Chapter 5 : Wrath

34 5 15
                                    

Suasana dalam ruangan menegang, aku dan Varius tidak berani bertindak, karena Genadios memiliki sandera, kepalaku terus mencari cara untuk menggagalkan ini, tapi hasilnya nihil "Bagaimana, kau menyetujuinya atau tidak?" Tanya Grandios, wajahnya terlihat sangat senang

"Untuk apa kau inginkan itu?" tanyaku balik

"Hanya ingin membebaskan yang 'Tersegel.'" jawabnya

Sial! Dasar orang gila, ternyata benar yang dikatakan Undine, jika ini sampai terjadi, bisa sangat gawat. Tiba-tiba terdengar suara kaki melangkah di belakang, tapi aku tidak merasakan keberadaannya "Ikuti perintahku, tutup Telinga kalian." bisik seseorang perempuan ke telingaku, lalu aku melihat ke belakang, tidak ada orang, rasanya ingin teriak ketakutan "Ini aku, Lucy, ikuti saja kata-kataku." bisiknya lagi.


Aku menutup telingaku rapat-rapat dan juga Varius "Kalian sedang apa begitu?" Tanya Grandios dengan wajah curiga, tidak lama kemudian terdengar suara dari belakang "Hearken the song from the abyss." lalu terdengar nyanyian merdu dari belakang, kesadaranku mulai melayang-layang sering nyanyian berlanjut, tapi keadaan lebih parah terjadi pada Grandios, ia langsung terjatuh, untungnya nyanyian tersebut berhenti sebelum aku dan Varius ikut jatuh pingsan, seselesai nyanyian, Lucy menampakan wujudnya kembali "Nyanyian apa itu?" kataku dengan mata setengah terbuka karena rasa ngantuk,

"Itu mantra yang di nyanyikan, untuk membuat orang tidur." jawab Varius sambil menguap

"Aku tidak mendengarmu, bicara yang jelas dong." kataku kepada Varius

"Sudah-sudah, berhenti, kau panggil Salamander dari rune untuk me-nonaktifkan pentacle, lebih baik kita beresikan dia dulu" kata Lucy sambil maju ke arah Grandios.


Terpapar oleh sihir seperti itu saja, sangat mencurigakan padahal saat itu ia memiliki sihir yang sangat kuat, ada yang aneh. Aku melihat Lucy sedang jongkok melihat Grandios sambil memanggil Salamander, sekilas aku melihat ada senyuman pada wajah Grandios "Lucy, awas!" teriakku, ia sempat berbalik merespon panggilanku tapi terlambat ia ada di tangan Grandios "Ternyata kau punya rune juga ya? Aku akan meminjamnya untuk sementara waktu," kata Grandios, tangannya langsung menyambar kalung Lucy, lalu mendorongnya dan ia melihat kalung Lucy "Rune of metal, tidak ada ruginya aku datang ke sini hahahaha...."

"Kembalikan, itu milikku." kata Lucy sambil menmbakkan sihir detonasi, tapi ditangkal oleh Grandios

"Diam saja kau," Kata Grandios sambil menembakkan detonasi kepadanya yang membuat Lucy terpental ke ujung ruangan "urusan kita belum, berikan kepadaku atau...."

"Atau apa? Pentacle-mu sudah diredamkan oleh Salamander." kataku

Lalu ia melihat ke atas, terdapat kobaran api kecil yang terbang di dekat plafon, dan ia sedang memecahkan pentacle agar tidak dapat berfungsi lagi, lalu kobaran api itu kembali kepadaku dan berdiri di pundakku, lalu ia menoleh ke arah Lucy yang sudah di selamatkan Varius "Sial, tampaknya harus memakai cara kasar." kata Grandios.


Ia mengangkat rune-nya ke atas, dan mengumam sesuatu, tangan yang memegang rune-nya tersebut bersinar dan pecah menjadi serpihan cahaya, serpihan tersebut menyelubungi tubuhnya, dan berubah menjadi baju zirah warna perak dan sebuah tombak sebagai senjata "Baiklah, ayo kita mulai pertarungannya." kata Grandios, ia langsung maju ke arahku, tiba-tiba ada Varius yang menangkis serangannya, "kau mundur saja." kata Varius, mengangguk tanda setuju aku mundur beberapa langkah agar tidak terkena efek dari petarungan, dan mulai menggumam mantra "Kau takkan bisa menang melawan Vulcan." bisik Salamander

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The RuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang