04. Glitch

2K 345 41
                                    

A Day That Feels Better - Pamungkas
.
.
.
.
🎶 And on a kinda day like this
I just wanna be loved
I just wanna be loved by you

"Makan aja."

'Tuh kan, katanya tadi kamu yang mau.' Galang tertawa kecil melihat Kiki yang nampak marah dengan kening mengkerut.

"Udah nggak pengen lagi." Ucap Galang menyerahkan sate miliknya setelah memasan satu tusuk.

Kiki menghela nafas dan mulai memakan Sate itu tanpa memperpanjang kekesalannya.

Galang duduk didepan remaja itu dalam diam, ia memperhatikan setiap gerak-gerik lelaki itu tanpa terlepas sedikitpun.

Galang melihat luka kecil didahi kiri Kiki, Luka bekas terjatuh dari sepeda saat ia berusia 6 tahun, setidaknya itulah cerita dari Kiki ketika Galang mempertanyakan dari mana ia bisa mendapat bekas luka yang terlihat jelas itu.

'Nggak usah ngojek malem ini Bang, Istirahat dulu sehari' Galang mengangguk menyetujui ucapan remaja didepannya yang telah menghabiskan makan itu.

"Mau jalan-jalan Ki?" Kiki menoleh setelah meletakan piring bekas sate itu kedapur.

Kiki menggeleng, dan duduk sangat dekat dihadapan Galang, Lelaki itu tertawa setelahnya saat Galang nampak bingung 'Mau dirumah aja.'

Galang tertawa kecil dan menangkup kedua pipi lelaki 22 tahun didepannya itu karena gemas, menciumi wajahnya tanpa cela, Kiki tertawa karena perlakuan Galang dan menepuk pelan bahu Galang untuk menghentikan kegiatan menciumi wajahnya itu.

Galang menjauhkan wajahnya masih tertawa, suara nyaring token listrik menganggu fokus Galang "Bentar, Abang isi pulsa listrik dulu." Kiki mengangguk sambil tertawa.

Remaja 22 tahun itu menahan bahu Galang sewaktu ia hendak bangkit dan melayangkan sebuah kecupan singkat tepat dibibirnya.

Galang membalas kecupan itu sesaat lalu mengacak rambut Kiki dan bangkit keluar mengisi ulang token listriknya dengan mudah meski posisinya cukup tinggi, dengan ukuran tubuh yang menjulang bukanlah hal sulit bagi Galang untuk meraih sesuatu yang sulit bagi orang lain.

"Bang Galang, bisa minta tolong nggak sepedaku masuk got lagi." Galang menoleh saat merasakan ujung baju yang dipakainya ditarik, Anak laki-laki itu nampak tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

"Masuk got lagi rif, rif." Galang menggeleng dan berjalan mengikuti langkah anak laki-laki bernama Arif itu.

"Nggak liat bang pas markir." Ucap anak itu menunjuk sepedanya yang masuk didalam saluran air yang cukup dalam disamping jembatan dekat area kontrakan tempat mereka tinggal itu.

Galang membungkuk dan meraih ban belakang sepeda kecil milik anak laki-laki itu dengan mudah mengangkatnya kembali kejalan.

"Hati-hati kalo main." Ucap Galang menepuk singkat kepala anak 9 tahun itu dan berjalan kembali, sekekali menyapa ramah penduduk yang nampak sedang berkumpul disebuah warung untuk bercengkrama pada sesama.

Aroma masakan tercium saat lelaki itu membuka pintu dan melihat Kiki berdiri membelakanginya didapur sedang memasak, lelaki itu mengunci pintu dan berjalan menghampiri, memeluk tubuh Kiki sambil sekekali menciumi leher remaja itu. Kiki sendiri nampak tidak terkejut karena sudah terbiasa.

Lelaki itu menumpah sedikit masakannya keatas tangan, meniup dan menyodorkan telapak tangannya pada Galang yang memeluk tubuhnya, Galang menjilat kuah yang ada ditelapak tangan Kiki sambil mengangguk "Udah enak." Ucapnya lalu mencium pipi Kiri Kiki dan berjalan menjauh saat suara dering telpon mengintrupsi kegiatannya.

THE SOUND OF BEAUTY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang