SMP. Banyak kakak kelas yang menyukai ku, sampai menjadi rebutan. Bukan kakak kelas perempuan, melainkan laki-laki.

SHAWN [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang