Makan Malam

327 19 10
                                    

Suara sirine ambulan berbunyi setiap tiga puluh menit sekali, pun juga dengan suara mobil polisi yang aktif berbunyi setiap satu jam. Sudah ada protes oleh warga dunia mengenai polusi suara yang kini menambah jajaran polusi yang dihadapi manusia. Polusi udara yang menempati peringkat tidak sehat satu dunia, polusi air yang tidak memungkinkan kita meminum air tanpa penyaring yang dibuat oleh perusahaan kapitalis atau air yang dikelola pemerintah. Pada akhirnya semua akan kalah oleh pihak-pihak kapitalis yang menekan masyarakat dunia. Begitulah yang dirasakan hampir seluruh masyarakat dunia ketika bumi sudah mencapai titik ambang batas.

Terdapat chaos pada awal tahun 2100 setelah sumber daya alam hampir habis dan meningkatnya sumber daya manusia menyebabkan ketimpangan yang dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia. Tidak ada lagi negara-negara yang membatasi. Beberapa negara bangkrut karena tidak bisa menopang perekonomian atau hanya sekedar memberi kesejahteraan masyarakat. Semua pada akhirnya jatuh pada satu pihak yang akhirnya menjadi dua pilar dunia, The Capital and The Government. Dua pilar yang terlihat seperti saling bertentangan namun sebenarnya memiliki orang yang sama di balik layar.

Tidak ada yang menyangka semua akan berakhir seperti ini. Padahal tujuh puluh delapan tahun lalu, tepatnya tahun 2022 dimana Elon Musk, melakukan inovasi-inovasi baru dengan mobil teslanya. Sekarang mobil tersebut sudah menjadi rongsokkan elit dimusiumkan oleh salah satu pendiri the Capital. Semua dipaksa memiliki barang yang sama. Tidak ada lagi orang yang memiliki barang yang lebih daripada yang lain. Semua menerapkan sistem semi komunis. Tentu saja itu menjadi perang besar selama dua dekade. Tetapi hal itu terpaksa diterapkan. Sumber daya alam yang berbanding terbalik dengan sumber daya manusia menjadi penyebabnya. Semuanya terpaksa tunduk. Kemiskinan sistematis begitulah istilahnya.

Ninu ninu ninu ninu....

Wiing...Wiiing...Wiiing

Sssatt...ssattt...ssatt

Kurang lebih begitulah suara-suara yang selalu terdengar di salah satu apartemen tipe dua kamar yang ditempati lelaki berdarah Chinese-Thailand. Hari ini lebih tenang. Biasanya akan ada suara bising bayi yang tidak bisa diredam. Lelaki itu mengintip dari tirai jendelanya menatap keluar dunia yang sama suramnya dengan tempat tinggalnya yang temaram. Matanya sayu karena kurang tidur dan lelah. Ia kesepian, tentu saja. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Sebentar lagi suaminya akan pulang dari kantor. Ia menutup kembali tirainya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sssaatt...Sssattt....Ssaaatt

Ia memegang sebuah pisau daging besar dan mengasahnya dengan apik dan telaten di atas batu asahan. Pisau daging tersebut ia angkat lalu diperhatikannya tingkat ketajamannya. Pria itu menyeringai setelah dapat memastikan bahwa pisaunya sudah tajam. Pisau itu sempat tumpul setelah dirinya mengiris daging dan tulang menjadi kecil-kecil sebesar dadu.

Setelah usai dengan kegiatannya, ia kembali ke dapur dan melihat kekacauan yang dibuat di sana. Satu panci berisikan daging yang sedang ia rebus agar empuk dan rangkaian bercak darah yang menetes di dapur. Bukannya ia belum piawai dalam urusan dapur, namun dia memang suka warna darah yang merah dan bau zat besi kental yang menguar dari daging. Ia mengaduk cairan dalam panci yang telah ia bumbui. Sop daging basil, kesukaan suaminya.

Lelaki itu tersenyum ketika mengingat suaminya yang sebentar lagi akan pulang dari kantor. Suaminya akan memarahinya bila dapur kesayangannya dibanjiri oleh darah. Ia buru-buru membersihkan dapur mereka dan tidak lupa melumuri dengan alkohol dan desinkfektan. Bersih dan kesat. Sop daging, tumis daging basil, serta toge goreng basil matang dan ia taruh di atas meja. Dia tersenyum melihat hasil jerih payahnya dari pagi. Kulkas penuh, masakan panas di atas meja dan suaminya yang sebentar lagi pulang. Sungguh hari yang menyenangkan di tengah distopia kehidupan yang ia jalani.

Dystopia and Chaos (BUILDBIBLE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang