Pertemuan Pertama dan Terakhir

9 1 0
                                    

(Chat Wa)

(P)

(Apa oi?)

(Dimana?)

(Baru pulang kuliah gua, kenapa?)

(Ada waktu gak?)

(Ada, Mau di jemput tah?)

(Iya boleh sekalian ada yang mau gua omongin)

(Oke)

"Ya ampun Nita ngrepotin gua aja, kadang-kadang minta jemput lah, kadang-kadang minta bantuanlah, ada ada aja Hahaha.."

"Tapi lu seneng kan?"

"Apanya yang seneng, dia udah kayak sahabat gua sendiri sih"

"Gua juga sahabat lu masa gua minjem duit aja gak boleh"

"Gak gak ada, lu minjem duit terus, lagian lu itu sahabat cowok, dia ini kan cewek"

"Tapi sahabatan sama cewek bahaya woi, bisa timbul benih-benih cinta"

"Ah gak lah, kita cuman sahabatan, dah lah gua langsung ya, mau ketempat dia"

"Lah gua gimana?"

"Jalan kaki sana"

Arman melaju kencang dengan motornya meninggalkan temannya yang ingin pulang juga.

"Wah gila anak itu"

Itu benar, aku dan Nita sudah bersahabat sejak lama, semua bermula saat pertemuan kita di sekolah, saat itu aku sekelas dengannya.

~

"Baiklah anak-anak kita akan membagi tugas secara berkelompok berpasangan ya, ibu akan umumkan kelompoknya" kata Wali kelas kami.

"Arman dan Nita kalian satu kelompok ya, yang satu kelompok silahkan langsung duduk semeja." lanjut kata wali kelas kami.

"Wah Arman sial banget, dia sama cewek gila itu"
"Wah sial kalau gua sih mending ngundurin diri"
"Awas hati-hati dimakan bro"

Kalau bisa ngundurin diri sih udah dari tadi, tapi ini pelajaran penting.

"Gua sekarang kelompok lu, lu yang kerja gua yang presentasi, selesai." katanya.

Aku tidak pernah berpikiran kalau kita bisa akrab.

"Woi bantu juga dong, ini kan tugas kelompok, kita cari bareng-bareng" kataku.

"Iya iya nanti gua bantu, lu gak usah jauh-jauh gitu juga, gak akan gua makan" kata dia lagi

"Oh iya maaf gua kira lu beneran makan orang"

Ctak!

Suara penggaris nyaring saat di pukulkan ke tangan Arman.

"Aduh sakit, apaan lu ini?"

"Fokus, pelajaran udah mulai"

"Gua juga tau, cewek galak"

Semenjak itu aku sering kena pukul penggarisnya sampai tanganku merah.

Kata Tak TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang