Lenggok tubuh indah sang penari memendarkan cahaya yang menyorot pusat panggung hiburan. Denting gelas tak hentinya berbunyi dibarengi dengan kelakar para pengunjung klub malam ini. Hanya segilintir orang saja yang disebut pengunjung sisanya adalah bodyguard mereka di setiap sudut ruangan. Karena memang klub ini berisikan para petinggi The Capital. Klub yang berpusat di sebuah tempat yang dulunya diidentifikasi bernama Pattaya. Klub ini memang dibangun khusus menyambut para petinggi dua pilar, The Capital dan The Government, ketika mereka sedang mengunjungi dunia bagian Thailand. Hanya mereka yang berhak menikmati kekayaan. Bahkan di saat seluruh dunia sudah mengalami kondisi Dystopia, masih saja ada kaum manusia yang seperti ini.
Licik, egois, dan monster.
Sang penari kini telah mengeluarkan manuver terakhirnya. Lenggokan tubuh yang awalnya gemulai nan anggun kini berubah tempo menjadi cepat dan trendy ala tahun 2022. Tarian kontemporer diiringi dengan musik EDM peninggalan masa Utopia seolah menjadi pengingat penghiburan untuk pengunjung yang sudah kena mental oleh masa-masa gila ini.
"Apo..Apoo...Apo...Apoo"teriak pengunjung menyemangati si penari.
Apo memperlihatkan senyum paling menawannya. Perpaduan rahang tajam dan tegas, senyum menawan, sedikit deki di ujung senyumnya, bibir seksi yang siap dilumat, mata yang menyipit menunjukkan kepolosan berbanding terbalik dengan lenggokan tubuh seksinya yang proposional. Badan tegap, tubuh atletis tetapi pinggang yang ramping dilengkapi dengan pantat dan paha yang sanggup menjepit kejantanan dengan khidmat.
Setidaknya itu yang dipikirkan oleh para pengunjung setiap Apo menunjukkan aksinya. Pertunjukkan terakhir adalah ketika Apo melucuti semua pakaiannya dan tersisa hanyalah harness chest belt yang memiliki kantung untuk uang sawer dan C-string thong yang melekat menutupi penisnya.
Ya, layaknya biduan di atas panggung Apo membiarkan mereka menyawer dan meraba tubuh indah Apo. Nyaris hampir semua laki-laki paruh baya yang mungkin memiliki anak seumuran dengan Apo dan beberapa di antaranya adalah wanita single yang mencoba peruntungan.
Tetapi, selalu saja ada orang yang tidak suka melihat orang lain bersenang-senang. Di salah satu sudut VVIP section, duduk seorang lelaki yang sedang minum whiskeynya. Matanya nyalang memandang panggung, mengikuti setiap gerakan Apo yang meliuk-liuk menggoda para pengunjung yang sedang berdiri di tepian panggung.
Di kedua sisi lelaki itu penuh dengan bodyguard yang berdiri dengan sigap. Earphone di telinga untuk komunikasi dan senjata api di pinggang. Lelaki itu mendengus saat melihat Apo membiarkan seorang lelaki tua menepok pantat sintalnya karena ia telah bayar 5000 glob, mata uang dunia.
Dia menjulurkan tangannya ke atas dan menggerakkan sedikit jari telunjuknya. Dengan sigap, pemilik klub mendatangi lelaki itu untuk melayani apa pun yang diinginkan petinggi The Capital. Lelaki itu kembali menaikkan lengannya kali ini ada tanda sapu tangan merah legendaris berkibar di tangannya.
Si pemilik klub mengangguk dan memberi isyarat ke pembawa acara untuk segera menghentikan pertunjukkan.
"Ladies, Gentleman and non binery, baru saja saya mendapatkan informasi bahwa malam ini sang penari utama Apo, SOLDDD"teriakan menggelegar pembawa acara disusul suara riuh protes para pengunjung karena acara pertunjukan sudah usai.
"Maka dengan ini sudah memasuki penghujung acara. Bila para pengunjung sudah memilih penghibur malam. Silahkan segera menuju kamar hotel yang telah disiapkan. Terima kasih atas partisipasinya. See you when we can see you" kalimat terakhir adalah tanda bahwa pengunjung ini bukanlah orang biasa. Mereka yang lebih tinggi derajatnya dari manusia biasa. Dan kita hanya bisa melihat mereka ketika mereka ingin dilihat.
Lampu meredup, terlihat wajah kaget Apo ketika mendengar status dirinya sekarang. Sold, berarti ia harus menghabiskan satu malam dengan seseorang. Entah apa yang akan dilakukan orang tersebut. Laki-laki atau perempuan, tua atau muda, BDSM atau Vanilla. Apo meneguk salivanya dan sudah ancang-ancang untuk lari dari keadaan tetapi bodyguard si pembeli sedikit lebih cepat. Wajahnya ditutup oleh kain hitam, badannya dibaluti jubah dan Apo digiring ke tempat yang ia tidak ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dystopia and Chaos (BUILDBIBLE)
FantasiDi tahun 2100 bukan masa depan yang diharapkan oleh semua orang. Bukan lagi perang saudara, perang dunia atau perang melawan alien tetapi perang antar akal sehat. Pertumbuhan penduduk, kekurangan bahan pangan, serta tingkat polusi membuat sulit untu...