36

542 116 41
                                    

"Aku akan membuang semua daun-daun itu kalau jadi kau." Celetuk Yeji. Masih dalam posisinya rebahan di samping Chaeyoung.

"Kenapa harus membuangnya? Bukankah semua ini terlihat manis?" kata Rosie, tanpa mengalihkan pandangan dari dedaunan yang digunakan sebagai pengganti kertas untuk untaian kata-kata singkat yang ditulis Taehyung.

"Manis?" Netra Yeji membulat. Dia langsung duduk tegak menghadapa Rosie. "Pasta. Apa kau tidak tahu istilah sasaeng?"

"Sasaeng? Tentu saja aku tahu, tapi menyebut penggemar nomor satuku sebagai sasaeng itu keterlaluan, Lu." Rosie hanya mengerling Yeji sekilas, lalu merapikan semua benda yang didapatnya dari Taehyung selama hampir satu semester ini, dan memasukannya ke dalam kotak harta karun miliknya.

Yeji menatap Rosie heran. Dia menekuk dahi sambil berpikir untuk melaporkan keanehan sifat sahabatnya belakangan ini pada Jimin.

"Jangan coba-coba melaporkan ini pada Jimin, Lu!"

Yeji terkesiap. "Apa dia bisa membaca pikiranku?"

Rosie tersenyum miring dan melanjutkan ucapannya. "Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan," ujarnya diakhiri dengan kedipan sebelah mata.

"Tunggu! Apa hari ini kau memakan sesuatu yang aneh dari penguntit itu?" Tanya Yeji sembari punggung tangan menyentuh dahi Rosie.

"Penguntit? Oh ... Lucy sayang. Jangan menyebut penggemarku sebagai penguntit. Itu sangat tidak sopan, mengerti?!" Kesal Rosie. Bibirnya menyunggingkan senyum, namun jemarinya menarik kasar kedua pipi Yeji.

"AWWW! YAK! Sakit, Bodoh!"

Rosie tertawa lalu turun dari kasur, berjalan menuju lemari, menyimpan kotak harta karun itu dengan aman.

"Apa bagusnya menyimpan semua benda itu, Rosé?" tanya Yeji penasaran. Dia tahu Rosie menyimpan beberapa benda yang diberikan Taehyung.

"Tentu saja harus kusimpan," jawab Rosie sambil berjalan menghampiri Yeji di ranjang.

"Tapi kenapa?"

"Nn. Hwang, benda itu adalah bukti bahwa aku ..." Rosie menunjuk diri tepat di dadanya. "Park Chaeyoung yang cantik, mempunyai penggemar yang loyal."

Satu alis Yeji terangkat. "Dan kenapa aku merasa kau begitu bangga dengan itu? Yang kutahu, penggemarmu itu tidak lebih dari seorang sasaeng, Pasta."

"Ckckck!" Rosie berdecak sambil menggeleng pelan. "Lucy ... kau hanya iri padaku."

"Iri?" Yeji mendelik. "Aku rasa kau sudah tertular virus aneh orang itu."

"Aneh?"

"Ya! Kau selalu tersenyum setiap melihat daun-daun rapuh itu. Kau bahkan tidak langsung menghabiskan snack yang kau temukan di lokermu dengan alasan 'aku takut besok dia tidak memberiku camilan, Lu.' dan yang paling aneh adalah, kau selalu menantikan kejutan apa yang akan kau dapat di esok hari." Jelas Yeji panjang lebar dengan manik memicing, menatap Rosie.

"Hahaha." Rosie tertawa hambar. "Kau berlebihan, Lu. Aku tidak seperti itu."

"Ya! Kau seperti itu. Kau seperti sedang jatuh cinta pada sasaeng-mu itu." Yeji memekik keras. "Tunggu! Jangan bilang kau memang jatuh cinta pada penguntit aneh itu?"

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang