"Kain merah jambu?" batinku, kala netraku tak sengaja melihat kain merah jambu di kursi belakang melalui spion dalam mobil.
Berdeham, mencoba untuk mengubur rasa penasaran agar tak kentara, aku lantas bertanya, "Abang dari mana?"
"Kerjalah, Sayang." Randy, suamiku menjawab seraya sekilas menoleh ke arahku. "Kamu ga liat, ini aku masih pake baju kantor?" lanjutnya, membuat pandanganku kini tertuju pada apa yang ia kenakan.
Ya, emang benar, Mas Randy masih mengenakan pakaian kantor. Bahkan saat aku menelpon untuk memintanya menjemput, karena taksi online yang kupesan terus meng-cancel, ia masih berada di kantor.
"Tumben, tadi pulang lambat. Biasanya jam empat sore udah pulang," selidikku, mengingat ini sudah pukul lima sore. "Bentar! Ini dasinya, kok, ga ada? Ke mana?"
Dasi biru muda yang kupasangkan di kerah bajunya menghilang entah ke mana. Padahal selama lima tahun dasi itu tak pernah lepas sebelum sampai di rumah. Itupun aku yang melepasnya.
Tak kunjung menjawab. Gelagat Mas Randy yang aneh membuatku semakin curiga. Aku paham betul sosok itu tak pandai berbohong.
"Stop, mas! Stop!" Aku menggerakkan tangan ke arahnya, meminta sosok itu untuk menghentikan mobil. "Aku mau turun di sini!"
"La, aku bisa jelasin semuanya!"
Satu sudut bibirku terangkat. See? Kalimat yang ia lontarkan seakan menjawab semua kecurigaanku.
"Lima tahun kita hidup bersama, Mas! Aku tahu kamu ga pernah bisa berbohong. Tapi aku baru tahu, kalau ternyata kamu pandai menyembunyikan sesuatu." Aku turun dari mobil yang diikuti olehnya.
"Maaf, La! Maaf!" Rambut yang sedikit gondrong itu bergerak kala angin menyapanya, sama seperti dulu saat ia menyatakan cinta padaku.
Cintaku padanya masih utuh, bahkan sampai sampai saat ini. Namun, untuk kembali percaya dan membangun apa yang sudah hancur, aku tak akan pernah bisa.
"Biarlah jembatan kayu ini yang menjadi saksi pertemuan pertama dan terakhir bagi kita. Semoga kamu bahagia bersama Si Pemilik Kain Merah Jambu tanpa dihantui karma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuk, Main Masak-masak
Short StoryCerbung ini diikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh penerbit Bougenvillea Publisher Cabang Bekasi dalam memperingati HUT RI ke-77.