03

7 3 1
                                    

"Lo ada masalah apa sih sama Queen? Sampai sampai dia narik lo kayak tadi?" Tanya Kenapa

"Gue juga gak tahu" sahut Kanaya cuek

"Eh btw, lo cantik banget hari ini"

"Jangan gombalin gue, gak akan mempan"

Ken tersenyum, ternyata memang benar apa yang orang-orang katakan kalau gadis ini sudah berubah, kini dia sudah membuktikan dirinya memang berubah jika biasanya dia menggoda maka Kanaya akan tersipu malu tapi kini gadis itu tampak cuek dan tak peduli seolah dia adalah gadis yang berbeda.

"Ken" panggil Kanaya membuat Ken menatapnya

"Lo suka sama gue?" Tanya nya to the poin

Ken gelagapan pasalnya dia tidak pernah menyatakan perasaan nya selama ini, dia hanya mengungkapkannya lewat tatapan dan juga perhatiannya dan juga dia tidak pernah menceritakan isi hatinya kepada siapapun termasuk teman-temannya.

"Kalau iya kenapa?"

"Kalau lo suka sama gue kenapa selama ini lo diam saat gue di perlakukan gak manusiawi?" Tanya Kanaya membuat Krn terdiam, pertanyaan tentang kenapa dia diam saja melihat gadis yang dia cintai di tindas dia pun sulit untuk menjelaskannya, intinya dia tidak bisa melawan kekuasaan papa nya Queen bukan karena dia takut tapi karena memang dia bukanlah anak konglomerat seperti Queen, dia memang punya segalanya tapi dia juga tidak bisa mengalahkan kekuasaan Queen di sekolahnya, Papa Queen adalah donatur terbesar di sekolah ini dan dia juga pemilik sebagian tanah yang di jadikan sekolah.

"Maaf" hanya kata itu yang mampu untuk Ken ucapkan membuat Kanaya tersenyum merendahkan, dia pikir jika Ken benar-benar mencintainya maka dia akan selalu melindunginya, kenyataan nya tidak lah seperti itu "baiklah, kalau begitu lupain gue dan jangan pernah deketin gue lagi karena gue gak butuh cowok lemah kayak lo"  Ujar Kanaya pedas, dia jujur dengan apa yang dia katakan dia tidak hanya membutuhkan cinta tapi juga orang yang mau melindunginya.

"Kanaya"

"Apalagi? Gue bukan cuman mau di cintai tapi gue juga mau seseorang melindungi gue dari apapun, dan lo gak termasuk dalam kategori pria yang gue suka" Kanaya pergi meninggalkan Ken yang diam mematung, pemuda itu masih terlalu syok dengan apa yang di katakan Kanaya barusan, Kanaya menolaknya bahkan sebelum dia mengatakan perasaannya. Ini memang salahnya sekarang apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan kembali perasaan gadis itu? Jujur saja dia sudah sangat lama menyukai Kanaya hanya saja dia baru berani mendekatinya sekarang dan kini dia harus kehilangan gadis itu Ken tidak bisa membiarkan ini apa ini saat nya dia memberontak?

Kanaya berjalan santai di koridor sekolah, sekolahan sudah sepi karena memang ini sudah waktunya untuk pulang dia memang sengaja memperlambat dirinya ingin tahu apa yang akan Queen lakukan padanya

Saat dia menuju parkiran Jack, Joni, Rio dan Endri sudah menunggunya di sana tanpa ragu gadis itu menghampiri ke empat nya

"Nungguin gue?" Keempatnya melihat Kanaya jujur saja mereka sempat terpana penampilan Kanaya yang baru, dengan tampilannya yang sekarang dia terlihat lebih manis dan cantik tak bisa mereka pungkiri kalau sebenarnya mereka mulai terpesona apalagi melihat senyuman Kanaya yang begitu manis

"Ikut kita" Jack menarik tangannya tapi kali ini dia tidak melakukannya dengan kasar seperti terakhir kalinya, dia hanya menyeret gadis itu dengan lembut tanpa adanya kekerasan

Kalau boleh jujur Jack sebenarnya menyukai Kanaya baik saat Kanaya berpenampilan cupu atau pun sekarang, hanya saja dia tidak bisa mengungkapkan nya itu semua karena Queen yang menekannya agar tidak pernah menyukai gadis seperti Kanaya, dan dia juga tidak bisa menolak saat Queen menyuruhnya untuk menghabisi nyawa gadis yang dia sukai, Jack dan Queen adalah Kakak sepupu keluarganya bergantung kepada orang tua Queen jika dia tidak melakukan apa yang di inginkan gadis itu maka keluarganya akan menjadi taruhannya, bukan dia takut dan tak berani hanya saja dia masih memiliki adik kecil yang masih memerlukan biaya yang banyak apalagi adiknya itu mempunyai penyakit yang cukup serius, dia hanya tak mau menyulitkan keluarganya hanya karena mengikuti perasaannya.

"Jack, kenapa Lo lakuin ini sama gue?" Jack menghentikan langkahnya dan menatap Kanaya

"Kalian boleh duluan, gue mau ngomong dulu sama ini cewek" Jack menyuruh ketiga temannya untuk terlebih dahulu ke tempat dimana Kanaya akan kembali di eksekusi

Setelah ketiga temannya pergi dia kembali menatap Kanaya, menanyakan apa yang baru saja gadis itu katakan

"Gue tahu lo suka sama gue Jack"

Jack cukup terkejut karena Kanaya mampu mengetahui isi hatinya tapi dia tidak akan mengakui nya

"Heh! Mimpi lo terlalu tinggi"

"Jangan menyangkalnya Jack, karena jauh di dalam lubuk hati lo pasti mengakui semuanya"

"Gue gak mungkin suka sama lo"

"Oke kalau lo gak mau ngaku tapi ini saran dari gue sebaiknya lo akuin semua itu mungkin dengan itu gue bakal mempertimbangkan"

"Mempertimbangkan apa?"

"Mempertimbangkan hukuman lo yang udah ngilangin nyawa gue waktu itu" bisik Kanaya membuat Jack meremang pasalnya suara Kanaya berubah menyeramkan dan penuh ancaman

"Jangan Macam-macam Nay, gue terpaksa ngelakuin ini dan lo pasti tahu alasannya"
Jack kembali membawa gadis itu memasuki kawasan belakang sekolah di sana ada ruangan yang tidak terpakai karena sepertinya sebelumnya itu di gunakan untuk gudang

Di dalam sana sudah ada Queen dan teman-temannya, menunggunya dengan tak sabar ingin kembali menyiksa gadis itu, Kanaya melepaskan cekalan tangan Jack dan masuk kedalam ruangan itu tanpa harus di paksa, dia duduk di sebuah sofa Kanaya yakin ini adalah markas mereka karena terlihat di dalam sana jauh lebih baik dari pada di luar nya, di dalam nya sudah ada kulkas, tv dan satu set sofa bahkan ada tempat tidur di sana.

"Ternyata ini markas kalian? Gak sia-sia gue ikut kesini"
Tempat nya memang agak jauh dari taman belakang sekolah, ruangan ini sepertinya adalah ruangan yang memang sengaja di kucilkan atau mungkin Queen memang sengaja membangunnya di sini untuk di jadikan markasnya.

"Jangan sok berani lo, mendingan sekarang lo buat surat wasiat karena sebentar lagi Lo bakalan pergi ke alam baka" ujar Queen

"Jangan bangunin singa yang lagi tidur, atau lo akan tahu akibatnya" Kanaya menatap mereka tajam, matanya bagaikan elang yang siap memangsa begitu tajam, dingin dan menusuk bahkan suara Kanaya kini berubah menjadi sedikit lebih berat mengerikan.

"Lo gak akan bisa ngalahin kita semua"

"Gue udah peringatin lo Queen, bersiaplah menghadapi sisi gelap gue"

Kanaya membuka kemeja sekolahnya menyisakkan baju putih sekolahnya dia juga sudah memakai celana sedari tadi untuk mempersiapkan semuanya karena dia tahu ini pasti akan terjadi

Menyimpan tas dan kemejanya diatas meja, secepat kilat dia berlari kearah Endri dan langsung memukulnya dalam sekali gerakan pemuda itu langsung tumbang dan mengerang kesakitan memegangi tangannya, selanjutnya dia menendang Joni yang dekat dengan Endri dan langsung menendang kakinya tepat di tulang keringnya membuat sang empu berteriak nyaring, Kanaya tersenyum dan kembali  menghajar Rio tepat di wajahnya Kanaya lalu memukul belakang kepalanya membuat dia pingsan seketika, Queen yang melihat itu sedikit terkejut karena Kanaya ternyata mempunyai ilmu bela diri yang mumpuni.

Kanaya menyeka keringat di dahi nya dan tersenyum remah kearah tiga pria yang sudah dia kalahkan, dia menatap Queen angkuh dan berani membuat siapa saja akan takut saat melihatnya seperti Ellin dan Stella keduanya sudah lari terlebih dahulu meninggalkan tempat itu.

"Tiga temen cowok lo udah kalah, dua temen cewek lo udah lari sekarang lo mau apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kanaya ArselinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang