XIV | Masuk Radio Katanya

767 100 7
                                    

Baru pertama kali ini bagi Narendra, Jeno dan Renjun merasakan menjadi bintang tamu diacara radio. Kalau Haechan jangan ditanya, laki-laki itu kan adalah dj dari salah satu stasiun radio ternama di Jakarta. Sekarang mereka ber empat diundang sebagai bintang tamu di radio tempat Haechan bekerja. Tahu saat Renjun membuat kacau kios mie ayam yang di sukai Sania? Nah dari kejadian itu banyak netizen merekam aksi heroik Renjun yang mengobati mbak-mbak kesurupan jin penglaris. Renjun yang masih muda, sangat pemberani melawan jin yang kekuatannya minta ampun. Bahkan video itu sudah beredar sampai seluruh Indonesia, dan trending satu di pencarian twitter dan juga tiktok. Netizen yang sangat kepo dan ingin tahu kehidupan Renjun mencari tahu bagaimana backgroun keluarga Renjun. Dari sinilah Haechan selaku si bungsu, mendapat informasi dari kepala radio tempatnya bekerja bahwa dirinya adalah saudara kembar dari Renjuna Kanagara.

"Ah, lo nih lagian pakek segala bikin ulah sih. Kita jadi ditawarin masuk radio kan." Sungut Narendra, pada saat malam ini berada di ruang tamu karena habis pulang dari majelis ta'lim.

Haechan yang hendak membuka baju koko nya untuk menyisahkan baju berwarna putihnya mencerca Narendra. "Masuk radio gimana caranya dah?"

"Maksud gue, diundang jadi bintang tamu diradio. Kalo masuk radio mah musti jadi antman dulu." Narendra membuka peci berwarna hitamnya dan menyibakkan rambut hitam legamnya.

Renjun yang masih bersetelan koko lengkap menyahuti perbincangan kedua adik kembarnya. "Gue mana tau kalo sampe viral begitu, kalo jadi pembicara di radio topiknya apa aja sih, Kal?"

"Ya paling tentang kita kenapa bisa liat setan. Sama keseharian kita sih." Jawab Haechan yang sedang merapihkan sarung yang ia kenakan.

"Ah males banget, mana rambut gue lagi warna putih." Risau Renjun, memang dirinya baru-baru ini mewarnai rambutnya menjadi putih. Sebab, Renjun tidak sengaja melihat bintang Korea di youtube dan dirinya ingin mencoba memiliki gaya rambut seperti bintang Korea tersebut.

"Lagian ngide banget anjir segalaan mau ngikutin boyband korea. Bukan korea lu malah korengan." Jeno yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya mulai bersuara.

Narendra dan juga Haechan hanya tertawa mendengar ucapan Jeno. Mereka semua melanjutkan membicarakan bagaimana strategi untuk berbicara di acara radio tersebut agar tidak terdengar kesan horror.

"Nanti, kita samar-samarin aja cerita kita." Sahut Jeno yang sudah memakai bokser liverpool.

"Lah jangan, kata pak ustad nggak boleh bohong." Haechan menyangkal.

"Emang lo mau cerita lo yang diselengkat Anne beredar ke publik?" Tanya Jeno lagi dengan kesal.

"Bilang aja lo nggak mau kan, cerita lo yang pipis sembarangan di pohon mangga sampe burung lo di intip Wati kesebar publik?" Haechan membalas dengan kesal.

Jeno akhirnya diam saja. Memang awalnya ia ingin menghasut saudara kembarnya untuk menyembunyikan cerita pertama kali mereka punya penglihatan istimewa ini, karena mau bagaimana pun cerita mereka terdengar konyol. Hanya Renjun saja yang tidak konyol karena dahulu Renjun adalah anak introvert, tidak seperti Jeno, Narendra dan Haechan yang suka sekali bergaul dengan teman sebaya nya mengejar layang-layang pada siang hari sampai warna kulit menjadi hitam pekat.

"Yaudah, berarti kita jujur aja nih?" Tanya Narendra pada akhirnya.

"Nggak gitu juga, kalo ada pertanyaan yang sekiranya kita perlu jujur yaudah jujur aja. Klo ada pertanyaan yang berat buat kita jawab. Bilang aja maap kita nggak bisa jawab soalnya itu privasi." Renjun sebagai yang tertua memberikan solusi.

"Iya juga ya. Ah goblok banget lo berdua begitu aja nggak ngerti." Narendra berkata sembari meledek Jeno dan juga Haechan.

"Lah, nak pungooot." Teriak Haechan tidak terima.

Indigoman || 00' dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang