Why i cry

148 15 2
                                    

Desir angin sore ditengah redupnya langit menjadi sendu,kala lonceng yang berasal dari sebuah gereja keras terdengar. Memecah suasana hening hingga riak suara burung bertebangan dari atap gereja yang sama.

Riuh suara tepuk tangan yang disambut dengan untaian ucapan selamat menyambut usainya suara lonceng tersebut. Tak ada seorangpun yang tidak menampilkan wajah penuh senyumannya saat ini. Raut wajah bahagia dan haru mengiringi langkah dua orang yang saling menggenggam tangan dengan erat.

Kelopak bunga mawar merah turut memeriahkan suasana suka cita yang ditebarkan oleh beberapa orang.

"Selamat untuk pernikahan kalian". Seru beberapa orang antusias.

Senyum lebar terpasang begitu saja membalas ucapan yang ditujukkan pada kedua mempelai. Keduanya saling melemparkan senyuman satu sama lain,sebelum pada akhirnya tertunduk malu dengan debaran jantung yang seakan membludak karena bahagia.

Dew Jirawat & First Chalongrat

Setelah sekian banyak yang telah mereka lalui,pada akhirnya First memutuskan untuk tetap menikah dengan Dew. Melabuhkan hidupnya bersama dengan pemuda yang jelas-jelas sangat mencintainya. Genggaman hangat tangan Dew selalu menjadi alasan terkuat untuk First bisa mempercayakan hidupnya pada pemuda tersebut. First sadar jika sakitnya selama ini tidak sebanding dengan luka yang ditanggung oleh Dew. Ia merasa sangat bersalah,kala harus membayangkan jika Dew menahan pedih seorang diri. Mencintai dirinya yang tidak pernah memberikan cinta yang sama.

Dan First rasa keputusannya untuk tetap menikah dengan Dew adalah tepat. Dew telah tulus memperjuangkannya.

First tidak akan menyia-nyiakan waktunya lagi untuk mengejar cinta Ja yang semu. Kisah antara dirinya dan Ja telah berakhir. Lelaki itu telah memilih untuk melepaskannya. Kisahnya dulu yang ia anggap belum usai,ternyata hanya angan dibalik dongeng cinta yang tak berbalas. Sampai kapanpun,dirinya dan Ja tidak akan pernah menjadi 'satu' diantara banyaknya bilangan.

—-

Aku tahu apa yang aku lihat
Setiap hari aku bermimpi
Wajah yang begitu aku cintai itu datang ke dalam mimpiku
Terkadang ia datang kepadaku sambil tersenyum
Namun aku melihat wajahmu itu tengah menangis adanya

( Shin ye young - Why i cry)

—-

"First,apa kau lelah?". Tanya Dew lembut. Memperbaiki helai rambut First yang sedikit berantakan karena tersibak angin.

First menggeleng lembut menjawab pertanyaan Dew yang sekarang sudah resmi menjadi pasangannya. Ia genggam jemari Dew dan ia arahkan untuk mendarat disebelah pipinya. "Terima kasih karena sudah mencintaiku". Ucap First seraya menatap kedua mata milik Dew.

Dew tersenyum. Bayangan wajah First perlahan kabur karena air mata yang telah mengumpul dipelupuk kedua matanya. Tangannya meraih telapak tangan First,lalu ia cium punggung tangan pria itu lembut. "Terima kasih karena sudah memilihku".

Bukan tanpa arti Dew mengatakan hal itu,jauh sebelumnya ia merasa was was juga takut jikalau First lebih memilih untuk mempertahankan perasaannya terhadap Ja dan meninggalkan dirinya. Begitu mudah rasanya untuk First memilih cintanya itu. Cinta First terlalu dalam dan besar untuk Ja. Sedangkan ia,hanyalah orang ketiga diantara lingkaran cinta keduanya yang tidak pernah bisa menyatu.

First tersenyum kecil. Hatinya menghangat melihat Dew yang begitu tulus mencintainya. Menerima lubang kepahitan didalam hatinya yang masih menyisakan luka karena melepaskan Ja untuk hidupnya. Dia selalu berfikir hidupnya akan berakhir tanpa cinta Ja,tapi kenyataan telak memukul dirinya telak. First akan mati dengan ataupun tanpa cinta lelaki itu.

My old storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang