Chapter 2. Sosok Misterius

4 2 0
                                    

"Waduh jam berapa nih?," oceh pria berpakaian hijau bertuliskan SATPAM pada baju bagian belakangnya. Dia bernama Samsudin yang berumur 27 tahun, belum menikah karna putus cinta terus.

"WAH GILA JAM SEGINI, DIRIKU BELUM BALIK RUMAH!," rancaunya sembari mengambil handphone dimeja.

"Mana kebelet berak lagi-"

Saat hendak memasuki WC, ia terkejut saat menemukan surat berwarna merah yang tertempel dikaca toilet.

"Loh surat lagi?. Kebiasaan nih mesti bocah kelas mipa 3, kasian Mas Revan yang bersihin." Dengan entengnya ia menarik semua coretan kertas yang tertempel dikaca tersebut.

"Aksara jawa?, cakep banget, tulisannya kaya orang jaman dulu." Tanpa pikir panjang ia membuang surat-surat tersebut ke tong sampah.

Dari arah tempat parkir dekat Toilet ada seorang pria yang memegang sapu sambil menatap Samsudin dengan tatapan acuh tak acuh.

Samsudin pun memasuki Toilet lagi. Ia dibuat keringat dingin, bukan kaget, dia benar-benar panik.

"Kok... suratnya.. ada lagi-"

Dipantulan kaca terlihat sosok aneh yang menyeringat ke arah Samsudin.

"Sialan. Aku lagi diajak main!," Samsudin yang merasa merindingpun berusaha tenang, lalu ia meninggalkan toilet tersebut. Rasa ingin kebeletnya itu telah hilang.

"Allah ya nabii salaamm'alaikaaa Ya rosuull salamm'alaikaaa"
Samsudin mencoba bersholawat dan berjalan cepat di koridor sekolah. Ia benar-benar sedang memendam rasa takutnya.

"Din"

"Ya nabii... salam.. alaikaa....,"
Sepertinya Samsudin si satpam mulai merinding.

"Samsudin!"

"SUBAHANALLAH JAUHILAH AKU DARI SYAITON YANG TERKUTUK!!!"

Cetakkk!!!

Segagang sapu mendarat dikepala Samsudin. Rupanya yang memanggilnya itu adalah tukang kebun sekolah yang bernama Revan.

"Astaghfirullah ngagetin aja!!!"

Revan hanya diam tanpa ekspresi. "Cepet pulang sana, aku juga mau pulang" ujar Revan meninggalkan Samsudin.

"WEI MASS TUNGGUIN SAMSUDINN!!," teriaknya seperti anak kecil yang ditinggal bapaknya. Pecah sudah rasa takut Samsudin. Untung saja ia tidak kencing dicelana.

Mereka berdua berboncengan pulang kerumahnya. Asal kalian tau saja, Samsudin adalah adik sepupu Revan.

"Mas, mosok tadi aku diliatin setan di WC!. Wah aku di ganggu!!!. Serius gak bo'ong!,"

"Halumu ketinggian, cari bini aja sana," sahut Revan dengan ekspresi dingin, ia meninggalkan adik sepupunya begitu saja, dan masuk kedalam rumah.

"Gila ya dasar es batu. Kayaknya aku lebih merinding kalo di sebelah Mas Revan, dingin banget!," gumamnya sendiri. Ia pun ikut memasuki rumahnya.

Didalam kamar, Revan yang sedang bersantai sebenarnya sedang memikirkan kalimat adiknya tadi.
"Mulai ganggu lagi?, jangan sampai kejadian itu terulang untuk kedua kalinya."

"Aku jadi teringat Almarhumah Raya." Revan mengusap gusar wajahnya.

***

"Diana diana kapan kamu mau cerita denganku!"

Aku lelah.

"Dianaa tolonglahh temani akuu"
"Akukan anak baik"

Aku lelah dengan duniaku.

YES or NOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang