XVI | Goblok

587 90 2
                                    

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu di caffe, saat Prima berkata pada Haechan bahwa perempuan itu masih menyanyangi mantan pacarnya. Prima benar-benar menghilang, menurut Haechan memangnya mantan Prima tidak ada apa-apanya di banding dirinya. Tampangnya juga tidak jelek-jelek amat dan lagi ia adalah laki-laki yang taat beragama (itu menurut pemikiran dirinya saja) terserah kalian mau memandang Haechan seperti apa, yang penting Haechan akan selalu pede berkata bahwa dirinya tampan dan berani. Perempuan itu memutuskan akses untuk Haechan masuk ke kehidupannya. Prima memblokir nomer Whatsapp nya bahkan sosial media Haechan juga ikut di blokir. Prima benar-benar menghilang dari hidup Haechan. Haechan tentu saja sedih, dirinya tidak bisa lagi merecoki hari Prima. Ia tidak bisa menyusul Prima me time atau sekedar mengajak perempuan itu jalan-jalan mencari jajanan yang sedang viral. Prima adalah perempuan yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat bercerita. Dan Haechan selalu jatuh cinta dengannya.

Ingat ketika dirinya pertama kali bertemu dengan Prima. Pertemuan itu bukan pertemuan yang istimewa bisa juga pertemuan yang memalukan. Jadi begini ceritanya, saat Haechan memasuki tahun pertama sebagai murid SMP. Pada hari dimana ia memasuki kelas dan belajar dengan teman-teman barunya, saat itu jam kedua pembelajaran. Kelas samping Haechan sangat ribut, Haechan yang saat itu sedang serius mendengarkan guru yang menjelaskan pelajaran IPA menjadi terganggu karena murid dari kelas sebelah berlarian di koridor, Haechan jadi tidak fokus dan memilih melihat murid kelas sebelah dari jendela kelas.

"Ada yang kesurupan." Teriak salah satu murid kelas sebelah sembari berlari.

Hal tersebut pun mengundang keributan di kelas Haechan. Anak-anak murid seakan risau dan ingin segera kabur dari kelas karena takut kesurupan itu menyebar ke kelasnya. Guru yang mengajar pun berhenti memberikan materi dan menenangkan anak-anak muridnya. Haechan tentu saja sangat tenang, melihat guru yang menyudahi pembelajaran, laki-laki itu segera memasuki buku-bukunya kedalam tas ranselnya. Senang karena tau bahwa nantinya akan ada jam kosong dan sepertinya para siswa dipulangkan.

Dari arah pintu kelas Ryanda menyumbulkan kepala dan memanggil Haechan yang hendak tertidur. "Haekal di panggil Bu Juni ke kelas sebelah."

"Ngapain?" Tanya Haechan berteriak.

"Disuruh obatin Prima. Dia kesurupan lama banget." Ryanda menjelaskan.

Haechan tentu saja malas melakukannya, bukan hanya menghabiskan banyak energi tetapi juga akan jadi bahan pembicaraan seluruh warga sekolah bahwa dirinya mempunyai keistimewaan yang biasa orang-orang sebut anak indigo. Lagipula, siapa sih yang mau menyandang gelar itu? Haechan tidak mau, karena itu akan mempersulit hidupnya. Pasti orang-orang akan selalu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia ghaib. Belum lagi apabila ada orang yang memaksanya untuk melakukan sesuatu yang Haechan tidak bisa. Jujur saja, menjadi indigo itu tidak ada istimewanya sama sekali. Setiap hari selalu merasakan gangguan dari makhluk halus, tidurnya tidak pernah tenang dan yang paling tidak enak beberapa orang menganggapnya sakti dan mendapat label sebagai orang pinter (orang pintar adalah orang cerdas) pintar dalam konteks berbeda. Haechan rasanya ingin hidup sebagai manusia normal yang dengan leluasa bergaul tanpa dipandang sebagai anak indigo. Menyandang gelar tersebut membuatnya sering sakit hati, ia tidak pernah menemukan teman yang benar-benar tulus. Karena beberapa dari orang-orang yang ingin dekat dengan Haechan pasti selalu memanfaatkan kemampuan Haechan.

"Kal. Buruan." Ryanda masih menyumbulkan kepalanya menunggu Haechan keluar dari kelas.

"Siapa sih yang tau gua bisa liat setan?" Tanya Haechan sewot.

"Dari Adit, kata dia lo bisa liat setan pasti bisa nyembuhin kesurupan." Ryanda menjawab jujur.

Teman-tema sekelas Haechan yang hendak lari keluar kelas mendadak bisik-bisik melirik Haechan yang berjalan keluar kelas. Mereka juga mengikuti Haechan menuju kelas sebelah, pasti mereka ingin melihat proses Haechan menyembuhkan orang kesurupan. Haechan tentu tidak memperdulikannya, ia hanya ingin membantu dan menyelesaikan tugasnya lalu pulang kerumah tidur sampai dirinya puas.

Indigoman || 00' dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang