1 (revisi)

97.7K 3.8K 57
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tumpukan kertas berisi coretan pulpen merah memenuhi meja seorang gadis yang tengah menatap layar komputernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tumpukan kertas berisi coretan pulpen merah memenuhi meja seorang gadis yang tengah menatap layar komputernya. Gadis bukan sedang mengerjakan laporan kantor, namun dirinya tengah berkutat dengan revisian skripsi yang masih saja salah di mata dosennya. Emang ya, dosen selalu benar, ingin sekali dia resign jadi mahasiswi. Namun, dirinya hanya tinggal semester tua dan harus berjuang hingga titik darah penghabisan. Untuk mencapai puncak kelulusan yang menjadi tujuannya dalam mengenyam pendidikan tersebut.

"Semangat Fel, meski ditengah gempuran lamaran, nikahan dan launching baby. Kamu harus tetap ngejar wisuda, aww!" Teriak Feli, menyemangati dirinya sendiri. Kedua tangannya terkepal keatas, menyemangati dirinya sendiri  yang selalu ingin menunda kegiatan skripsinya.

Ketukan dari balik pintu mengalihkan perhatian gadis itu.

"Fel ...."

"Iya, Mah?" Balas Feli tanpa beranjak.

Pintu kamarnya terbuka, terlihat wanita paruh baya yang tengah menatap anaknya gemas. Karna terus berkutat dengan skripsi sampai melupakan makan malamnya. Bukan sekali dua kali Feli putrinya itu melupakan hal yang sudah menjadi kebutuhan primernya, kalau saja wanita itu tak datang, entah sampai kapan Feli tak akan turun untuk makan.

"Jangan lupa makan malam dulu sebelum tidur. Istirahat Fel, Mama gak pernah nuntut kamu buat jadi sempurna kalo taun ini belum bisa lulus masih ada semester depan," ucap wanita tersebut mendekati putrinya. Ia tak masalah jika Feli harus menambah satu semester lagi, lagipula mereka masih sanggup membiayai putri bungsunya.

"Iya Mamaku sayang. Ini bentar lagi selesai," balas Feli. Ia tersenyum meringis, merasa tak enak dengan Mamanya.

"Ya udah, Mama mau ke bawah dulu. Jangan lama-lama, cpetan turun buat makan," peringat Mama Feli, kemudian keluar dari kamar putrinya.

Feli sangat bersyukur karna terlahir di keluarga yang menyayanginya dan tak menuntut banyak hal. Namun ia tak mau bermalas-malasan dan tetap ingin lulus dengan predikat pujian. Jadi Feli harus lebih rajin lagi mengerjakan skripsinya.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang