Tempat Berlindung

101 11 1
                                    

Soobin tersenyum ketika matanya menemukan sesosok yang ia kenal tengah berdiri santai di antara kerumunan orang yang mengantri makan siang, menyelip ke beberapa orang yang sibuk dengan obrolan mereka, Soobin dengan mudah bisa berdiri tepat di belakang anak itu tanpa mendapat protes dan langsung menyapa dengan merangkulnya.

"Aw, hyung! Bisa pelan-pelan tidak sih?!"

"O-oh, maaf. Terlalu kuat ya rangkulanku?"

"Iya! Tak sadar tubuh besar masih saja senang menindas!"

"Keterlaluan, kau saja yang terlalu kurus kerempeng. Lagipula sepertinya aku tak merangkul sekuat itu, betulan sakit?"

"Sudah tahu aku kurus kenapa bertanya. Tentu saja sakit!"

Terlalu membuat heboh barisan sampai membuat mereka berdua diprotes beberapa orang di depan dan belakang. Akhirnya Soobin hanya bisa meminta maaf dan mereka pun mengantri makan dengan lebih tenang.

"Tumben makan sendiri. Kemana gadis-gadismu?" Tanya Soobin setengah mengejek, lantas menaruh nampan makannya di salah satu meja dekat jendela yang terang.

"Itu 'kan cuma teman-temanku, sudah ah, aku lapar. Jangan ajak bicara."

Akhirnya mereka menyantap makan siang itu benar-benar tanpa obrolan, melihat Soobin dalam keadaan seperti ini sudah biasa karena dirinya memang tak senang banyak bicara, tapi untuk Beomgyu, agaknya itu terlihat aneh terlebih sejak tadi Soobin merasa kalau temannya ini tak mau bersitatap dengannya.

Hingga ketika separuh mangkuk nasi mereka habiskan, satu orang yang melihat kehadiran mereka memutuskan menghampiri, ikut bergabung hingga akhirnya membuat suasana di sana jadi berubah.

Yeonjun baru saja datang dengan senyum dan sapaan cerianya seperti biasa, merasa senang karena makan siangnya berbarengan dengan dua adik kelasnya.

"Kau bangun pukul berapa tadi? Tumben sekali aku tak menemukan kau kesiangan. Apa pulang dulu ke rumah sebelum ke sekolah?"

"Bangun saat sebelum matahari terbit mungkin? Iya aku pulang dulu. Maaf tak pamit padamu."

"Tak masalah, tapi lain kali kunci lagi pintu gerbangnya! Kau tahu tidak saat aku dan Kai hendak berangkat, gerbangnya sudah terbuka. Dasar!"

Mendengar gerutuan Yeonjun, Beomgyu hanya bisa menyeringai malu sambil tangannya membuat tanda damai. Sementara Soobin hanya melirik bergantian dua orang di sana karena tak paham. Ah, mungkin mereka habis menginap di rumah Yeonjun semalam.

"Kau menginap lagi? Bukannya dua hari yang lalu sudah menginap?"

"Memang kenapa? Sedih ya tak kuajak? Kemarin kami semua ada di rumah Yeonjun hyung tahu kecuali kau. Kasihan deh melewatkan kami bersenang-senang!"

"Benarkah?" Mata Soobin melotot ke arah Yeonjun mencari kepastian yang dibalas kekehan ringan dari kakaknya.

"Iya kami semua ada, tapi kebanyakan belajar kok. Taehyun bahkan mampir cuma untuk rebahan. Dia dan Kai saja yang bersenang-senang menonton film, aku sih tidur."

Mendengarnya membuat Soobin setengah kesal, refleks dia mengangkat sendok yang baru saja digunakan untuk memasukkan nasi ke mulutnya pada Beomgyu. Dia tak berniat memukul sebenarnya, hanya mengangkat, tapi rasanya Beomgyu terlalu berlebihan sampai dia harus melindungi tubuhnya dengan kedua tangan.

"Aku tak mau memukulmu, Pabo! Penakut sekali."

"Aish!" Beomgyu berdesis, kembali menurunkan tangannya lantas menenggak air minum yang masih utuh itu hingga setengah. "Tak lucu!"

"Kenapa kau suka menginap di rumah Yeonjun hyung sih? Seperti tak punya tempat tinggal saja."

"Terserahku dong! Yeonjun hyung yang punya rumah saja tak masalah. Hari ini kau menyebalkan sekali, Choi Soobin."

Lies Within LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang