53 (revisi)

10K 772 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update!

***

Lalu lintas sore ini terasa lenggang, jam kantor akan berakhir pada 2 jam lagi. Jadi Calluna bisa dengan nyaman mengendarai mobilnya. Betul tebakan kalian, akhirnya ia bisa mengendarai mobil sendiri. Semua tak lepas dari Edward yang mengajarinya. Pria muda itu cukup sabar dengan Calluna yang memang masih 0 dalam berkendara. Ditengah kesibukan pria itu, Edward masih bisa menyempatkan waktunya.

Matanya memicing saat melihat seorang wanita yang mencoba menaiki pembatas jembatan. Sial, apa yang wanita itu coba lakukan. Calluna mempercepat laju mobilnya lalu menghentikan di tepi jembatan.

Kakinya berlari menghampiri wanita itu. Dan betapa kagetnya dirinya saat mengetahui bahwa itu adalah Agnes.

"Agnes! Turunlah, apa yang sedang kamu lakukan. Apa kamu gak sayang sama nyawamu." Benar, hanya orang bodoh yang tidak tau tindakan apa yang akan Agnes lakukan.

Calluna melihat wajah Agnes yang begitu frustasi. Apa yang sudah terjadi pada hidupnya.

"Calluna, halo," sapa Agnes dengan senyum pedih. Matanya terlihat memerah dan bengkak akibat terlalu banyak menangis.

"Jangan mendekat atau aku akan benar-benar loncat." Teriakan Agnes menghentikan langkah Calluna yang ingin mendekat. Wanita itu terlihat histeris dan frustasi.

"Oke, aku gak akan mendekat. Tapi apa alasanmu ingin melompat? Aku bisa menjadi pendengar untukmu." Calluna masih mencoba membujuk Agnes. Ah, sisi kemanusiaannya terlalu tinggi, meski wanita itu pernah menghancurkan mental dan karirnya, ia tak bisa hanya tutup mata melihat Agnes akan bunuh diri.

"Kamu pasti bahagia melihatku hancur. Shaka menceraikanku, cintaku hilang, semua hilang karna kamu Calluna. Mereka menjauhiku, sebenarnya apa yang kamu miliki hingga semua orang berpihak padamu. Aku juga ingin dimengerti oleh semua orang. Tapi mereka lagi-lagi menyalahkanku!"

"Mereka bilang kalau hubunganku hanyalah berisi egoku semata. Shaka bahkan membelamu dan mengatakan aku yang salah atas hancurnya rumah tangga kami. Apa aku egois karna belum ingin memiliki momongan hingga tahun ketiga pernikahanku? Apa aku egois karna memaksa Shaka harus terus mengerti diriku? Apa aku egois saat Shaka lebih membela orang  tuaku daripada aku istrinya? Apa aku terlalu egois?"

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang