chapter 2

14 4 0
                                    

"Nggak. Gue gak yakin bisa." Suara putus asa itu datangnya dari bibir Anastasia. Sudah tahu tidak yakin, namun tetap saja sepasang netra miliknya masih menyusuri tiap-tiap pria yang berada di taman bermain. Mencoba menerka barangkali ada salah satu dari mereka yang bisa menolongnya untuk memenuhi challenge tersebut.

"Lo bisa, Na. Udah buruan cari cowoknya. Kita bantuin deh." Seruan itu datang dari Alya. Seakan membantu untuk meyakinkan serta memantapkan hati sahabatnya.

Sepersekian detik berikutnya kedua maniknya berhenti di satu titik. Pria dengan setelan kaos berwarna biru muda tengah duduk sendirian di bangku yang berada tak jauh dengannya. Nyatanya, pemuda itu juga menatap dirinya disusul dengan senyuman yang terukir di kedua sudut bibirnya.

Oke.. ini sebuah pertanda baik. Batinnya.

Baru saja Anastasia hendak melangkahkan kakinya menghampiri pria tersebut. Namun buru-buru tangan kanannya di cekal oleh Alina.

Mendapati sahabatnya kini tengah mendelik menatap dirinya, membuat kerutan samar di dahi sang gadis.

"Kenapa?"

Alina memberi kode lewat dagunya. "Liat bodoh. Dia udah ada istri-"

Sejemang kemudian Anastasia menatap ke arah pria tersebut, dan benar saja. Seorang wanita hamil datang menghampiri pria tersebut seraya membawa dua gelas minuman dalam genggamannya.

Sontak membuat gadis itu membuka sedikit bilah bibirnya. "Lo bener-bener mau sama suami orang ya?"

Astaga. Hampir aja. Bisa-bisa gue dijambak nanti ama bininya.

Buru-buru Anastasia menggeleng cepat. "Gue mana tau, anjir. Gue pikir dia sendirian."

"Kayaknya cuma itu doang harapan satu-satunya. Yang laen pada kesini sama keluarga dan pasangan." Suara Alya membuat kedua wanita tersebut lantas mengalihkan pandangannya, mengikuti arah pandang Alya.

Netra bulatnya menangkap tiga pria yang tengah duduk santai dengan masing-masing kaleng soda di tangannya. Namun tunggu, mungkin bisa di ralat. Yang memegang kaleng soda hanya dua orang, kendati satu orang yang lain tengah berkutat dengan ponsel dalam genggamannya.

Anastasia menghela napas gusar. Tidak ada pilihan lain. Dengan sedikit rasa keberanian dan rasa malu yang teramat besar gadis itu kemudian menghampiri ketiga pemuda tersebut yang disusul dengan kedua sahabatnya.

"Permisi, maaf."

Suara Anastasia mampu membuat kedua pemuda tersebut menghentikan aktifitas obrolannya. Senyum sumringah terlihat jelas dari wajah kedua pria tersebut. "Iya? Ada yang bisa Aa bangun?"

"Bantu goblok." Ucap pemuda itu asal.

"Lidah gue keserimpet kalo ketemu cewek cakep, Rel."

Anastasia memejam sejenak. Satu helaan napas keluar dari mulutnya. Gadis itu kini mencoba memaksakan senyumnya.

Kenapa kedua pria ini malah sibuk sendiri? Begitu pikirnya.

"Hai, maaf. Aku ganggu, mau minta tolong boleh?"

Pemuda dengan kaos navy tersebut lantas bangkit dari duduknya. "Kenalan dulu sabi kayaknya. Gue Jevan. Ini temen gue, Farel." Ucapnya seraya mengulurkan tangan dan sekilas menatap teman di sampingnya.

"Gue Anastasia."

"Mau minta tolong apa Anastasia?" Tanya Farel padanya.

Anastasia tidak ingin membuang waktu lagi. Kendati gadis itu hanya ingin cepat melakukan tantangan sialan ini. "Gue lagi ikut challenge-" gadis itu lantas menyodorkan layar ponselnya pada kedua pemuda tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"I LOVE YOU, KAK!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang