Ismail-Della : Liburan 2

10.9K 459 31
                                    

Author POV

"Ngaaahaha!"

Della tersenyum kecil mendengar suara tawa Audrey yang nyaring di malam itu. Dia berbaring menyamping, tengah menidurkan Arfeen sedangkan Ismail sibuk mengajak putri bungsu mereka bermain.

"Nyam nyam nyam! Perut adek papa makan nih ya?" candanya sembari berpura-pura menggigit perut Audrey. Bayi berumur satu tahun setengah itu kembali tertawa bahkan kini dia meraih rambut sang papa lalu mencengkeramnya.

"Ngehhh, papapaaa!"

"Aduh, sakit loh nak rambut papa ditarik kayak gitu," sahut Ismail sesekali meringis. Dia membenarkan posisi duduk Audrey di atas perutnya lalu kembali mengajaknya bermain.

"Ciluk ba!"

Audrey kembali tertawa, dia menutup matanya lagi kemudian membukanya seolah tengah bermain petak umpet.

"Udahan ya mainnya, nak? Adek harus bobok loh," ucap Della. Audrey menatapnya lalu berusaha merangkak mendekati Della yang masih menyusui Arfeen. Sebenarnya Arfeen tidak lagi menyusu, tapi terkadang dia rewel jika tidak diberi. Dia yang paling lama menyusu daripada saudara-saudaranya.

"Nen..."

"Bentar ya? Abis kak Arfeen," jawab Della sembari mengusap pipi gembul Audrey. Gadis kecil itu duduk menatap Arfeen dengan mata bulatnya yang lucu lalu tiba-tiba saja Audrey mendaratkan telapak tangannya di pipi Arfeen. Sebuah tamparan yang tidak bisa dibilang pelan untuk ukuran bayi.

Plak!

"Aww! Huahhh!" Arfeen yang asyik menyusu dan tidur lantas berteriak sakit lalu menangis.

Della dan Ismail terkejut bukan main, Audrey selalu saja bertingkah tanpa aba-aba. Ismail langsung menjauhkan Audrey dari Arfeen lalu turut menenangkan Audrey yang terkejut juga sedangkan Della mendiamkan Arfeen yang menangis.

"Udah udah, mana yang sakit sayang? Pipinya ya yang sakit?" tanya Della dengan penuh kelembutan sambil mengusap pelan pipi Arfeen yang ditepuk oleh adiknya sendiri.

"Adek lain kali main yang lembut sama kakak ya? Itu sakit loh pipi kak Arfeen nya," ucap Ismail. Dia mengecup pipi Audrey yang basah oleh air mata. Gadis kecil itu kembali berceloteh bebas, dia menatap Arfeen lalu menjulurkan tangannya untuk mengusap lengan kakaknya.

"Mama, adek nakal!" gumam Arfeen seraya menjauhkan dirinya dari Audrey. Dia menatap Audrey dengan pandangan kesal bukan main.

Bukan sekali dua kali mereka bertengkar, hampir setiap malam sebelum tidur mereka berdua ribut. Terkadang Audrey yang menangis, kadang pula Arfeen yang menangis. Della sampai terbiasa melihat pertengkaran anak-anaknya.

"Iya makanya kamu buruan bobok biar gak digangguin adek. Bobok sama papa ya? Mama mau kasih nenen ke adek dulu," ujar Della. Arfeen semakin menekukkan bibirnya, tapi tetap berpindah posisi.

Della tertawa geli melihat tingkah putranya yang satu ini, dia kerap merajuk dan cemburu jika Della lebih memerhatikan Audrey.

"Kayak begini yakin mau nambah anak lagi? Repot kan tiap malem dengerin mereka nangis," sindir Della. Ismail melihatnya dengan tatapan geli, terdengar lucu sindiran istrinya itu.

"Ya gak apa-apa lah, kan banyak anak banyak rezeki."

"Iya deh iya, tapi gantian ya yang hamil kamu terus yang kasih nenen juga kamu. Aku capek dari jaman Aurora masih bayi sampe Audrey selalu sama aku. Nanti gantian, aku yang kerja, kamu ngurus anak," sungutnya. Ismail nyaris tertawa keras jika saja dia lupa ada anak-anaknya yang hendak tertidur.

Della dan kalimatnya yang selalu bar-bar. Dari dulu pun tidak pernah berubah dan itu yang membuat Ismail kian mencintai istrinya setiap hari. Cinta di antara mereka memang unik, ada saja cara berbeda tiap kali menunjukkan rasa cinta kepada satu sama lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Moments : Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang