Murid baru itu melangkah masuk kedalam kelas, dengan rambut hitam pekat dan tas warna pink yang sangat dikenali oleh Mahen, membuat Mahen yakin bahwa itu adalah Senja teman masa kecilnya.
"Silahkan, Perkenalkan dirimu"
Kata Kepala Sekolah
"Halo semua, perkenalkan, nama saya Senja Rinjani, biasa dipanggil Senja"
Setelah melihat muka Senja, dan mendengar nama lengkap Senja, Mahen sudah sangat yakin bahwa itu adalah Senja teman masa kecilnya dulu, Mahen berharap semoga Senja masih mengingat nya.
"Baiklah Senja, semoga kamu bisa betah disekolah ini, kamu bisa duduk disamping Jihan"
Jihan melambaikan tangannya ke Senja
"Terimakasih Bu"
Senja lalu duduk disamping Jihan
"Baiklah terimakasih anak anak, maaf mengganggu waktunya. Oiya, itu kenapa ya Mahen sama Andra ada dibelakang?"
"Mahen dan Andra tidak mengerjakan tugas Bu, jadi saya hukum berdiri di pojokan"
Bu Rita menjawab
"Yaampun, padahal ini hari pertama teman baru kalian masuk sekolah, belum apa-apa udah berbuat ulah saja, ampun deh kalian. Karena Senja murid baru, kalian berdua, saya ijinin duduk kembali di tempat."
Kepala Sekolah langsung meninggalkan ruang kelas. Mahen dan Andra langsung membuang nafas lega, akhirnya mereka tidak usah berdiri di pojok ruangan, apalagi Mahen yang senangnya minta ampun, karena kaki satunya sudah tidak usah naik lagi. Mereka berdua langsung kembali ketempat duduknya masing-masing. Disisi lain, terlihat muka Bu Rita yang tidak senang.
Bu Rita melanjutkan mengecek tugas murid lain, beberapa murid ada yang sibuk kenalan sama Senja.
"Hai, kenalin, nama aku Jihan, semoga kita bisa akrab ya, jangan canggung di kelas ini mah, santai weh"
"Hai juga, namaku Senja, nanti temenin aku keliling sekolah ya"
"Siap, nanti ku temenin"
Jihan dan Senja tertawa
"Aku juga mau ikut temenin dong"
Johan si anak yang suka bolos, tidur dikelas pas jam pelajaran, dan selalu pakai hoodie dan topi hitam yang di pakai menyamping yang selalu dibawa kemana-mana, (terus keteknya bau kematian), tiba tiba nyambar kek petir, padahal gaada yang ngundang dia
"Dih apaan sih lo, lo tuh ga diajak!"
Jihan menjawab dengan tatapan sinis
"Udah, gapapa kok lan"
Senja tersenyum
"Tuh, liat, Senja aja ga masalah, kenapa lo yang sibuk"
Johan membalas Jihan
"Dih, apaasih lo Ja, kok malah mau bareng dia"
Jihan menyikut Senja, Senja tertawa
"Heh, asal lo tau ya, keteknya si Johan itu, bau kematian"
Jihan berbisik ke Senja
"Yaudah biarin aja"
Senja membalas
"Heh gw denger ya apa yang lo omongin"
Johan yang mendengar percakapan Jihan dan Senja langsung kembali ke tempat duduknya dengan raut muka marah, Senja dan Lani tertawa
"Eh padahal tadi kita kan bisik-bisik, kok bisa kedengeran sama dia ya?
Kata Jihan
"Eh iya juga ya, kok bisa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahen dan Senja
Teen FictionMahen, remaja berusia 14 tahun yang duduk di bangku SMP. Mahen sejak kecil tinggal bersama neneknya, dia ditinggal oleh orang tuanya kerja diluar kota. Mahen sama seperti remaja umumnya, belajar, makan, mandi, tidur, namun, ada sesuatu rahasia besar...