PROLOG

20 1 0
                                    

Jangan Lupa Follow Instagram:

@adlian_adhtama
@nsbella.maurchal
@nblaamays

••••

Byurrr

"Gua udah peringatin, jangan gatel jadi adek kelas! Randy itu punya gua! Ngerti!" Bentak Clarisa setelah menyiram Bella dengan ember berisi air.

Bella bungkam dengan baju yang sudah basah kuyup. Tidak ada perlawanan dari gadis itu.

"Awas aja lu sampe ngadu! Gua bikin lu lebih menderita dari ini." Ancamnya, kemudian pergi dari toilet yang di ikuti oleh antek-anteknya.

Ia perlahan bangkit, lalu meraih tote bag yang tergeletak di lantai toilet. Bella menatap cermin, dirinya begitu berantakan.

Kaki melangkah keluar dari toilet, terus berjalan menyusuri lorong yang sudah sepi dari beberapa jam yang lalu.

"Bella." Panggil seseorang membuat langkah gadis itu terhenti sejenak. Laki-laki itu berjalan menghampirinya. Bella sudah sangat hapal dengan suara itu tanpa harus menoleh.

Tiba-tiba laki-laki itu memakaikan jaket padanya, dengan raut wajah khawatir. Jari jemarinya merapihkan rambut Bella yang berantakan.

"Ya ampun, Bell. Siapa yang bikin kamu begini?" Tanya Randy dengan nada khawatir. Tatapan tulus Randy yang selalu membuat Bella merasa spesial di hidup Randy.

"Kak Clarisa...tapi kakak tenang aja, aku gak apa-apa kok." Bella tersenyum manis di akhir kalimat.

"Gak apa-apa gimana sih? Baju kamu aja basah kuyup begini. Nanti kalau kamu sakit gimana? Pokoknya kakak gak mau kalau sampai kamu kenapa-napa."

"Mungkin Kak Clarisa gak suka aku deket sama kakak, jadi dia kasih peringatan ke aku."

Randy menangkup kedua pipi Bella dan menatapnya dengan seksama. "Denger yah! Clarisa sama kakak itu gada hubungan apapun, jadi dia gak berhak kasih kamu peringatan kalau kamu deket sama kakak. Paham?" jelas Randy panjang lebar yang langsung mendapat anggukan dari Bella.

"Kakak sayang kamu, Bell. Gak akan kakak ninggalin kamu." Ungkap laki-laki itu sambil tersenyum manis.

"Aku juga kakak."

Bella tersenyum tipis, ingatannya tentang Randy tiba-tiba terlintas begitu saja di pikirannya.

Semua ucapan manis yang terlontar dari mulut laki-laki itu yang membuat Bella mampu bertahan sampai sekarang, walaupun gadis itu sering kali di labrak oleh Clarisa.

Semakin lama rasanya Bella semakin jatuh cinta pada Randy. Tapi pada kenyataannya gadis itu tidak pernah di beri kepastian mengenai hubungan mereka berdua.

Bagi Bella itu bukanlah masalah besar, sebab dirinya yakin kalau Randy tidak akan meninggalkannya. Terdenger cukup maksa. Tapi mau gimana lagi? Bella sudah terlalu percaya pada Randy.

Semenjak kelulusan Randy dan kepergiannya ke Bandung untuk melanjutkan kuliah disana, pikiran Bella selalu tidak tenang. Tapi lagi-lagi karena ucapan yang meyakinkan dari Randy, mampu membuat Bella percaya.

Brukkk

"Ehh..maap gua gak liat." Serunya seraya mendongak karena tubuh laki-laki itu cukup tinggi.

Tidak ada jawaban apapun dari laki-laki itu, ia hanya memberi sorot mata sinis ke arahnya, kemudian memutar bola mata malas dan pergi begitu saja.

Bella mengerutkan dahinya. Sepertinya wajah laki-laki itu cukup familier baginya. Dia bukannya anak kelas 11 yang famous itu yah? gila sih sok dingin banget. Tapi anehnya banyak yang suka sama dia. kalau gua sih gak akan suka sama junior, apalagi sama dia. Bella membatin.

✍︎︎
Tbc

Sudah vote belum? kalau belum vote dulu yah🫶🏻

Semoga kalian suka sama cerita Junior ini.

See you next time bestie...

JUNIOR[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang