MENGANTAR

6 2 0
                                    

Hii, jangan lupa vote + comment

Selamat membaca 🍂

****

Hidup memang sulit ditebak. Setelah 3 tahun perjalanan ku, akhirnya aku sampai di masa stagnan. Tanpa perkembangan apapun. Entah sudah berapa kali aku mencoba, semua berujung kegagalan. Semua buku itu terasa seperti tiada artinya. Setiap kata yang ada seolah sudah tertempel di kepalaku, mengingat semua topik di setiap halamannya bukanlah hal yang sulit. Tetapi tetap, dunia tidak membutuhkan orang tidak berbakat seperti ku.

Mungkin buku saja tidak cukup untuk menggapai mimpi. Dan karenanya aku bekerja sambilan untuk mendapatkan uang. Semua itu dilakukan untuk bisa belajar di tempat les terbaik. Keringat dan air mata tak lagi keluar dari tubuh ku. Semua sudah kering sejak berbulan-bulan yang lalu. Tetapi bagaimana hasilnya? Semuanya tetap nihil.

Atau bagaimana dengan doa? Aku telah selesai dengan semua itu. Selesai hingga di titik di mana aku mulai mengutuk takdir atas semua kegagalan yang ku hadapi. Rasanya seperti semua ini sudah direncanakan, aku memang dirancang untuk gagal. Tidak peduli seberapa keras usaha ku, tak peduli seberapa banyak doa ku sampaikan, apalah arti usaha dan doa apabila takdir tidak merestui.

Tetapi aku tidak akan berhenti. Tidak sebelum aku berhasil menggapai impian ku. Aku bersumpah di depan celengan babi yang belum pernah ku buka semenjak aku lulus SMA. Itu adalah tabungan ku untuk bisa menggapai impian. Dan langkah pertama yang harus ku ambil untuk menggapai impian itu, masuk universitas unggulan, "University of oxford".

​"Dek, dah makan?" tanya seorang pria paruh baya kepada ku. Pria itu menatap ku khawatir. Dengan alisnya yang sudah memutih dan wajahnya yang mulai dipenuhi kerutan.

​"Udah, pak. Ini cuman belajar sebentar doang kok, terus habis itu langsung tidur," jawab ku penuh kebohongan. 4 jam tidur memang menyalahi aturan yang sudah dibuat bapak untuk keluarga kami, tetapi apa mau dikata. Sekedar usaha saja tak cukup untuk mencapai apa yang ku mau.

Bapak menghela napas ringan. Dia berjalan ke arah meja dimana aku belajar dan menepuk pundak ku. "Dek, yang namanya takdir itu rahasia tuhan. Kalaupun nanti kamu masih belum diterima, Bapak yakin tuhan pasti punya rencana yang lebih baik buat kamu."

​"Iya, Pak. Aril percaya kok. Tapi yang namanya takdir juga kan perlu usaha. Jadi Aril bakalan belajar, biar gak nyesel di akhir."

Bapak mengangguk kecil, mengiyakan perkataan ku. Bapak sangat mengerti anaknya. Aku sudah besar, dan karenanya sangat sulit bagi nasehat bapak untuk bisa masuk ke dalam kepala ku. Atau bisa dibilang, aku sudah tumbuh menjadi anak yang keras kepala.

Bapak sejenak melihat buku catatan ku. Kemudian kembali menaruhnya di atas meja. "Makanannya bakalan bapak bawain ke kamar. Kamu jangan lupa istirahat," ucap bapak sembari meninggalkan kamar.

Aku tersenyum. Kata "Bapak sangat mengerti anaknya" bukanlah sebuah kebohongan. Tak lama bapak kembali. Membawa sebuah piring berisikan nasi dan ayam goreng masakan ibu. Bapak menaruh piring itu di atas meja. Aku memeluk bapak pelan, kemudian bapak kembali pergi.

​Makanan itu ku makan di atas lantai pualam kamar. Aku tak tega untuk makan di atas meja, khawatir kalau makanan ku akan jatuh dan mengotori buku. Waktu berselang. Piring itu kini bersih tanpa ada makanan yang tersisa. Masakan ibu memang tidak ada bandingannya. Sangat nikmat, apalagi dikala melepas penat.

Aku kembali melanjutkan kegiatan ku. Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Aku biasa tidur pukul 12 malam, kemudian kembali terbangun pukul 4 pagi untuk kembali belajar 1 jam dan kemudian bersiap-siap untuk beraktivitas.

Pagi pun tiba. Di meja makan, Sri―adik ku, sudah duduk manis di sana, menyantap makanan yang ibu masak. Kali ini menu nya adalah telor balado dengan tempe orek. Tak lama bapak pun menyusul bersama ibu. Bapak memang seringkali meminta ibu memakaikan dasi kepadanya, sehingga bapak dan ibu selalu menjadi yang terakhir sampai di meja makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARCHIPELAGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang