Lisa sudah 4 tahun menetap di Swiss,ia melanjutkan studi S2 nya. Tidak ada siapapun yang tahu soal kepergian Lisa kecuali keluarganya. Dan satu sahabatnya,Rose. Rose pun tidak diberitahu detail,Lisa hanya bilang "gue akan baik-baik aja disana,lo gak usah khawatir dan jangan kasih tahu siapapun kecuali mereka nanya soal gue" bahkan Rose yang biasa disapa Chaeng itu diberitahu Lisa soal kepergiannya setelah ia sampai di Swiss,dan semenjak hari itu Lisa hilang kabar bagai ditelan bumi. Lisa pergi bukan semata mata untuk melanjutkan studi,bisa dibilang Lisa pergi healing berkedok studi. Rose memang sudah tahu niat sahabatnya itu,sejak berkuliah dulu ia sudah membahas hal ini,sedikit candaan terlontar ketika Chaeng menanyakan mengapa ia membahas itu padahal masih jauh kenyataannya,kata Lisa "biar lo udah siap kalau tiba-tiba gue tinggal nanti". Dan benar saja Chaeng seperti biasa saja hal ini terjadi,yang diluar ekspetasinya adalah,Lisa benar-benar menghilangkan diri dari semua orang termasuk dirinya,ia kira itu dulu hanya angan-angan halu Lisa tapi ternyata dia benar benar melakukannya. Perkataannya soal "gue juga bakal ilang dari lo sampai waktu yang ga ditentukan nanti" benar adanya.
Kata Lisa dulu,di tempat ini dia banyak sakit hati dan banyak mendapat kekecewaan. Ia seperti ada dan tiada di mata seseorang.-----------
Zurich,Swiss.
Lisa hanya terdiam di meja kerjanya. Iya,ia dengan cepat mendapat pekerjaannya setelah ia lulus S2. Hidupnya pun telah berubah total. Ia sekarang semakin sehat,jiwa dan raganya. Setelah 2 tahun di Swiss,ia rutin berkonsultasi ke Psikolog dan perlahan ia menjadi diri yang lebih baik lagi. Di hati kecilnya,ia merindukan Indonesia. Merindukan keluarganya. Merindukan sahabatnya. Tapi ia takut,takut luka itu kembali menggores hatinya.
"Lisa?" seseorang menyadarkan Lisa dari lamunannya.
"Yes?"
"You okay? Gue liat lo banyak ngelamun akhir-akhir ini" ucap pria tersebut.
"Ya,i'm okay. Lagi homesick aja kayaknya haha"
"Ya balik gih. Udah 4 tahun lo ga balik-balik. Betah apa gimana disini?" Kekeh pria tersebut.
"Hahaha,ya kan lo tau Bam kerjaan gue susah ditinggal"
"Iya deh si paling sibuk" Bambam tertawa.
Bambam,senior nya di kantor juga seniornya di kampus yang sama-sama berasal dari Indonesia. Bedanya,Bambam dari Yogya sementara Lisa dari Jakarta. Lisa mengenal Bambam dari organisasi di kampus yang ia ikuti,disana Bambam menjadi Wakil ketua organisasi tersebut.
"Eh gimana tawaran bos yang minta lo menetap disini? Mau lo terima?" Tanya Bambam.
Lisa seminggu yang lalu ditawari naik jabatan tetapi mau tidak mau Lisa harus menetap di Swiss karena pekerjaannya tentu semakin padat dan rumit. Tetapi Lisa meminta waktu untuk memikirkannya.
"Gue masih bingung Bam..."
"Saran gue sih,senyamannya lo aja. Lo konsul juga ke keluarga. Keluarga lo setuju apa ga kalau lo menetap disini. Karena ini bukan soal setahun dua tahun Lis,ini seumur hidup"
"Gue udah bilang ke mereka. Mereka mintanya gue tetep jadi WNI aja. Tapi kalo gue terima gajinya lumayan kan?"
"Lis soal materi lo bisa cari. Gaji lo sekarang aja lebih dari cukup kan. Tapi keluarga,gak ada yang bisa gantiin. Mereka mungkin ga rela lo menetap karena nantinya lo semakin jarang pulang,sekarang aja lo udah 4 tahun gak pulang kan?. Mereka butuhnya lo Lis,bukan uang. Kan lo yang bilang,lo tuh harapan terakhir keluarga. Yaudah lo kasih semuanya,materi juga kasih sayang. Buktiin even lo kerja banting tulang,lo masih ada buat mereka kapanpun mereka butuhin lo. Lo lupa sama janji lo buat ponakan-ponakan lo? Lo akan ada buat mereka,menyediakan pundak buat mereka,lo bersedia jadi rumah buat mereka,tapi lo malah betah gini disini. Mereka maunya meluk lo langsung Lis,bukan sekedar video call"