02

5 3 0
                                    

Sebuah mobil sport berhenti di parkiran sekolah semua mata menatapnya karena mobil yang terparkir sekarang belum pernah mereka lihat sebelumnya, siswa dan siswi yang berasal dari keluarga kaya raya memang biasa memakai mobil mewah tapi kali ini mereka belum pernah melihat mobil ini mereka semua penasaran akan sosok yang mengendarai nya, perlahan pintu mobil terbuka satu kaki nya menapak di jalan tak lama si pemilik mobil keluar dari sana membuat semuanya terbengong menatapnya karena tak percaya akan penglihatan mereka bahkan mereka sampai mengucek-ngucek matanya saking tak percaya nya, si pengendara nyatanya adalah seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang yang di cat dengan warna pirang kelabu kebiruan, gadis itu menutup pintu mobilnya dan berjalan masuk ke area sekolahan dia hanya acuh saat orang-orang menatapnya antara heran, tak percaya dan kagum namun gadis itu sama sekali tak peduli dan terus berjalan menuju kelasnya.

"Queen" panggil Ellina dan Stella berbarengan keduanya terengah-engah karena berlari dari parkiran ke kelasnya

"Lo berdua kenapa sih?" Tanya Queen

"Itu.." ucapan Ellina menggantung saat melihat orang yang ingin dia bicarakan sudah berdiri di depan pintu kelasnya.

Queen menatap kearah pintu dan sedikit terkejut melihat siapa yang datang setelah dua Minggu dia menghilang tanpa kabar, tapi seingatnya guru mengatakan kalau dia izin karena ada urusan keluarga, Queen sempat terkejut karena Kanaya masih hidup dia sempat menanyakan kepada Jack bagaimana nasib gadis itu setelah mereka siksa dan menurut Jack, Kanaya tidak akan selamat sebab luka di tubuhnya sangatlah banyak belum lagi darah yang mengalir dari setiap luka nya setidaknya dia akan mati kehabisan darah, lagipula dia membuang nya jauh dari pemukiman warga.

Kanaya gadis yang berdiri di ambang pintu kelas itu tersenyum penuh arti kepada Queen dan kedua sahabatnya, dia berjalan kearah mejanya dan duduk di sana sembari masih menatap ketiganya.

"Hay, lama gak ketemu" sapa Kanaya menekan setiap kata yang di ucapkannya, Kanaya berjalan kearah Queen dan berbisik tepat di telinganya "Gimana? Lo masih syok kan liat gue masih hidup"

Queen menatap Kanaya tak percaya, dia merasa Kanaya menjadi orang yang berbeda dan lebih berani dia menatap Kanaya yang tersenyum penuh arti padanya, apakah Kanaya akan membalas dendam? Queen segera mengusir pikiran itu karena setahu nya Kanaya adalah gadis yang lemah dia tidak akan berani berbuat macam-macam padanya karena siapapun yang melawannya maka akan bernasib sangat tragis.

"Huh! Setelah dua Minggu gak ketemu sama kalian rasanya gue kangen banget sama kalian" Kanaya masih berbicara, mata nya tajam menatap ketiganya membuat Ellin dan Stella sedikit merasa takut dan ngeri

Tatapan Kanaya kali ini berbeda, biasanya Kanaya akan menunduk takut tapi kini dia menegakkan kepalanya dan berani menatapnya begitu tajam, apakah selama ini mata Kanaya begitu tajam tanpa kacamata? Tunggu! Ketiganya baru menyadari jika Kanaya kini tidak lagi memakai kacamata bulatnya, dan itu membuat Queen semakin merasa marah karena dengan penampilan Kanaya yang seperti ini maka Ken akan semakin menyukai nya.

Queen bangkit dari duduknya dan mencekal pergelangan tangan Kanaya dia membawa nya keluar dari kelas, Kanaya hanya mengikuti nya saja tanpa banyak merengek seperti biasanya dia berjalan santai seperti tidak merasakan takut apapun sedangkan mereka yang melihatnya di seret oleh Queen merasa ngeri dan kasihan padanya, Queen membawa Kanaya kedalam gudang sekolah tempat biasa dia membully orang-orang yang lemah seperti Kanaya.

Dengan santai Kanaya duduk di sebuah kursi setelah cekakan tangan Queen di lepaskan, dia menatap Queen dan dua antek nya yang selalu setia mendampinginya menyiksa dan membully orang-orang yang tak bersalah.

"Berani banget lo dateng ke sekolah setelah apa yang udah gue lakuin" Queen bersedekap dada melihat Kanaya yang hanya santai memainkan rambutnya

"Kasih gue satu alasan kenapa gue harus takut?" Balas Kanaya membuat Queen geram.

"Harusnya lo keluar dari sekolah ini, atau lo akan tahu akibatnya"

"Akibat yang gimana? Bunuh gue lagi?" Tantang Kanaya, kini dia menatap Queen sengit ada kebencian yang mendalam di mata Kanaya

"Kalau lo mau selamat pergi dari sekolah ini kalau perlu pergi dari kota ini"

"Kenapa gue harus pergi? Lo takut kalah saing sama gue?" Ellin dan Stella yang sedari tadi diam kini menatap Kanaya tak percaya apakah barusan dia menantang Queen?

"Lo nantang gue?"

"Lo jual gue beli"

"Lo" tunjuk Ellin

"Apa? Jangan sok pemberani kalau dasarnya lo itu penakut" sentak Kanaya langsung membuatnya diam.

"Terserah kalian mau lakuin apa, gue siap buat hadepinnya dan kita lihat siapa diantara kita yang bertahan atau jadi pecundang"

Kanaya meninggalkan mereka tapi sebelum dia bisa melewati Queen gadis itu terlebih dahulu memegang tangannya dan membalikkan tubuh Kanaya, satu tamparan keras mendarat di pipi Kanaya membuat sang empu tertoleh ke samping, dia tersenyum mengusap pipinya yang terasa panas.

"Satu tamparan lo bakal buat lo menderita, lo belum lihat sisi tergelap gue, hati-hati" Ujar Kanaya dengan suara yang berbeda, menyeramkan dan penuh ancaman.

Kanaya keluar dari gudang dan di luar sana Ken sudah menunggunya, pemuda itu mencekal tangannya lembut dan membawa gadis itu ke taman belakang sekolah, sedangkan Queen masih mematung mendengar ucapan dari Kanaya barusan, hatinya sedikit takut dengan ancaman Kanya barusan apalagi gadis itu mengatakan kalau dia belum tahu sisi tergelapnya, tapi pikiran itu segera dia lenyapkan tidak ada yang bisa melukai nya walau hanya seujung kuku pun, dia mulai tersenyum dan merencanakan sesuatu yang mungkin jauh lebih mengerikan dari yang sebelumnya.

Kanaya ArselinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang