Chapter II [2/6]

47 8 1
                                    

[19.56] Mereka telah tiba didepan komplek perumahan Arnon, komplek yang terasa familiar karena sering sekali dikunjungi begitu lah yang ada di ingatan Osaka.

Tangan yang masih setia saling menggenggam, tak ada satupun di antara keduanya yang berniat melepaskan. Arnon yang merasa hanya ditatap oleh Osaka kemudian mengatakan, "Boleh minta nomor telepon, Kaka?"

Arnon berdeham, upaya memperbaiki suaranya yang bergetar akibat salah tingkah. "Maksudnya, aku mau traktir Kaka makan. Sebagai tanda terima kasih buat hari ini." Lanjutnya sambil memberikan senyuman, yang terlihat malu-malu.

Senyuman itu sekali lagi menghancurkan pertahanan Osaka, tangan yang tadi menggenggam kini menarik tubuh yang ada di hadapan mengikis jarak di antara keduanya. Kedua tangan Osaka digunakan untuk merengkuh tubuh yang lebih kecil darinya, merasakan hangat menjalar diseluruh tubuhnya. Aroma yang membuat candu kembali dapat dirasa, sesak dan lega menerpa perasaannya.

"Aku cuman minta kamu bahagia, hidup emang nggak mudah tetapi aku harap kamu dapat selalu melangkah. Kalo kamu mau coba bahagia, aku anggap itu sebagai ucapan terima kasih dari kamu buat malam ini."

"Gimana kalo tempat aku melangkah adalah jalan yang udah di tentuin arahnya? Tetapi tujuannya belum tentu bisa ngasih aku bahagia pas nanti sampai sana." Suara Arnon terdengar pelan dan tangannya menggenggam erat kemeja yang dikenakan Osaka, seakan belum siap kehilangan sumber rasa hangat yang diterimanya saat ini. Entah apa sebabnya, Arnon hanya merasa nyaman dan aman ketika berada dalam dekapan orang asing yang baru ditemuinya malam ini.

"Nggak ada yang berhak atas kebahagiaan kamu, karena emang cuman kamu yang bisa kasih definisi apa artinya bahagia buat hidupnya kamu. Jadi lakuin semua yang kamu mau, buat jalan menuju bahagianya kamu." Pelukan dilepas untuk menatap mata kesayangannya, itulah panggilan yang biasa diucap oleh Osaka setelah mereka resmi mengikrar janji untuk selalu bersama.

"Setidaknya coba untuk diri kamu sendiri dulu, jangan pikirin orang lain termasuk aku. Kalo emang itu bukan sesuatu yang kamu mau, ya udah jangan karena yang berhak ngambil keputusan cuman kamu. Tapi kalo kamu mau coba aku yakin kamu pasti bisa, karena kamu selalu bisa dan aku tau itu. Kaya aku yang percaya sama kamu, aku mau kamu juga coba ngelakuin hal yang sama." Setelah itu mereka berdua berpisah tanpa bertukar nama panggilan, yang ada hanya ucapan selamat tinggal tanpa kepastian kapan akan kembali dipertemukan.

[20.09] Osaka terus melangkahkan kakinya, menjauh pergi dengan hati yang terasa hampa. Dia kembali berada di penyeberangan jalan yang tadi hampir menjadi tempat kejadian perkara, tiba-tiba Osaka teringat akan Golden. Anak anjing yang harusnya sekarang sedang terluka, dan ditangisi oleh Arnon. Bahkan sebelum pergi mengantar Arnon Osaka sudah lebih dulu memeriksa sekitarnya, namun dia tak dapat menemukan anak anjing yang dulunya adalah milik kesayangannya. Mungkin orang lain sudah lebih dulu menyelamatkannya, begitu lah pikir Osaka yang memilih pergi kekantor polisi untuk melaporkan tentang kejadian hari ini dan mencari pemilik mobil yang hampir melukai kesayangannya.

Saat tiba dikantor polisi terdekat, Osaka tidak mendapatkan apa pun. Polisi bahkan sempat meragukan pernyataannya, alasannya karena tidak adanya CCTV, saksi dan juga korban.

─13 April 2012─

Sudah beberapa hari ini Osaka memutuskan mencari sendiri si pengemudi ugal-ugalan yang hampir menyakiti pujaan hatinya, dia melakukannya disela jadwal patrolinya. Ternyata orang yang ada dibalik kemudi malam itu adalah orang yang sangat dikenalnya, Jamie yakni kakak tirinya sendiri yang mengemudi dalam keadaan mabuk. Osaka yang dipenuhi amarah segera mendatangi kakaknya dan hampir terjadi baku hantam, jika saja sang ayah tidak ada disana untuk melerai pertikaian mereka.

Ayahnya yang telah mendengar permasalahan antar keduanya, meminta Osaka untuk menutupi hal ini dan melarangnya membawa kasus ini keranah hukum. Karena karier kakaknya baru saja mencapai puncak dan sulit untuk meraih kesuksesan dinegeri orang lain karenanya ayah mereka tidak ingin kerja keras kakaknya terbuang sia-sia. Sebagai gantinya ayahnya akan berhenti meminta Osaka mengikuti jejaknya, untuk meneruskan mengelola perusahaan yang telah dibangunnya sendiri dan akan membiarkan Osaka bekerja sebagai polisi. Dengan itu perdebatan antar keduanya berakhir, walaupun Osaka sebenarnya masih kesal tetapi ini tetaplah permintaan dari sang ayah.

─11 April 2014─

Seharusnya satu minggu lagi dirinya akan diangkat menjadi salah satu anggota divisi tindak kriminal, namun kali ini Osaka memilih untuk pergi meninggalkan kota ini. Beberapa tahun belakangan dia terus bekerja seperti biasanya, sang ayah juga menepati janjinya untuk berhenti mengusik dirinya.

Saat matahari digantikan oleh sang bulan, ketika kesibukan tak lagi dapat dijadikan sebagai alasan pengalih kerinduan. Osaka selalu berusaha memutar kembali semua kenangan yang tersimpan dalam ingatan, agar saat mata terpejam dia kan dapat bertemu dengan kesayangannya walau hanya sekadar angan.

Saat Osaka membuka mata dan kembali terjaga, bayangan akan sosok kesayangannya selalu mengiringi disetiap langkahnya. Disetiap jalan yang pernah mereka lalui bersama, kesayangannya akan berdiri disana dengan raut wajah yang dipenuhi kesedihan dan kekecewaan sedang menatap Osaka. Walau hanya khayalan belaka, namun melihat sang pujaan hati menatapnya dengan sorot mata itu membuatnya merasa semakin terluka.

Terutama dimalam ini. Kenangan tentang perayaan hari kelahiran kesayangannya yang selalu dirayakan bersama, memenuhi isi pikiran dan membuatnya terjaga. Senyum indah si pemilik lesung pipi terpampang dengan sangat jelas dan tampak nyata, senyuman yang akan sirna jika dia memilih untuk berada disisinya.

Namun Osaka memutuskan untuk tetap merayakan hari lahir kesayangannya seorang diri, dia ingin berharap agar sang pujaan hati akan berumur panjang dan sepanjang hidupnya akan selalu diberkati. Dia memutuskan untuk pergi kesebuah klub malam, tempat yang biasa dikunjungi bersama-sama untuk merayakan. Dia baru saja memesan ruangan yang selalu dikunjungi keduanya dan meminta pihak sana untuk mendekorasinya sedemikian rupa. Dirinya juga meminta pihak klub malam untuk menyiapkan kue dan meracik minuman kesukaan sang pujaan hatinya.

FILM OUT [OhmNanon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang