Jennie menghembuskan nafasnya berat. Ia lagi-lagi menerima laporan sebuah foto Lisa sedang bersama perempuan lain. Entah benar atau tidak. Masih ada keraguan di hatinya,karena selama ini Lisa selalu bertingkah manis padanya dan lagi bukti foto ini bukanlah satu perempuan melainkan berganti-ganti.
Daripada cemas,ia langsung menyambangi apartemen kekasihnya yang tidak begitu jauh. Meskipun hujan,Jennie tetap memaksakan diri daripada ia tidak tenang.
Jennie melajukan mobilnya,begitu sesampainya di parkiran apartemen Lisa. Ia melihat mobil Lisa yang juga baru saja terparkir. Namun,Lisa tidak sendiri. Ia bersama perempuan yang tidak Jennie kenali. Tidak menunggu lama Jennie langsung menghampiri keduanya.
"Lisa" panggil Jennie.
Lisa menoleh dan agak sedikit terkejut. "Nini,what are you doing here? Kenapa ga bilang mau kesini?"
"Biasanya juga aku ga bilang. Kenapa? Dia siapa Lisa?"
"Maksudnya kan biar aku jemput sekalian tadi. Lagian ini hujan,kamu nyetir sendirian,kalau kenapa napa gimana Nini"
"Lisa,dia siapa? Dan ngapain kamu sama dia? Ngapain kamu bawa ke apartemen? Dia ga punya rumah atau gimana?"
"Ekhem,maaf mba" perempuan itu mengulurkan tangannya. "Saya Nayeon,teman dekatnya Lisa"
Namun uluran tangan Nayeon itu tidak disambut dengan baik. "Nini.." tegur Lisa namun Jennie tetap acuh.
"Apa maksud dari teman baik Lisa?"
"Kita bisa omongin ini di mobil. Nayeon kamu boleh duluan"
"Wait,kenapa harus kita yang di mobil? Kamu suruh dia masuk ke apartemen kamu? Terus aku di mobil? Ada gila-gilanya kamu Lisa"
"Mba,kasih Lisa kesempatan untuk ngomong dulu. Jangan dicecer gitu,kasian. Pantes Lisa curhatnya sama saya terus. Ngeliat mba kayak gini,saya ngerti sih" ucap Nayeon dengan senyum sinisnya.
Lisa membelalakkan matanya. Jennie langsung menghampiri Nayeon dan menamparnya.
"JENNIE!" Bentak Lisa.
Jennie menoleh. "Li...? Kamu bentak aku? Demi perempuan ini?" Tanyanya dengan lirih.
"Awh Lisa,ini sakit" keluh Nayeon.
"Nini im sorry,maaf maaf bukan maksud bentak. Aku reflek,aku kaget. Maaf sayang maaf. Aku jelasin ya,kamu sal--" Jennie langsung mendorong Lisa sebelum menjelaskan apapun.
Ia langsung melajukan mobilnya entah kemana. Sementara Lisa menghampiri Nayeon sebelum menyusul Jennie.
"Beraninya kamu bicara seperti itu di depan calon istri saya. Kamu bukan siapa-siapa Nayeon. Bahkan kita hanya sebatas teman kerja. Dan saya tidak pernah menceritakan apapun tentang Jennie dengan kamu. Jika kamu berniat menghancurkan hubungan saya itu tidak akan bisa. Saya bekerja disana karena ayah kamu yang menawarkan dan lagi karena ayah kita berteman baik. Tapi bukan berarti kamu istimewa dimata saya Nayeon. Secepatnya saya akan mengundurkan diri."
"Aku suka kamu Lisa! Silahkan kamu mengundurkan diri. Aku akan bilang appa ku untuk memblacklist namamu di semua perusahaan. Dan kamu tidak akan bisa bekerja dimanapun Lisa"
"Terserah. Jika kamu lupa saya pewaris perusahaan Manoban. Saya tidak mau bekerja di sana karena saya tidak mau dibilang memanfaatkan keadaan orangtua saya. Maka dari itu saya menerima paksaan ayah kamu yang merekrut saya ke perusahaannya. Dan jangan lupa,perusahaan ayahmu bekerja sama dengan perusahaan Manoban. Jika kamu bisa mengancam saya seperti itu,saya juga bisa mengancam kamu dengan memblacklist perusahaan ayahmu dari kontrak kerjasama dengan perusahaan Manoban dan perusahaan-perusahaan lainnya Nayeon. Permisi" Lisa langsung melajukan mobilnya menyusul Jennie,untungnya Jennie tidak mematikan ponselnya jadi Lisa bisa melacaknya.
"Sialan. Awas kau Lisa" umpat Nayeon.
Jennie berhenti di sebuah taman,meskipun hujan sudah berhenti ia hanya duduk dan menangis di dalam mobil. Pikirannya kacau,ia takut terjadi apa-apa jika ia masih melajukan mobilnya. Jennie memyandarkan kepalanya ke stir mobil dan menangis tersedu. Dadanya terasa sesak.
Namun tiba-tiba ada ketukan di jendela. Ia mengangkat wajahnya ternyata itu Lisa. Jennie menurukan kaca jendela mobilnya.
"Ngapain kamu kesini? Mau marahin aku lagi?"
"No. Buka dulu ya pintunya. Please. Aku jelasin semuanya"
Akhirnya Jennie membuka kunci pintu mobilnya dan Lisa masuk ke bangku penumpang.
Lisa langsung memeluk Jennie meskipun Jennie memberontak dengan memukul dadanya terus-terusan.
"Ssst Ninii. Dengerin aku dulu please"
Perlahan rontaan Jennie mereda,ia membalas pelukan Lisa dan menangis di pundaknya. Setelah tangisannya mereda,Lisa berusaha menjelaskan.
"Nini. Dia Nayeon. Kamu inget kan aku dulu nerima tawaran kerja dari temennya papa? Nah itu anaknya yang punya perusahaan. Kita cuma sebatas temen kerja,aku juga cuma berusaha baik sama dia. Dan tadi yang dia omongin gak bener Nini. Aku bahkan gapernah ngobrol intense sama dia apalagi sampe ngomongin kamu. Dan tadi kita pulang bareng karena kata dia,dia baru aja pindah ke apartemen yang sama cuma beda unit dan mobil dia juga tadi katanya mogok makanya bareng aku. Sumpah Nini demi apapun aku gaada hubungan apapun. Maaf ya tadi bentak kamu,aku kaget,maaf sayang maaf"
Jennie melonggarkan pelukannya lalu meraih ponselnya dan menunjukkan beberapa foto yang ia dapat dari nomor tidak dikenal.
"Mereka semua siapa? Terus apa ini nomor Nayeon? Dia gapernah jawab pesanku tiap aku nanya dia siapa" tanya Jennie.
Lisa memperhatikan dengan seksama foto yang dikirimkan oleh anonim itu. Meskipun Jennie juga tidak yakin Lisa selingkuh karena foto-foto itu tidaklah begitu intim hanya sekedar duduk dan mengobrol. Jennie juga tidak sebodoh itu.
"Ini semua temen kerja aku di kantor sayang" Lisa juga mengeluarkan ponselnya untuk mencocokkan nomor itu dengan nomor Nayeon,dan ternyata benar.
"Dia memang bilang suka sama aku tadi sebelum aku nyusul kamu. Dia emang mau bikin hubungan kita hancur. Hon,kamu percaya aku kan?" Tanya Lisa sungguh-sungguh.
"I don't know..." jawab Jennie lirih. Ia takut jika suatu saat Lisa benar selingkuh.
"Okay. Biar kamu percaya. Sore ini aku akan bilang papa untuk lamar kamu. Aku akan kerumah kamu bilang ke orangtua kamu kalau kita bakal nikah secepatnya. Dan kamu bakal tinggal se rumah sama aku. Aku akan resign dari kantor itu dan gaakan tinggal di apartemen itu. Okay?"
Jennie hanya melongo mendengar penuturan Lisa. Melamarnya sore ini? Menikah secepatnya?
"Nini,mau kan jadi istri aku? Maaf aku ga kasih cincin sebagai tanda. Habis ketemu mama papa,kita langsung beli ya? Sekalian beli cincin nikahnya juga"
"Mau. Thank you Lisa" Jennie langsung memeluk Lisa erat.
Satset banget ya Li hahaha. Ada yang abis dari pawrisss terus pas konser abu dhabi clingy bgt aw udh gtu ada jenlisa vlog+chu unnie ya walaupun cuma secuil tp gpp dah bkin geter kok itu takutnya kalo satu video full jenlisa,kita semua pingsan,YG pengertian akan kesehatan shipper☺️🤣🙏