01

14 5 1
                                    

Kanaya gemetar ketakutan saat empat orang pria menghampirinya, dia memohon dan terus berteriak agar mereka semua tidak mengganggunya, tapi semakin dia berteriak para pria itu malah semakin tertawa bahagia, Kanaya tahu mereka adalah teman sekelas nya yang sering sekali membully dan menyuruhnya mengerjakan tugas mereka semua selama ini dia hanya diam saja karena memang dia tidak berani melawan mereka, melapor pada guru pun percuma karena mereka semua akan memberikan seribu alasan yang pada akhirnya mereka akan terbebas dari hukuman dan kembali membully nya.

"Berisik lo, sini ikut kita sekarang" Jack memegang pergelangan tangannya dan segera menariknya.

"Lepasin, apa salah gue sama kalian?" Kanaya memberontak berusaha melepaskan cekalan tangan Jack, karena berusaha melawan Jack akhirnya menampar Kanaya membuat wanita itu diam.

Rio yang melihat itu langsung mencekal tangannya yang sebelah lagi dan segera menyeretnya sedangkan dua temannya lagi Endri dan Joni hanya mengikuti mereka dari belakang.

"Apa yang kalian mau, please lepasin gue" Kanaya terisak, penampilan Kanaya jauh lebih buruk sekarang dia takut mereka akan melakukan hal yang tidak pernah Kanaya inginkan

Keempatnya membawanya kedalam sebuah gudang dan mengikat tangan Kanaya di sebuah kursi, Jack menelepon seseorang dan segera mendekati Kanaya.

"Lo sebenarnya cantik, tapi sayang lo itu cupu" Jack memegang dagu Kanaya dan menatapnya, Kanaya semakin ketakutan karena Jack semakin mendekatkan wajahnya.

"Jack" suara wanita menginterupsi kegiatan Jack dan beralih menatapnya sekarang.

Dari arah pintu muncul ketiga wanita yang di ketahui bernama Queen, Ellina, dan Stella ketiganya terkenal dengan seringnya membully teman mereka yang cupu dan lemah bahkan dia tidak segan membully adik kelasnya.

Queen menatap Kanaya bengis ada begitu banyak kebencian di matanya yang membuat Kanaya bergidik ngeri, selama ini dia memang selalu di bully olehnya tapi Queen tidak pernah membully nya sampai seperti ini

"Hay Kanaya" sapa Queen

"Apa-apaan ini?" Tanya Kanaya

"Waw! lo berani nanya kayak gitu sama gue?" Queen menatap Kanaya tak suka

Dia mendekati Kanaya dan melepas kacamata yang selama ini bertengger di hidung Kanaya, Queen menjambak rambut Kanaya

"Karena wajah ini gue benci sama lo" Queen menampar Kanaya cukup keras membuat gadis itu memalingkan wajahnya, pipinya berdenyut perih.

"Lo tahu? Gue udah lama suka sama Ken, tapi karena dia liat wajah lo yang tanpa kacamata ini Ken menjauh dari gue" Queen berteriak di depan wajah Kanaya

"Kenapa lo mau rebut Ken dari gue?"

"Queen, gue gak tahu kalau Ken suka sama gue tapi gue janji bakalan jauhin dia tapi lepasin gue" mohon Kanaya

"Udah terlambat, Ken nolak gue karena lo! Sekarang lo harus lenyap dari dunia ini"

Kanaya menggelengkan kepalanya setelah mendengar kata-kata dari Queen, karena setahu nya apa yang Queen katakan maka itu akan terjadi Kanaya tidak ingin mati sekarang dia masih ingin mengejar cita-cita nya dan membahagiakan orang tuanya.

"Gue mohon sama lo Queen, gue bakalan pindah sekolah kalau perlu gue bakalan pindah ke luar kota supaya Ken bisa sama lo"

"Lo pikir dengan itu bisa bikin Ken balik lagi sama gue? Enggak!"

Lagi dan lagi Queen menampar Kanaya hingga gadis itu setengah tidak sadarkan diri, rasa sakit di pipinya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya karena belum bisa mewujudkan keinginan orang tuanya mungkin hari ini adalah hari terakhirnya, jadi dia hanya memasrahkan hidupnya kepada sang pencipta.

Sungguh malang nasibnya hanya karena satu orang menyukai nya maka dia harus kehilangan segalanya, di sukai oleh ketua OSIS dan pria terpopuler di sekolah bukanlah keinginan nya kalau saja dia tahu dari awal mungkin saja dia akan langsung pergi meninggalkan tempat ini.

"Queen, gue mohon lepasin gue orang tua gue pasti khawatir" Kanaya memohon, Queen hanya diam dan terus menyiksanya tanpa henti terkadang dia menampar menjambak bahkan menendangnya hingga bangku yang dia duduki terjatuh bersama dengan tubuhnya.

"Habisin dia dan jangan sampai meninggalkan jejak" perintah Queen kepada Jack dan teman-temannya.

Queen dan kedua temannya pergi dari sana, terdengar dari dalam gudang suara jeritan Kanaya yang memilukan, Queen tidak peduli dan tetap berjalan tanpa rasa bersalah sedikitpun baginya siapa pun yang menghalangi jalannya maka dia harus lenyap dari muka bumi ini.

Selama ini dia selalu mendapatkan segalanya, orang tuanya akan melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya dan sekarang dia pun melakukan cara yang sama untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan

"Penghalang udah lenyap gak ada lagi yang akan merebut kamu dari aku Ken" gumam Queen sembari tersenyum menakutkan.

Sedangkan Kanaya di dalam sana hanya bisa pasrah karena seluruh tubuhnya terasa sakit dan baju seragamnya pun kini di penuhi dengan darah segar yang mengalir dari kepala, hidung dan bagian tubuhnya yang lain.

"Ayah, Bunda maafin Kanaya" gumamnya sebelum akhirnya menutup matanya rapat.

Kanaya ArselinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang