2. Satria dan Kafe Mewah

570 6 3
                                    

Dialah Satria, sahabatku yang asik, Terlalu blak-blakan kalau bicara. Tetapi sangat jujur dan berani

Karena dia hampir tak pernah ragu dalam mengungkapkan isi pikiran kritisnya di muka umum, banyak guru di sekolah kami yang membencinya. Bahkan ada yang mem-bannednya dari jam pelajaran. Artinya dia tak boleh masuk ke kelas selama jam pelajaran tertentu dalam kurun waktu tertentu. Biasanya sih sebulan dua bulan. Tergantung mood guru yang menghukumnya

Tentu saja hal itu sangat berdampak bagi stastik nilai di raportnya yang semakin semester semakin turun bagaikan grafik trading bodong ala binary option. Meskipun demikian, dia tak pernah kehabisan akal untuk menghandle hal tersebut. Dengan kemampuan sihirnya dalam mencopy isi lembar jawaban milik murid ̶t̶e̶r̶p̶i̶n̶t̶a̶r̶  terajin saat luput dari pandangan pengawas ujian yg lalai (biasanya saat si pengawas sedang menyalakan api rokok, membalas whatsaap selingkuhan, atau sekedar menggaruk celana dalam) dan juga kemampuannya dalam melobbi Teknisi sekolah yang mempunyai akses terhadap data nilai raport lokal, Membuatnya tak bisa disingkirkan begitu saja oleh komplotan oknum bergelar "guru" yang tidak lagi mengabdi demi pendidikan, melainkan penyandang status pekerjaan belaka. Ya itulah wujud produk gagal di era serba sertifikasi ini.

Singkat cerita, walaupun teman aku yang satu ini sangat dibenci oleh Mafia sekolah. Tetapi backingannya sangat kuat coy! Demikianlah cara kerja sistem kehidupan di dunia ini. barangsiapa yang kuat dialah yang menang. Jadi jika kamu baik dan ingin melawan kejahatan. Pastikan dulu powermu lebih kuat daripada kejahatan itu. Kalau tidak ya kamu bakalan mati konyol !. Eh tapi apa indikatornya jika kamu beneran orang baik? Dahlah puyeng...

Kami Berdua pun tiba di Coffee shop kawasan Elit itu

Saat pertama masuk, tentu saja hawa dingin langsung terasa menggantikan hawa panas siang hari pasca berjalan dengan sepeda motor di jalan raya besar. Aku langsung duduk bagaikan nenek tua renta yang tak bisa jalan di sebuah kursi kosong dekat jendela di dalam kafe itu. Sambil membuka HP dan berpura-pura mengusap layarnya. Hahaha bukannya aku malas ikut-ikutan memesan kopi bersama Satria. Aku ingin memastikan bahwa aku adalah pihak yang benar-benar di traktir (Duh gak modal sekali). Sebab saat ini tiada yang bisa kau harapkan dari isi dompetku selain KTP dan Kartu ATM bersaldo nol. Meski demikian, aku tetap kelihatan keren dengan HP mahal baruku yang diberikan oleh Tante Manda sebagai hadiah pasca kejadian hari itu.

Satria mengejutkanku dari belakang kursi saat aku sedang asyik memelototi layar HP.

" Coy, kopinya udah gua pesen tuh, btw gimana enak gak tempatnya?" Tanyanya

"sialan lo! Ya lumayan bagus lah, mewah nan estetik" Jawabku dengan kaget. untung saja bagiku di tempat ini masih nyaman untuk dikunjungi, sebab belum banyak geng pelajar norak yang suka berkeliaran di tempat ngopi hanya untuk berkumpul tanpa tujuan yang jelas dan mengunggah Instastory. ya enggak salah sih, aku pun kadang juga begitu. bukankah semua manusia juga norak?

20 Menit Kemudian

"hoammm.. mana nih kopinya? lama bener njir!" Keluh Satria

"Eh fan liat tuh! cakep kan cewek-ceweknya? " 

"Ya" Jawabku pendek

" Btw kok lu masih jomblo sih ? jangan-jangan lu kaum sebelah ya?" tanya nya dengan tatapan mata khas homo seksual.

"Kayak lu gak jomblo aja!" Jawab ku dengan males

" Ayolah bro, kan banyak cewek yang naksir sama lo! Hidup jangan terlalu kaku lah" Katanya lagi

"loh, kok mereka udah pada dapat kopinya ya? bukannya kita lebih duluan mesennya? " tanyaku sambil menunjuk ke arah cewek yang di perhatikan Satria dengan penuh birahinya (Hanya dugaan hehe..)

"Lah iyaaa, anjirlah!" Satria pun segera beranjak menuju tempat pemesanan kopi. Tampaknya dia akan memarahi Barista di kafe ini dengan penuh emosi yang meluap-luap sebagai seorang homoseksual yang mendapat diskriminasi dari masyarakat di negeri ini. EITSS..... ternyata tidak!

Dan selang beberapa menit kemudian satria kembali datang ke mejaku

"Hahaha sorry bro ternyata kopinya udah jadi dari tadi, tapi harus diambil sendiri" Satria menyengir sambil menggaruk belakang kepala setelah menaruh 2 gelas kopi berukuran besar ke Meja kami. Ah ada-ada aja temanku yang berwatak keras tetapi baik hati nan dermawan ini!

kami berduapun bersiap menyantap kopi Espresso yang diatasnya berbusa susu, Akan tetapi...

JANGAN LUPA KLIK VOTE (Tanda bintang di bawah) !

Semoga Kamu Menemukan Kebahagiaan!

Air Mani Yang BerceceranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang