Prolog

40 8 0
                                    

Pada sore hari, langit berwarna oranye kemerahan. Saat Mahen masih duduk di bangku SD. Mahen berjalan kaki menuju rumahnya bersama Senja setelah pulang sekolah, mereka berdua melewati sawah Pak Rahmat lalu bermain sebentar disana. beberapa menit kemudian, mereka istirahat sejenak, lalu duduk di saung terdekat. Mereka menatap langit Senja dengan seksama.

"Kamu tau ga, kenapa orang tua aku kasih nama aku Senja?" Senja memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Kenapa tuh?" Mahen menjawab.

"Kata mamah ku, aku lahir jam 4 sore, waktu itu langitnya keren banget, saat aku berhasil keluar dari perut mamah ku, dokter bertanya pada mamah ku, mau dikasih nama apa bayinya?, mamah ku menengok ke jendela rumah sakit, melihat sejenak langit Senja Kala itu, lalu mamah ku menjawab Sen-" Belum selesai Senja bercerita Mahen sudah duluan menjawab

"SENJA!" Kata Mahen

"APAANSIH MAHEN, AKU BELUM AJA BERES NGOMONG!" Senja yang kesal langsung memukul Mahen lalu mengambil tas pink kesayangannya, lalu pergi meninggalkan Mahen sendirian.

Mahen yang hendak menghindari pukulan Senja walaupun telat pun panik.

"EH MAU KEMANA, JANGAN TINGGALIN AKU!" Mahen bergegas mengambil tas nya, lalu lari sekencang-kencangnya mengejar Senja.

Mahen dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang